Terobosan Baru Kemenhub: Integrasi Stasiun KA Sulsel dengan Pelabuhan dan Terminal untuk Efisiensi Logistik
Kemenhub gencar lakukan integrasi Stasiun KA Sulsel dengan pelabuhan dan terminal. Simak bagaimana langkah ini akan mendongkrak ekonomi dan logistik di Sulawesi Selatan!

Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengumumkan rencana strategis. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan segera mengintegrasikan Stasiun Kereta Api Sulawesi Selatan (KA Sulsel) dengan fasilitas pelabuhan dan terminal. Langkah ini bertujuan memperlancar konektivitas antarmoda di wilayah tersebut.
Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi logistik secara signifikan. Selain itu, integrasi ini juga diproyeksikan mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan Sulawesi Selatan secara berkelanjutan. Menhub Dudy menyampaikan hal ini saat meninjau penyelenggaraan transportasi kereta api Makassar-Pare Pare.
Kunjungan Menhub pada Selasa (13/8) di Sulawesi Selatan tersebut juga mengecek rencana induk Stasiun KA Sulsel. Rencana induk ini akan menjadi panduan untuk mewujudkan integrasi antarmoda yang komprehensif di berbagai titik vital. Integrasi ini merupakan bagian dari visi jangka panjang pengembangan transportasi.
Detail Integrasi Antarmoda di Sulawesi Selatan
Menhub Dudy menegaskan bahwa master plan kereta api di Sulawesi Selatan telah dirancang dengan cermat. Rencana ini akan memastikan stasiun terintegrasi langsung dengan Pelabuhan Garongkong dan Pelabuhan New Port. Selain itu, integrasi juga akan mencakup terminal bus utama di wilayah tersebut.
Salah satu titik integrasi penting adalah Stasiun Mandai, yang akan terhubung dengan terminal bus. Rencananya, Terminal Bus Integrasi Mandai akan dibangun di lahan kawasan Stasiun Mandai. Dari total lahan 16,4 hektare, 2,5 hektare akan dialokasikan untuk terminal terintegrasi, sementara 10,4 hektare untuk kantor operasional dan fasilitas pendukung, serta 2,5 hektare untuk rumah susun pegawai.
Titik integrasi lain yang krusial adalah Stasiun Garongkong dengan Pelabuhan Garongkong. Kawasan Garongkong yang memiliki luas total 46,6 hektare akan menjadi pusat pengembangan. Sebagian besar lahan, sekitar 43,9 hektare, akan digunakan untuk pengembangan Stasiun Garongkong, kawasan konsolidasi, dan integrasi langsung dengan pelabuhan. Kantor KSOP Garongkong juga akan ditempatkan di area ini.
Pengembangan integrasi Stasiun Mandai dengan Makassar New Port juga sedang dalam proses. Meskipun masih dalam tahap pembebasan lahan, proyek ini menjadi bagian vital dari rencana jangka panjang. Menhub menyatakan bahwa rencana induk jangka panjang Kereta Api Sulawesi Selatan ini sudah sangat baik dan akan terus dibangun secara bertahap.
Perkembangan dan Antusiasme Pengguna Kereta Api Makassar-Pare Pare
Hingga saat ini, jalur kereta api Makassar-Pare Pare telah terbangun sepanjang 123 kilometer. Jalur ini meliputi 58,4 km di Kabupaten Barru, 45,9 km di Kabupaten Pangkep, dan 18,7 km di Kabupaten Maros. Pembangunan infrastruktur ini menjadi tulang punggung konektivitas di Sulawesi Selatan.
Menhub Dudy menyoroti peningkatan jumlah penumpang kereta Makassar-Pare Pare yang signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2023, total penumpang mencapai 214.720 orang, kemudian meningkat menjadi 281.442 penumpang pada tahun 2024. Data per Juli 2025 menunjukkan angka 181.895 penumpang, mengindikasikan tren positif yang berkelanjutan.
Peningkatan jumlah penumpang ini menjadi bukti nyata tingginya antusiasme dan kebutuhan masyarakat akan moda transportasi kereta api. Menhub menegaskan bahwa kondisi ini sangat layak untuk terus dikembangkan. Tingkat kepuasan masyarakat juga menunjukkan peningkatan, dari 3,1 pada tahun 2023 menjadi 3,34 pada tahun 2024, dengan skala penilaian 4.
Data ini memperkuat komitmen pemerintah untuk terus mengembangkan infrastruktur transportasi yang modern. Pengembangan ini tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada peningkatan kualitas layanan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mewujudkan sistem transportasi yang terintegrasi dan efisien.