KURMA 2025: Ekonomi Syariah Kepri Berkembang Pesat Lewat Bazar Ramadhan
Bazar Ramadhan KURMA 2025 di Kepri sukses dorong pertumbuhan ekonomi syariah, dengan transaksi UMKM meningkat hingga 100% dan kolaborasi berbagai pihak.

Pada Ramadhan 1446 H/2025 M, puluhan UMKM Kepri berpartisipasi dalam bazar Kepulauan Riau Ramadhan Fair (KURMA) 2025 di Tanjungpinang dan Batam. Kegiatan ini, yang diinisiasi Bank Indonesia (BI) dan Komite Daerah Ekonomi Keuangan Syariah (KDEKS) Kepri, serta didukung Pemprov Kepri, berlangsung dari 10 hingga 23 Maret 2025. Bazar ini berhasil meningkatkan omzet pedagang hingga 100%, memberikan dampak positif bagi ekonomi syariah daerah.
Para pedagang, seperti Jesica (penjual Teh Poci) dan Dika (pedagang dimsum), merasakan peningkatan pendapatan signifikan selama KURMA. Jesica misalnya, bisa meraup hingga Rp1 juta per hari, sementara Dika mencapai Rp500 ribu. Mereka sangat mengapresiasi KURMA karena mampu mempromosikan produk halal dan meningkatkan penjualan. Hal ini menunjukkan dampak positif KURMA bagi perekonomian lokal, khususnya bagi UMKM.
KURMA 2025 bukan hanya bazar UMKM, tetapi juga mencakup UMKM Expo, Business Matching, seminar ekonomi syariah, layanan sertifikasi halal, talkshow literasi keuangan syariah, dan festival fashion show. Acara yang dibuka Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon ini menekankan pentingnya Kepri sebagai "melting pot" yang menjaga harmoni dan toleransi antarumat beragama, serta mengapresiasi tradisi Ramadhan yang diperkaya oleh KURMA.
Peningkatan Transaksi dan Peran Strategis UMKM Syariah
KURMA 2025 mencatatkan peningkatan transaksi penjualan UMKM hingga 100% dibandingkan tahun sebelumnya, dari Rp1 miliar menjadi Rp2,3 miliar. Kepala BI Kepri, Rony Widijarto P, menekankan peran penting UMKM syariah dalam menstabilkan harga dan memberikan nilai tambah bagi perekonomian Kepri. UMKM syariah terbukti tangguh menghadapi krisis ekonomi, termasuk pandemi COVID-19.
BI Kepri juga aktif mendorong pengembangan ekosistem halal, memberikan pendampingan kepada ratusan UMKM untuk meningkatkan daya saing dan ekspor. Selain itu, BI Kepri meluncurkan 1.000 QRIS Masjid untuk meningkatkan efisiensi transaksi ZISWAF digital dan meningkatkan literasi keuangan syariah melalui berbagai program edukasi.
Peningkatan literasi ekonomi syariah di Indonesia juga signifikan, meningkat dari 23,3% pada 2022 menjadi 42,48% pada 2024. Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat yang semakin tinggi terhadap ekonomi syariah.
Potensi Besar Ekonomi Syariah di Kepri
Kepri, dengan penduduk muslim mayoritas dan letak geografis strategis berbatasan dengan Malaysia dan Singapura, memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi syariah. Perkembangan sektor keuangan syariah, industri halal, dan pariwisata halal menunjukkan tren positif.
Konversi Bank Riau Kepri menjadi Bank Riau Kepri Syariah (BRKS) menjadi tonggak penting. Potensi industri halal besar, terutama di sektor makanan, minuman, dan kosmetik. Pariwisata halal juga berkembang pesat, ditandai dengan berkembangnya usaha kuliner, usaha budaya, dan objek wisata sejarah seperti Pulau Penyengat.
Bintan Inti Halal Hub di Kabupaten Bintan merupakan kawasan industri halal percontohan. Kepri termasuk 13 provinsi yang menyelenggarakan Ramadhan Fair, yang juga terintegrasi dengan National Halal Fair. KNEKS mendorong seluruh provinsi untuk menyelenggarakan acara serupa untuk mendukung pengembangan ekonomi syariah nasional.
Dukungan Pemprov Kepri dan Optimisme Ke Depan
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, mengapresiasi KURMA 2025, tidak hanya sebagai ajang ekonomi tetapi juga sebagai pendukung sektor pariwisata. Ia menekankan komitmen Pemprov Kepri dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, dengan memberikan pinjaman modal usaha dan subsidi bunga margin 0% melalui BRKS.
Sejak November 2021 hingga Desember 2024, Pemprov Kepri telah menyalurkan Rp30,7 miliar kepada 1.409 UMKM. Pinjaman maksimal Rp40 juta dengan margin bunga 100% ditanggung Pemprov. Pemerintah optimistis KURMA 2025 akan memperkuat ekosistem ekonomi syariah di Kepri dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan pelaku usaha halal.
Secara keseluruhan, KURMA 2025 menunjukkan keberhasilan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Kepri melalui kolaborasi berbagai pihak dan partisipasi aktif UMKM. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam mengembangkan ekonomi syariah yang berkelanjutan.