BI Dampingi UMKM Jabar Ekspor, Sasar Pasar Non-Tradisional
Bank Indonesia (BI) Jabar dampingi 15 UMKM fashion untuk ekspor, sasar pasar non-tradisional seperti Afrika dan Timur Tengah, hadapi tantangan ekonomi global.

Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Barat (Jabar) gencar mendampingi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) unggulan untuk meningkatkan ekspor produk Jabar. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memperkuat perekonomian daerah di tengah tantangan ekonomi global. Pendampingan intensif ini dilakukan mengingat pentingnya peran UMKM dalam menopang pertumbuhan ekonomi Jawa Barat.
Salah satu program unggulan BI Jabar adalah fasilitasi bagi UMKM di sektor fashion. Sebanyak 15 UMKM telah mengikuti pelatihan intensif di ESMOD Jakarta, sebuah lembaga pendidikan mode ternama. Dari 200 UMKM yang diseleksi, 15 UMKM ini terpilih untuk mengikuti program pendampingan ekspor. Deputi Kepala Perwakilan BI Jabar, Muslimin Anwar, mengungkapkan harapannya agar program ini mampu mendorong peningkatan ekspor produk fashion Jabar.
"Mereka telah melakukan ujian karya dan kita berharap ekspornya meningkat. Tahun lalu ada 30 peserta dan 15 bisa ekspor. Tahun ini ada sekitar 50 peserta untuk didampingi ekspor coaching," ujar Muslimin dalam acara Kick Off West Java Economic Society (WJES) 2025 di Bandung, Rabu (7/5).
Ekspansi Pasar Non-Tradisional
BI Jabar menargetkan UMKM Jabar untuk merambah pasar non-tradisional seperti Afrika dan Timur Tengah. Langkah ini dinilai penting untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional dan menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Namun, perlu dukungan berbagai pihak agar UMKM dapat sukses menembus pasar ini.
"Namun dengan beberapa persyaratan misalnya kita bisa melakukan korespondensi atau perbankannya dapat mendukung dengan dikeluarkannya Letter of Credit (LC) atau Surat Kredit Berdokumen (SKD) untuk transaksi perdagangan internasional dapat diterima, termasuk permasalahan hukumnya," jelas Muslimin. BI Jabar berkomitmen untuk membantu UMKM dalam mengatasi berbagai kendala yang mungkin dihadapi, termasuk dalam hal perbankan dan regulasi.
Pendampingan ini meliputi berbagai aspek, mulai dari pelatihan manajemen ekspor, hingga akses pembiayaan dan bantuan hukum. BI Jabar berharap dengan dukungan yang komprehensif ini, UMKM dapat meningkatkan daya saingnya di pasar internasional.
Tantangan global seperti terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden AS berdampak pada ekspor Jabar, khususnya sektor tekstil, alas kaki, karet, dan elektronik. Namun, BI Jabar optimistis tekanan ini dapat diatasi dengan strategi diversifikasi pasar dan peningkatan permintaan domestik.
Pertumbuhan Ekonomi Jabar Tetap Positif
Meskipun terdapat tantangan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan I 2025 tetap positif, tumbuh 4,98 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional (4,7 persen). BI Jabar memprediksi pertumbuhan ekonomi Jabar pada 2025 berada di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen.
"Meskipun melambat dari perkiraan kami sebelumnya sejalan dengan perlambatan yang terjadi di global dari 3,2 persen menjadi 2,9 persen pada tahun 2025. Amerika dan China sebagai seteru daripada trade war ini juga mengalami koreksi, Amerika dari 2,3 persen menjadi 2 persen dan China dari 4,6 persen menjadi 4,0 persen," tutur Muslimin. BI Jabar optimistis pertumbuhan ekonomi Jabar tetap kuat meskipun ada perlambatan ekonomi global.
BI Jabar akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jabar, pemerintah kota/kabupaten, dan kantor pusat BI untuk merumuskan strategi yang tepat dan responsif terhadap perkembangan ekonomi global. WJES, yang kini memasuki edisi keenam, menjadi salah satu platform penting untuk berkolaborasi dan berbagi strategi.
Penurunan Ekspor Jabar
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat penurunan nilai ekspor Jabar pada Maret 2025, mencapai 3,09 miliar dolar AS, turun 3,51 persen dibandingkan Februari 2025 dan 3,29 persen dibandingkan Maret 2024. Penurunan ini terjadi di sembilan negara tujuan ekspor, termasuk Amerika Serikat.
Meskipun demikian, BI Jabar tetap optimistis dan akan terus berupaya untuk mendorong peningkatan ekspor Jabar melalui berbagai program pendampingan dan strategi yang tepat. Kerjasama yang erat antara BI Jabar, pemerintah daerah, dan UMKM menjadi kunci keberhasilan upaya ini.
Dengan strategi yang tepat dan kerjasama yang solid, BI Jabar optimistis UMKM Jabar dapat meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian nasional dan mampu bersaing di pasar global yang semakin kompetitif. Program pendampingan yang berkelanjutan dan fokus pada diversifikasi pasar akan menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan ekonomi global.