Mendag Ajak Pebisnis Waralaba Ikuti Business Matching, Dorong Rasio Kewirausahaan Nasional
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengajak pelaku bisnis waralaba untuk mengikuti program business matching guna meningkatkan rasio kewirausahaan Indonesia yang masih rendah, sekitar 3,4 persen.

Jakarta, 25 April 2024 - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengajak pelaku bisnis waralaba di Indonesia untuk berpartisipasi dalam program business matching. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan rasio kewirausahaan nasional yang masih tergolong rendah. Inisiatif ini diumumkan Mendag saat kunjungan ke Kabupaten Tangerang, Banten.
Ajakan tersebut disampaikan langsung kepada Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) dengan harapan agar pelaku usaha waralaba dapat bergabung dalam program business matching pada bulan Mei mendatang. Mendag menekankan pentingnya peran waralaba dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan kewirausahaan di Indonesia.
Kementerian Perdagangan melihat potensi besar bisnis waralaba atau franchise dalam memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sistem waralaba dinilai efektif karena memberikan kemudahan bagi UMKM untuk memulai dan mengembangkan usaha tanpa harus membangun semuanya dari nol. Hal ini diyakini dapat menjadi solusi untuk meningkatkan daya saing UMKM Indonesia.
Dorongan untuk Tingkatkan Rasio Kewirausahaan
Salah satu alasan utama di balik ajakan ini adalah rendahnya rasio kewirausahaan nasional Indonesia yang masih berada di angka 3,4 persen. Budi Santoso menjelaskan bahwa untuk menjadi negara maju, rasio kewirausahaan idealnya mencapai 10-12 persen. Beliau menyatakan, "Kita sampaikan rasio kewirausahaan kita baru 3,4 persen. Sementara kalau untuk menjadi negara maju itu maka rasio kewirausahaannya harus mencapai 10-12 persen. Sebenarnya bisnis ini bisa meningkatkan kewirausahaan itu, rasio tadi. Kenapa? Ya itu tadi, rata-rata UMKM kita itu kan manajemennya belum bagus dan kebanyakan UMKM kita itu sifatnya masih survival."
Bisnis waralaba, menurut Mendag, menawarkan sistem manajemen yang lebih terstruktur dan efektif. Hal ini memungkinkan UMKM untuk berkembang tidak hanya di pasar domestik, tetapi juga untuk melakukan ekspor. Program business matching diharapkan dapat memfasilitasi hal tersebut dengan menghubungkan pelaku UMKM dengan pembeli (buyer) dari luar negeri.
Hingga saat ini, program business matching telah banyak diikuti oleh UMKM yang memproduksi barang. Namun, sektor jasa, termasuk waralaba, masih kurang berpartisipasi. Oleh karena itu, Mendag mendorong agar pelaku bisnis waralaba dapat memanfaatkan program ini untuk memperluas pasar, terutama di kawasan ASEAN.
Potensi Waralaba untuk Perekonomian Nasional
Kementerian Perdagangan secara aktif mendukung pengembangan wirausaha nasional, termasuk melalui penguatan kemitraan usaha berbasis waralaba. Direktur Bina Usaha Perdagangan, Septo Soepriyatno, menyatakan bahwa bisnis waralaba memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan dan dapat berkontribusi signifikan terhadap penguatan perekonomian nasional. Ia menekankan pentingnya peran waralaba dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Program business matching diharapkan dapat menjadi jembatan bagi pelaku bisnis waralaba untuk menembus pasar internasional. Dengan dukungan dari Kementerian Perdagangan, diharapkan lebih banyak pelaku usaha waralaba Indonesia dapat berkembang dan bersaing di pasar global. Mendag Budi Santoso berharap partisipasi aktif dari pelaku bisnis waralaba dalam program ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Dengan kemudahan yang ditawarkan, sistem waralaba dinilai dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia. Partisipasi aktif dari para pelaku bisnis waralaba dalam program business matching sangat penting untuk mencapai target rasio kewirausahaan nasional yang lebih tinggi.
"Waralaba kita itu bisa masuk ke pasar ASEAN dulu," kata Mendag Budi Santoso, menekankan pentingnya langkah awal untuk ekspansi pasar internasional.