Tragedi Berulang: Pengemudi Ojek Kembali Diserang di Papua Tengah, Kedua Kalinya dalam Seminggu
Insiden penyerangan ojek Papua kembali terjadi. Seorang pengemudi ojek menjadi korban kedua dalam seminggu di Papua Tengah, memicu kekhawatiran keamanan dan penyelidikan mendalam.

Kamis, 31 Juli, seorang pengemudi ojek bernama Satu'in (51) menjadi korban penyerangan brutal di Mulia, Puncak Jaya, Papua Tengah. Ia menderita luka serius di tangan kiri akibat sabetan senjata tajam. Kejadian ini menandai insiden kedua yang menimpa pengemudi ojek di wilayah tersebut dalam kurun waktu satu minggu.
Sebelumnya, pada Sabtu, 26 Juli, Aris Munandar (28) juga diserang dengan parang setelah mengantar penumpang di area Pasar Baru Waghete II, Distrik Tigi, Deiyai. Serangkaian peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran mendalam di kalangan masyarakat dan aparat keamanan. Pihak berwenang terus berupaya mengungkap motif di balik serangan-serangan ini.
Kepala Operasi Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani, mengonfirmasi kejadian tersebut kepada ANTARA dari Manokwari, Papua Barat. Korban Satu'in saat ini sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mulia, sementara tim gabungan masih memburu para pelaku. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak panik.
Kronologi Penyerangan Terhadap Satu'in
Satu'in, warga Kampung Usir, Distrik Mulia, sedang dalam perjalanan mengantar seorang penumpang wanita dari Kota Mulia menuju Kampung Dokome. Saat melintas di area PT Nikita menuju Kampung Unduh, ia diadang oleh dua pria yang mengendarai sepeda motor Yamaha RX King berwarna biru. Kedua pelaku tersebut diketahui telah membuntuti korban.
Para pelaku memaksa Satu'in berhenti dan langsung menyerangnya dengan parang, menyebabkan luka parah di tangan kirinya. Setelah melumpuhkan korban, salah satu pelaku merampas sepeda motor milik Satu'in dan melarikan diri. Penumpang wanita yang dibonceng korban juga ikut dibawa kabur oleh pelaku menuju Kampung Purbalo.
Meskipun dalam kondisi terluka parah, Satu'in berhasil menghubungi rekan-rekan sesama pengemudi ojek untuk meminta bantuan. Rekan-rekannya segera tiba di lokasi dan dengan sigap membawa korban ke RSUD Mulia untuk mendapatkan penanganan medis. Insiden ini menunjukkan modus operandi yang berani dan terencana.
Pola Kekerasan dan Keterlibatan Kelompok Bersenjata
Serangan terhadap pengemudi ojek ini bukan kali pertama terjadi di Papua. Kasus Aris Munandar sebelumnya juga menunjukkan pola kekerasan serupa dengan target yang sama. Brigjen Ramadhani mengutuk keras serangan berulang terhadap warga sipil tak bersalah, termasuk pengemudi ojek.
Satgas Damai Cartenz sedang menyelidiki potensi keterlibatan kelompok separatis bersenjata Papua dalam insiden ini. Kelompok tersebut dikenal sering menggunakan taktik hit-and-run terhadap personel keamanan Indonesia dan melakukan aksi teror yang menargetkan warga sipil. Mereka beroperasi di berbagai distrik seperti Intan Jaya, Nduga, Puncak, dan Maybrat.
Korban kekerasan dari kelompok ini sangat beragam, meliputi pekerja konstruksi, pengemudi ojek, guru, pelajar, pedagang kaki lima, bahkan pesawat sipil. Tujuan utama mereka adalah menyebarkan ketakutan di tengah masyarakat. Pada 25 Juli lalu, seorang separatis juga menembak mati Joni Hendra, pemilik kios di Kampung Wandoga, Distrik Sugapa, Intan Jaya, saat sedang melayani pembeli.
Upaya Penegakan Hukum dan Imbauan Keamanan
Satgas Operasi Damai Cartenz telah mengerahkan personel ke lokasi kejadian untuk mengamankan area dan mengumpulkan bukti-bukti. Penyelidikan mendalam terus dilakukan untuk mengidentifikasi dan menangkap para pelaku penyerangan. Pihak berwenang berkomitmen untuk menindak tegas setiap tindakan kekerasan.
Keamanan warga sipil menjadi prioritas utama bagi aparat keamanan di Papua Tengah. Langkah-langkah preventif dan peningkatan patroli akan diperkuat di wilayah-wilayah yang dianggap rawan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang.
Brigjen Ramadhani mengimbau seluruh masyarakat di Papua Tengah untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi. Ia juga meminta warga untuk selalu waspada terhadap lingkungan sekitar dan segera melaporkan kepada pihak berwajib jika menemukan aktivitas mencurigakan. Kerjasama dan informasi dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya menjaga keamanan.