Optimisme Menteri ESDM: Lifting Minyak 2025 Lampaui Target APBN
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, optimis lifting minyak Indonesia di 2025 akan melampaui target APBN 605.000 barel per hari, bahkan berpotensi mencapai 1 juta barel per hari lebih cepat dari target awal.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, baru-baru ini menyatakan optimismenya terhadap realisasi lifting minyak bumi Indonesia pada tahun 2025. Pernyataan tersebut disampaikan saat kunjungan kerja di Senipah, Kalimantan Timur, pada Rabu. Beliau yakin capaian lifting minyak akan melampaui target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang sebesar 605.000 barel per hari. Hal ini didorong oleh berbagai upaya pemerintah dan target ambisius Presiden.
Bahlil Lahadalia menjelaskan, "Dalam APBN kita, targetnya 605.000 barel per hari di 2025, dan saya insyaallah akan bisa mencapai, bahkan melebihi target." Keyakinan tersebut berlandaskan pada target ambisius Presiden untuk mencapai produksi minyak hingga 900.000 barel per hari pada tahun 2029. Saat ini, lifting minyak Indonesia berada di angka 580.000 barel per hari, menunjukkan potensi peningkatan yang signifikan.
Lebih lanjut, Menteri Bahlil menekankan pentingnya upaya jangka panjang untuk mencapai target tersebut. Berbagai strategi telah dan akan terus dilakukan Kementerian ESDM, termasuk mereaktivasi sumur minyak yang tidak aktif (idle well), mempercepat rencana pengembangan (plan of development/POD) blok migas, serta memberantas praktik sumur minyak ilegal. "Karena kita berbicara tentang lifting, ini tidak berbicara tentang suatu jangka pendek, semuanya jangka panjang," tegasnya.
Upaya Peningkatan Lifting Minyak dan Target 1 Juta Barel
Kementerian ESDM tengah gencar melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi minyak nasional. Salah satu strategi kunci adalah mereaktivasi sumur minyak yang tidak aktif atau idle well. Langkah ini bertujuan untuk kembali mengoptimalkan potensi produksi dari sumur-sumur yang sebelumnya tidak beroperasi. Selain itu, percepatan plan of development (POD) blok migas yang belum terlaksana juga menjadi fokus utama. Proses perizinan dan pengembangan akan dipercepat untuk memastikan produksi minyak dapat segera meningkat.
Tidak hanya itu, pemerintah juga berkomitmen untuk memberantas praktik sumur minyak ilegal. Kegiatan ilegal ini tidak hanya merugikan negara dari sisi pendapatan, tetapi juga berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan menertibkan sumur-sumur ilegal, diharapkan produksi minyak dapat lebih terkontrol dan terukur.
Bahlil Lahadalia bahkan membuka peluang percepatan pencapaian target lifting 1 juta barel per hari. Target awal yang dipatok pada tahun 2030, kini berpotensi maju ke tahun 2029, sejalan dengan arahan Presiden. Hal ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah untuk meningkatkan produksi minyak nasional.
Dukungan SKK Migas dan Optimisme Terhadap Target
Optimisme Menteri ESDM tersebut mendapat dukungan dari Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Djoko Siswanto. Djoko menyatakan keyakinannya bahwa target peningkatan lifting minyak dapat tercapai. "Roadmap-nya (peta jalannya) ada. Menteri (Bahlil) tadi optimis, kami sesuai Menteri," ujar Djoko.
Dukungan dari SKK Migas semakin memperkuat keyakinan akan tercapainya target lifting minyak yang ambisius. SKK Migas sebagai lembaga yang berperan penting dalam pengelolaan hulu migas di Indonesia, memiliki peran strategis dalam memastikan terlaksananya rencana peningkatan produksi minyak tersebut. Dengan adanya sinergi antara Kementerian ESDM dan SKK Migas, diharapkan target lifting minyak dapat tercapai bahkan melampaui target yang telah ditetapkan.
Secara keseluruhan, upaya pemerintah dalam meningkatkan lifting minyak menunjukkan komitmen yang kuat untuk mencapai ketahanan energi nasional. Dengan berbagai strategi yang telah dan akan terus dilakukan, serta dukungan dari berbagai pihak, target lifting minyak yang ambisius tersebut diharapkan dapat tercapai, bahkan mungkin lebih cepat dari yang diperkirakan.