28 UMKM Papua Barat Berpotensi Lolos Kurasi BI 2025, Siap Go Digital!
Bank Indonesia (BI) Papua Barat telah memilih 28 UMKM berpotensi untuk mengikuti program kurasi tahun 2025, yang meliputi pelatihan digital dan pameran produk untuk meningkatkan daya saing.

Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua Barat mengumumkan kabar baik bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah tersebut. Sebanyak 28 UMKM dinilai berpotensi untuk lolos program kurasi tahun 2025 dan akan mengikuti pelatihan intensif berbasis digital. Pengumuman ini disampaikan Deputi Kepala Perwakilan BI Papua Barat, Roni Cahyadi, di Manokwari pada Selasa, 25 Maret 2024.
Program kurasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk, mendorong diversifikasi produk UMKM, serta meningkatkan pemahaman mereka tentang pasar digital. Pelatihan yang akan diikuti oleh 28 UMKM terpilih ini merupakan bagian dari rangkaian acara tahunan Bank Indonesia, yaitu Torang Creative Festival and Ecotourism. Hal ini sejalan dengan upaya BI untuk meningkatkan kemampuan manajerial sumber daya manusia UMKM guna menciptakan inovasi yang berkelanjutan.
Roni Cahyadi menjelaskan bahwa sebelum mengikuti pelatihan, terdapat kurang lebih 120 UMKM yang mengikuti proses kurasi. Pelatihan intensif ini akan berlangsung selama satu bulan, dimulai pekan depan. Setelah menyelesaikan pelatihan, para pelaku UMKM akan berkesempatan untuk memamerkan produk unggulan mereka pada pameran UMKM yang dijadwalkan pada bulan April 2025.
Peningkatan Kualitas dan Daya Saing UMKM Papua Barat
UMKM yang lolos kurasi tahun 2025 didominasi oleh sektor makanan dan minuman, disusul oleh produk fesyen/kain, dan usaha kriya. Program kurasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kualitas produk UMKM, sehingga lebih berdaya saing dan mampu memenuhi permintaan pasar yang semakin beragam. "Pelatihan yang kami berikan benar-benar sampai UMKM ini onboarding membuka marketplace sendiri. Pasarnya sudah lebih luas," ujar Roni Cahyadi.
BI berkomitmen untuk mendukung pengembangan UMKM di Papua Barat dan Papua Barat Daya melalui berbagai program pelatihan dan pendampingan. Salah satu fokus utama adalah mendorong UMKM untuk memanfaatkan platform digital guna memperluas jangkauan pasar. Dengan demikian, UMKM dapat menjangkau konsumen di berbagai wilayah Indonesia, bahkan internasional.
Namun, tantangan masih ada. Roni Cahyadi mengakui bahwa tingginya biaya pengiriman produk dari Papua Barat ke daerah lain di Indonesia menjadi kendala bagi pelaku UMKM. Oleh karena itu, BI menyarankan agar UMKM menjalin kerja sama dengan perusahaan jasa pengiriman yang memanfaatkan transportasi laut dan udara agar biaya pengiriman dapat ditekan.
Tantangan Ongkos Kirim dan Solusi Kolaborasi
Mahalnya ongkos kirim menjadi isu krusial yang perlu diatasi untuk pengembangan UMKM di Papua Barat dan Papua Barat Daya. BI terus berupaya mencari solusi untuk mengatasi permasalahan ini, salah satunya dengan mendorong kolaborasi antara UMKM dengan perusahaan logistik yang efisien dan terpercaya. Kolaborasi ini diharapkan dapat menurunkan biaya pengiriman dan meningkatkan daya saing produk UMKM di pasar nasional.
Program kurasi BI ini merupakan langkah strategis untuk memberdayakan UMKM di Papua Barat dan Papua Barat Daya. Dengan peningkatan kualitas produk, akses pasar yang lebih luas, dan kemampuan digital yang mumpuni, diharapkan UMKM di wilayah ini dapat semakin berkembang dan berkontribusi pada perekonomian daerah.
Ke depan, BI akan terus berkomitmen untuk mendukung pengembangan UMKM di Papua Barat dan Papua Barat Daya melalui berbagai program inovatif dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan visi BI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di seluruh Indonesia.
BI juga menekankan pentingnya inovasi dan adaptasi bagi UMKM agar tetap relevan dan kompetitif di tengah perkembangan pasar yang dinamis. Dengan demikian, UMKM dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi Indonesia.