Momen HUT ke-80 RI: Menteri Pertanian Optimis Indonesia Capai Swasembada Pangan Tahun Ini
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yakin Indonesia raih Swasembada Pangan di tahun kemerdekaan ke-80. Akankah target ambisius ini terwujud?
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia akan mencapai swasembada pangan pada tahun ini. Pernyataan ini disampaikan bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Beliau menegaskan momentum kemerdekaan harus dimanfaatkan untuk lompatan besar di sektor pangan.
Target ambisius ini diyakini dapat terealisasi berkat dukungan penuh dari Presiden Prabowo Subianto. Selain itu, kerja keras seluruh jajaran Kementerian Pertanian dan para petani di lapangan juga menjadi faktor penentu keberhasilan. Upaya kolektif ini menjadi fondasi utama dalam mewujudkan cita-cita ketahanan pangan nasional.
Amran Sulaiman menambahkan, proyeksi surplus produksi beras nasional mencapai 4,86 juta ton pada September 2025. Kondisi ini diperkuat dengan stok beras di Bulog yang telah menyentuh angka 4,2 juta ton, menjadi catatan tertinggi dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Proyeksi Surplus Beras dan Penguatan Stok Nasional
Kementerian Pertanian memproyeksikan surplus produksi beras nasional akan mencapai 4,86 juta ton pada September 2025. Angka ini menunjukkan optimisme tinggi terhadap kemampuan produksi dalam negeri. Proyeksi ini menjadi indikator kuat bahwa pasokan beras akan mencukupi kebutuhan domestik.
Selain itu, stok beras yang dikelola oleh Perum Bulog telah mencapai 4,2 juta ton. Jumlah ini merupakan rekor tertinggi yang pernah tercatat dalam sejarah Indonesia merdeka. Ketersediaan stok yang melimpah ini memberikan jaminan stabilitas harga dan pasokan di pasar.
Indikator lain yang menunjukkan peningkatan kesejahteraan petani adalah Nilai Tukar Petani (NTP) yang naik 122 persen. Angka ini melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah. Peningkatan NTP mencerminkan daya beli petani yang membaik dan kondisi ekonomi sektor pertanian yang positif.
Peningkatan Kinerja Internal dan Pengakuan Internasional
Kementerian Pertanian berhasil meraih kembali Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Capaian ini merupakan predikat audit terbaik, setelah sebelumnya berada pada posisi Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Ini menunjukkan perbaikan signifikan dalam pengelolaan keuangan dan akuntabilitas.
Reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Pertanian juga mencatat lompatan besar. Indeks reformasi birokrasi meningkat dari 79,64 menjadi 85,12. Peningkatan ini mencerminkan upaya serius dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang lebih efektif dan efisien.
Survei Penilaian Integritas (SPI) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga menunjukkan peningkatan. Skor SPI naik dari 66,79 menjadi 74,46. Capaian ini menegaskan komitmen Kementerian Pertanian dalam memerangi korupsi dan meningkatkan integritas.
Prestasi ini tidak hanya diakui di tingkat nasional, tetapi juga mendapat apresiasi dari berbagai lembaga internasional. United States Department of Agriculture (USDA), Food and Agriculture Organization (FAO), dan Badan Pusat Statistik (BPS) telah memberikan pengakuan atas kemajuan sektor pertanian Indonesia.
Kontribusi Indonesia Terhadap Stabilitas Pangan Global
Sejak Januari 2025, Indonesia telah menghentikan impor beras. Kebijakan ini memiliki dampak signifikan terhadap harga beras global. Harga beras dunia dilaporkan turun dari USD460 menjadi USD370 per ton setelah keputusan tersebut.
Langkah ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya fokus pada ketahanan pangan domestik. Namun, juga berperan aktif dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di kancah internasional. Ini menegaskan posisi Indonesia sebagai pemain penting dalam rantai pasok pangan global.
Menteri Amran Sulaiman menekankan bahwa petani Indonesia tidak hanya meningkatkan kesejahteraan bangsa. Mereka juga berkontribusi besar dalam menjaga stabilitas pangan dunia. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi negara yang berdaulat pangan.
Beliau menegaskan, tanpa pangan, sebuah negara dapat menghadapi masalah serius. Dengan mencapai swasembada pangan, bangsa ini akan berdiri tegak dan mandiri. Inilah makna sejati dari swasembada yang akan dicapai Indonesia tahun ini.