KAI Perkuat Konektivitas Sumut: Dorong Mobilitas dan Efisiensi Logistik
PT Kereta Api Indonesia (KAI) meningkatkan konektivitas di Sumatera Utara melalui layanan penumpang dan barang, mendukung mobilitas masyarakat dan efisiensi logistik serta pertumbuhan ekonomi regional.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI telah mengumumkan penguatan konektivitas di Sumatera Utara (Sumut) melalui berbagai layanan angkutan penumpang dan barang. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan mobilitas masyarakat, efisiensi logistik, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan integrasi wilayah. Pengumuman tersebut disampaikan oleh Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, di Jakarta pada Jumat, 16 Mei.
Menurut Anne Purba, "KAI terus memperluas perannya dalam membangun konektivitas antardaerah di Sumatera Utara." Penguatan konektivitas ini dilakukan melalui layanan angkutan penumpang dan barang, pengelolaan jalur rel aktif, serta kolaborasi dengan pemerintah melalui program public service obligation (PSO) dan perintis. KAI berperan sebagai pendorong mobilitas dan logistik yang inklusif dan efisien.
KAI Divisi Regional I Sumatera Utara mengelola jalur rel aktif sepanjang 479,309 kilometer (km’sp) yang menjangkau wilayah Sumatera Utara dan sebagian Aceh. Terdapat 43 stasiun aktif di 13 kabupaten/kota di Sumatera Utara dan tiga stasiun di Aceh dengan total panjang rel 29,450 km’sp. Kenaikan signifikan terlihat pada volume angkutan penumpang, yang mencapai 873.114 penumpang pada periode Januari hingga April 2025, meningkat 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Peningkatan Layanan Penumpang dan Angkutan Barang
Layanan kereta api bersubsidi seperti KA Putri Deli (Medan–Tanjung Balai), KA Siantar Ekspres (Medan–Siantar), dan KA Datuk Belambangan (Tebing Tinggi–Lalang) mencatat total 1,7 juta penumpang sepanjang tahun 2024. Sementara itu, KA Perintis Cut Meutia di Aceh terus menghubungkan kawasan pedalaman dengan pusat kegiatan ekonomi. KAI juga menghadirkan beragam layanan lainnya, termasuk KA Sribilah Utama yang melayani rute Medan–Rantau Prapat dengan kelas campuran Eksekutif, Bisnis, dan Ekonomi, serta KA lokal dan ekonomi untuk masyarakat di jalur pendek dan menengah.
Kota Medan menjadi kota pertama di luar Jawa yang memiliki KA Bandara, dengan jalur Medan–Kualanamu terintegrasi dengan moda transportasi lain. Integrasi ini memperkuat simpul konektivitas perkotaan dan regional. Jaringan kereta aktif mendukung pergerakan penumpang dan logistik di 13 kabupaten/kota, memperluas akses ke layanan publik, pasar, dan pusat pendidikan, serta meningkatkan daya saing daerah.
Tidak hanya penumpang, volume angkutan barang hingga April 2025 juga mencapai 263.762 ton, relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya (264.308 ton). KAI berkomitmen menjaga keandalan layanan logistik rel, yang menjadi andalan sektor industri.
Sei Mangkei: Simpul Logistik Penting
Sei Mangkei menjadi simpul logistik penting yang terhubung langsung ke dua pelabuhan strategis: Sei Mangkei – Pelabuhan Kuala Tanjung (41,212 km’sp) dan Sei Mangkei – Pelabuhan Belawan (141,853 km’sp). Dengan dukungan subsidi BBM, angkutan barang berbasis kereta api menjadi alternatif logistik yang efisien dan rendah emisi, mendukung kebijakan dekarbonisasi sektor transportasi.
Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei memiliki potensi besar untuk pertumbuhan angkutan barang di masa mendatang. Pengembangan jalur dan fasilitas pendukung diharapkan menjadikan wilayah ini sebagai pusat logistik berbasis rel di Sumatera bagian utara. KAI terus berupaya meningkatkan konektivitas dan efisiensi logistik di Sumut guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
"Dengan berbagai upaya yang dilakukan, KAI optimistis dapat terus berkontribusi pada peningkatan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara," tutup Anne Purba.