Optimalisasi KEK Bitung Dorong Ekspor, Arus Petikemas Naik 21 Persen
Optimalisasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung di Sulawesi Utara ditargetkan mendongkrak ekspor dan impor, ditandai dengan peningkatan arus petikemas di TPK Bitung sebesar 21,21 persen di triwulan I/2025.
Bitung, Sulawesi Utara, 7 Mei 2025 - Optimalisasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung di Sulawesi Utara diharapkan mampu meningkatkan kegiatan ekspor dan impor komoditas unggulan daerah. Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Harian Kepala Terminal Petikemas (TPK) Bitung, Muhammad Habibi, saat ditemui di TPK Bitung pada Rabu, 7 Mei 2025. KEK Bitung, dengan target pengembangan area seluas 2.500 hektare, bertujuan untuk mendukung arus ekspor dan impor yang lebih lancar.
Habibi menjelaskan bahwa saat ini, berbagai upaya promosi tengah dilakukan bersama pemangku kepentingan terkait untuk menarik lebih banyak investor dan industri masuk ke KEK Bitung. Meskipun KEK ini masih dalam tahap pengembangan, beberapa industri telah beroperasi, salah satunya pabrik pengolahan kertas yang telah berkontribusi signifikan terhadap ekspor ke negara-negara seperti China, Vietnam, dan Malaysia sejak tahun 2023. Namun, Habibi mengakui bahwa jumlah industri di KEK Bitung masih sedikit dan area yang terpakai belum maksimal.
Potensi KEK Bitung sangat besar. Letaknya yang strategis, terhubung dengan jalan tol Manado-Bitung, dekat dengan pelabuhan dan bandar udara, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri logistik, perikanan, petrokimia, penyediaan infrastruktur kawasan, dan pengolahan kelapa. Indonesia sendiri telah memiliki 24 KEK yang tersebar di berbagai sektor, baik industri maupun pariwisata, dengan tujuan utama mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan peningkatan daya saing internasional.
Peningkatan Arus Petikemas di TPK Bitung
Data menunjukan peningkatan signifikan arus petikemas di TPK Bitung. Pada triwulan I/2025, realisasi arus petikemas mencapai 74.928 twenty foot equivalent units (TEUs), meningkat 21,21 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu (61.816 TEUs). Tren positif ini berlanjut dari tahun 2024, di mana TPK Bitung mencatatkan handling petikemas sebanyak 280.699 TEUs, naik 10,37 persen dibandingkan tahun 2023 (254.643 TEUs).
Peningkatan ini menunjukkan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. KEK Bitung, dengan berbagai fasilitas dan kemudahan yang ditawarkan, diharapkan mampu menarik investasi yang lebih besar lagi dan berkontribusi pada peningkatan ekspor Sulawesi Utara. Pemerintah daerah dan pihak terkait terus berupaya untuk mengoptimalkan potensi KEK Bitung agar dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
Keberhasilan KEK Bitung juga bergantung pada sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Kerja sama yang baik akan menciptakan iklim investasi yang kondusif dan menarik minat investor untuk berinvestasi di KEK Bitung. Dengan dukungan semua pihak, KEK Bitung berpotensi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sulawesi Utara.
Lebih lanjut, peningkatan infrastruktur dan konektivitas di sekitar KEK Bitung juga menjadi faktor penting dalam menarik investasi. Jalan tol Manado-Bitung misalnya, memudahkan aksesibilitas ke KEK Bitung, sehingga menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di kawasan tersebut. Dengan demikian, optimalisasi KEK Bitung diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Sulawesi Utara.
Target Pengembangan KEK Bitung
- Pengembangan area seluas 2.500 hektare
- Menarik minat investasi di sektor logistik, perikanan, petrokimia, infrastruktur, dan pengolahan kelapa
- Meningkatkan ekspor komoditas unggulan Sulawesi Utara
- Mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan KEK Bitung dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sulawesi Utara dan berkontribusi pada peningkatan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Peningkatan arus petikemas di TPK Bitung menjadi indikator positif atas perkembangan KEK Bitung dan potensi pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.