Asia dan Arab Saudi Jadi Pasar Ekspor Utama UMKM Indonesia, Transaksi Capai US$57,61 Juta
Asia dan Arab Saudi masih menjadi tujuan ekspor utama bagi UMKM Indonesia, didukung oleh banyaknya WNI di sana dengan transaksi mencapai US$57,61 juta.

Jakarta, Indonesia - Asia dan Arab Saudi masih menjadi pasar ekspor utama bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia. Hal ini disebabkan oleh tingginya populasi warga negara Indonesia (WNI) di wilayah tersebut. Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menyampaikan bahwa sebagian besar produk UMKM yang diekspor adalah makanan dan minuman, sehingga negara-negara dengan banyak WNI menjadi tujuan utama.
“Produk UMKM kita kebanyakan makanan dan minuman, sehingga larinya pasti ke negara-negara yang banyak masyarakat Indonesia seperti Malaysia, Taiwan, Hong Kong, dan Arab Saudi,” ujar Budi Santoso dalam acara dukungan ekspor produk UMKM di Jakarta, Senin (19/05).
Budi Santoso optimistis target pertumbuhan ekspor nasional sebesar 7,1 persen tahun ini dapat tercapai melalui kolaborasi antara sektor swasta, komunitas pendampingan UMKM, pemerintah daerah, dan lembaga pemerintah pusat. Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk UMKM agar mampu bersaing di pasar global.
Ekspor UMKM Didorong untuk Capai Target Pertumbuhan Nasional
Kementerian Perdagangan terus berupaya melibatkan UMKM dalam sesi business matching bulanan dengan pembeli internasional. Langkah ini diharapkan dapat memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan volume ekspor produk UMKM.
Budi Santoso menekankan pentingnya daya saing produk lokal agar mampu bersaing dengan produk impor. Menurutnya, kualitas produk menjadi kunci utama dalam memenangkan persaingan di pasar global.
“Kita punya Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia. Tapi kuncinya adalah daya saing. (Produk lokal) harus berkualitas. Kalau kita berdaya saing, kita bisa bersaing dengan produk impor,” tegasnya.
Transaksi Ekspor UMKM Capai US$57,61 Juta Melalui Program Business Matching
Dari Januari hingga April 2024, transaksi ekspor melalui program business matching mencapai US$57,61 juta. Budi Santoso menjelaskan bahwa transaksi tersebut dilakukan sepenuhnya secara online, tanpa pertemuan tatap muka dengan pembeli internasional.
“Sampai dengan April, kami telah melakukan 246 sesi business matching, terdiri dari 165 sesi penawaran (pitching session) dan 81 pertemuan dengan buyer, semuanya dilakukan secara online,” ungkapnya.
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa kegiatan business matching UMKM menghasilkan Rp722,76 miliar atau sekitar US$43,74 juta pada bulan April.
Kementerian Perdagangan Dorong UMKM untuk Manfaatkan Platform Digital
Kementerian Perdagangan terus mendorong UMKM untuk memanfaatkan platform digital dalam memasarkan produk mereka. Hal ini sejalan dengan tren perdagangan global yang semakin mengarah ke e-commerce.
Dengan memanfaatkan platform digital, UMKM dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan mengurangi biaya pemasaran. Selain itu, platform digital juga memungkinkan UMKM untuk berinteraksi langsung dengan konsumen dan mendapatkan umpan balik yang berharga.
Kementerian Perdagangan juga menyediakan berbagai pelatihan dan pendampingan bagi UMKM untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memanfaatkan teknologi digital.
Peningkatan kualitas produk, daya saing, dan pemanfaatan platform digital menjadi kunci bagi UMKM Indonesia untuk terus berkembang dan memperluas pasar ekspor mereka. Dukungan dari pemerintah dan berbagai pihak terkait juga sangat penting dalam menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan UMKM.