BI Tingkatkan Kapasitas UMKM NTT Jelang Festival Ekonomi Syariah 2025
Bank Indonesia (BI) NTT melatih 48 UMKM lokal, 24 bidang fashion dan 24 kuliner halal, untuk persiapan Festival Ekonomi Syariah Indonesia 2025 guna memperluas pasar domestik dan internasional.
![BI Tingkatkan Kapasitas UMKM NTT Jelang Festival Ekonomi Syariah 2025](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/000107.297-bi-tingkatkan-kapasitas-umkm-ntt-jelang-festival-ekonomi-syariah-2025-1.jpeg)
Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) gencar meningkatkan kapasitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat. Langkah ini dilakukan sebagai persiapan menuju Festival Ekonomi Syariah Indonesia (ISEF) 2025.
Agus Sistya Widjajati, Kepala Perwakilan BI Wilayah NTT, menyatakan kesiapan BI dalam mendukung perluasan pasar UMKM NTT. Salah satu strateginya adalah melalui Industri Kreatif Syariah (IKRA) Indonesia 2025. IKRA 2025 merupakan bagian dari rangkaian program Road to ISEF 2025.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan, BI NTT memfasilitasi pelatihan dan pendampingan bagi UMKM, khususnya di sektor fesyen muslim dan kuliner halal. Tujuannya, agar UMKM NTT siap berpartisipasi dan bersaing dalam IKRA 2025. Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan daya saing produk UMKM NTT di kancah nasional maupun internasional.
IKRA Indonesia sendiri merupakan wadah yang dirancang untuk menghubungkan para pelaku usaha syariah, khususnya di bidang fesyen muslim dan makanan minuman halal. Program ini bertujuan untuk mengembangkan usaha syariah secara komprehensif, mulai dari peningkatan kapasitas, penguatan branding dan marketing, hingga perluasan pasar.
Sebanyak 48 UMKM di NTT telah berpartisipasi dalam pelatihan ini, menunjukkan antusiasme yang tinggi dari pelaku UMKM lokal. Rinciannya, 24 UMKM berasal dari sektor fesyen dan 24 UMKM lainnya dari sektor makanan dan minuman. Partisipasi aktif ini menandakan kesiapan UMKM NTT untuk memasuki pasar yang lebih luas.
Untuk mendukung program ini, BI NTT menghadirkan dua national expert sebagai pendamping. Wignyo Rahadi mendampingi UMKM di subsektor fesyen, sementara Chef Herman membimbing UMKM di subsektor makanan dan minuman. Keahlian mereka diharapkan dapat memberikan pelatihan yang efektif dan tepat sasaran.
Pelatihan ini fokus pada peningkatan kualitas produk, strategi pemasaran yang efektif, serta pengembangan branding yang kuat. Dengan demikian, UMKM NTT diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan memperluas jangkauan pasarnya, baik di dalam maupun luar negeri. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.
Program peningkatan kapasitas UMKM NTT oleh BI ini merupakan langkah strategis untuk mempersiapkan para pelaku usaha lokal menghadapi persaingan di pasar yang semakin kompetitif. Dengan pelatihan dan pendampingan yang intensif, diharapkan UMKM NTT mampu berkontribusi signifikan terhadap perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.