Multilateralisme: Kunci Penguatan Daya Tawar Indonesia Hadapi Kebijakan Trump?
Strategi multilateralisme dinilai dapat meningkatkan daya tawar Indonesia dalam menghadapi kebijakan tarif proteksionis Presiden AS Donald Trump, khususnya melalui kerja sama ASEAN+3.
Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Peneliti CIPS, Krisna Gupta, menilai strategi multilateralisme sebagai kunci peningkatan daya tawar Indonesia menghadapi kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. Pernyataan ini disampaikan dalam diskusi daring pada Rabu, 15 Mei, di Jakarta. Hal ini penting karena kebijakan tarif resiprokal AS menciptakan dilema bagi negara-negara, mendorong strategi bilateral yang kurang efektif. Dengan bersatu, negara-negara dapat menghadapi AS dengan kekuatan yang lebih besar.
Indonesia, melalui berbagai forum internasional seperti Pertemuan Tahunan ADB ke-58 di Milan (3-6 Mei 2025), telah secara aktif menyerukan penguatan multilateralisme. Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono menekankan pentingnya multilateralisme dalam menghadapi ketidakpastian global dan kerentanan rantai pasok. Hal ini sejalan dengan upaya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang mendorong ASEAN+3 sebagai peredam ketegangan global.
Langkah ini didorong oleh situasi prisoners dilemma yang diciptakan oleh kebijakan tarif AS. Setiap negara cenderung mengambil langkah bilateral, namun kerjasama multilateral, khususnya ASEAN+3 (ASEAN + Jepang, Korea Selatan, dan China), dinilai lebih efektif dalam menghadapi tekanan dari AS. Kerjasama ini memanfaatkan pengalaman negara seperti Jepang yang pernah menghadapi situasi serupa pada era 80-an.
ASEAN+3: Benteng Pertahanan Ekonomi Kawasan
Krisna Gupta menekankan pentingnya kerja sama ASEAN+3. Menurutnya, persatuan negara-negara di kawasan ini akan meningkatkan daya tawar dalam menghadapi tarif dagang Trump. Kedekatan budaya, geografis, dan sejarah antar negara ASEAN+3 menjadi fondasi kuat untuk menciptakan stabilitas dan kesejahteraan di kawasan. Kerjasama ini bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga tentang keamanan dan stabilitas regional.
Indonesia telah aktif memperkuat kerja sama perdagangan dengan Jepang di wilayah ASEAN. Pengalaman Jepang dalam menghadapi perang dagang dengan AS di masa lalu menjadi referensi berharga bagi Indonesia. Kerjasama ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global secara kolektif.
Dengan bersatu, negara-negara ASEAN+3 dapat menciptakan strategi yang lebih efektif dan mengurangi dampak negatif dari kebijakan proteksionis AS. Hal ini sejalan dengan prinsip saling menguntungkan dan mendorong pertumbuhan inklusif.
Multilateralisme: Solusi Menghadapi Ketidakpastian Global
Pernyataan para pejabat pemerintah Indonesia di berbagai forum internasional menunjukkan komitmen kuat terhadap multilateralisme. Wakil Menteri Keuangan dan Menteri Keuangan menekankan pentingnya kerjasama internasional dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Mereka melihat multilateralisme sebagai solusi untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Penguatan multilateralisme tidak hanya sebatas menghadapi kebijakan AS, tetapi juga sebagai strategi untuk menghadapi berbagai tantangan global lainnya. Kerjasama internasional sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mengurangi ketimpangan.
Indonesia, melalui partisipasinya dalam berbagai forum internasional, menunjukkan kepemimpinan dalam mendorong kerjasama regional dan global. Hal ini sejalan dengan upaya Indonesia dalam memperkuat posisi di kancah internasional.
Strategi ini juga menekankan pentingnya kerjasama antar negara berkembang dalam menghadapi negara maju yang menerapkan kebijakan proteksionis. Dengan bersatu, negara berkembang dapat menciptakan keseimbangan kekuatan dan mengurangi dampak negatif dari kebijakan tersebut.
Kesimpulan
Strategi multilateralisme, khususnya melalui kerja sama ASEAN+3, menawarkan solusi yang efektif bagi Indonesia dalam menghadapi kebijakan proteksionis AS. Kerjasama ini tidak hanya meningkatkan daya tawar ekonomi, tetapi juga memperkuat stabilitas dan kesejahteraan regional. Komitmen Indonesia terhadap multilateralisme menunjukkan kepemimpinan dalam menghadapi tantangan global dan menciptakan masa depan yang lebih baik.