Mendag Pacu Ekspor UMKM Lewat Jaringan Perdagangan Global
Kementerian Perdagangan memanfaatkan 33 perwakilan di berbagai negara untuk membantu UMKM Indonesia menembus pasar internasional dan meningkatkan daya saing.

Jakarta, 17 Maret 2024 - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengumumkan strategi baru untuk mendorong ekspor produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia. Strategi ini melibatkan 33 perwakilan perdagangan Indonesia yang tersebar di berbagai negara untuk membantu UMKM menembus pasar global dan meningkatkan daya saing di kancah internasional. Inisiatif ini diungkap Mendag dalam kegiatan Sampoerna untuk Indonesia di Jakarta, Senin lalu.
Mendag Budi Santoso menjelaskan, "Jadi kami akan membantu menjualkan produk-produk itu untuk bisa ekspor. Kita mempunyai perwakilan perdagangan, kita mempunyai atase perdagangan ITPC, Indonesian Trade Promotion Center, di 33 negara."
Langkah ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk membuka pasar ekspor baru melalui perjanjian dagang, sehingga mempermudah akses produk Indonesia ke pasar global. Selain itu, Kemendag juga fokus pada peningkatan kemampuan UMKM agar mampu memenuhi standar internasional dalam hal produk, kualitas, dan manajemen.
Dorongan Ekspor dan Peningkatan Kapasitas UMKM
Mendag menekankan pentingnya inovasi dan adaptasi bagi UMKM yang ingin go internasional. "UMKM bisa ekspor, bisa artinya berani inovasi, siap adaptasi. Artinya kalau UMKM mau ekspor, dia harus punya resource space yang bagus. Manajemennya harus bagus, produknya harus bagus, kualitasnya harus bagus, kemudian juga kontinuitas terhadap produk itu sendiri," jelasnya.
Untuk memfasilitasi ekspor, Kemendag memanfaatkan jaringan perwakilan perdagangan di 33 negara dan menyelenggarakan program business matching bulanan. Program ini bertujuan mempertemukan UMKM dengan buyer potensial dari berbagai negara.
Data yang dipaparkan menunjukkan hasil yang beragam. Pada Januari, tercatat 40 kali pitching dan 32 kali business matching dengan nilai transaksi mencapai 5,22 juta dolar AS. Angka ini menurun pada Februari menjadi 77 kali business matching dengan transaksi 3,55 juta dolar AS, dan lebih rendah lagi di Maret dengan 300 ribu dolar AS.
Mendag menjelaskan penurunan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk keterbatasan jumlah UMKM yang berpartisipasi dan tantangan dalam mencari buyer baru. Namun, ia optimistis angka tersebut akan meningkat seiring dengan terjadinya repeat order.
Fokus pada Kepercayaan dan Branding
Mendag menegaskan bahwa target utama bukanlah jumlah transaksi semata, melainkan membangun kepercayaan UMKM terhadap kemampuan produk mereka untuk menembus pasar ekspor. Selain itu, Kemendag juga fokus pada branding untuk meningkatkan daya tarik produk UMKM Indonesia di mata pasar global.
Meskipun terjadi penurunan sementara, Kemendag tetap optimistis dalam jangka panjang. Fokus utama tetap pada pembangunan kepercayaan buyer dan keberlanjutan ekspor melalui repeat order.
Tiga Pilar Utama Kemendag untuk Pertumbuhan Ekonomi
Kemendag memiliki tiga program utama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, yaitu: peningkatan pengamanan pasar dalam negeri, peningkatan pasar ekspor, dan membantu UMKM agar bisa ekspor. Mendag menjelaskan bahwa target pertumbuhan ekonomi 8 persen memerlukan dorongan dari pengembangan pasar, baik domestik maupun ekspor.
Program pengamanan pasar dalam negeri bertujuan agar industri dan UMKM dapat mengisi pasar domestik yang besar, sehingga meningkatkan daya saing produk lokal. "Kalau yang pertama tadi, pengamanan pasar dalam negeri artinya pasar yang besar di dalam negeri ini harus bisa diisi oleh industri, oleh UMKM kita agar bisa masuk atau mengisi pasar yang besar ini," ujar Mendag.
Mendag menilai program Sampoerna untuk Indonesia relevan karena dapat membantu mengisi pasar domestik, meningkatkan partisipasi UMKM dalam sektor ritel, dan memperkuat ekonomi lokal.