Pakar UMY Sebut Pidato Prabowo Bukti Keberpihakan pada Petani, Kunci Utama Ketahanan Pangan Nasional Indonesia
Pakar UMY, Innaka Ageng Rineksane, menyoroti pidato Presiden Prabowo Subianto sebagai bukti komitmen terhadap petani, pilar utama penguatan Ketahanan Pangan Nasional. Simak analisis lengkapnya!
Yogyakarta, 16 Agustus – Pakar pertanian dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Innaka Ageng Rineksane, memberikan penilaian positif terhadap pidato Presiden Prabowo Subianto. Pidato yang berfokus pada pemberdayaan petani ini dianggap sebagai manifestasi keberpihakan pemerintah terhadap sektor pertanian.
Menurut Innaka, petani merupakan penyangga utama ketahanan pangan nasional, sehingga kebijakan yang mendukung mereka akan memiliki dampak signifikan. Keberpihakan ini tidak hanya akan meningkatkan produksi, tetapi juga memperkuat kemandirian pangan Indonesia secara keseluruhan.
Dampak berlapis dari kebijakan pro-petani ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor pangan. Peningkatan produksi domestik akan menjadi fondasi kuat bagi kemandirian negara dalam memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya.
Ekstensifikasi dan Tantangan Lahan Pertanian
Rencana pembukaan jutaan hektare sawah baru yang disampaikan Presiden Prabowo dinilai Innaka sebagai potensi solusi untuk meningkatkan produksi pangan. Namun, ia menekankan pentingnya melakukan kajian komprehensif sebelum implementasi program tersebut.
Pemerintah harus memastikan uji kelayakan dilakukan secara menyeluruh untuk menghindari dampak negatif yang tidak diinginkan. Pembukaan lahan tanpa pertimbangan matang, terutama jika mengancam alih fungsi hutan, dapat memicu kerusakan lingkungan yang serius.
Innaka juga mengingatkan bahwa lahan yang kurang subur tidak hanya menghasilkan produktivitas rendah, tetapi juga membutuhkan input produksi yang lebih besar. Hal ini dapat mengurangi efisiensi dan keberlanjutan praktik pertanian dalam jangka panjang.
Kombinasi antara ekstensifikasi (penambahan luas lahan) dan intensifikasi (peningkatan produktivitas lahan yang ada) dapat memberikan lonjakan produksi dalam jangka pendek. Namun, pengelolaan yang optimal sangat diperlukan agar manfaatnya terasa maksimal.
Intensifikasi dan Peran Teknologi Modern
Untuk jangka panjang, Innaka menilai bahwa intensifikasi dan pemanfaatan teknologi pertanian modern adalah pilihan yang lebih rasional. Ketersediaan lahan memiliki batas, sehingga penambahan luas tanam melalui ekstensifikasi tidak dapat dilakukan tanpa henti.
Oleh karena itu, peningkatan produktivitas lahan yang sudah ada melalui inovasi teknologi menjadi krusial. Inovasi ini mencakup penggunaan bibit unggul, teknik budidaya yang efisien, serta sistem irigasi modern untuk mengoptimalkan hasil panen.
Innaka menggarisbawahi sejumlah langkah strategis yang penting bagi pemerintah untuk mewujudkan kemandirian pangan. Ini termasuk jaminan akses petani terhadap pupuk dan benih berkualitas dengan harga terjangkau, serta jalur distribusi yang merata.
Selain itu, perlindungan harga hasil pertanian juga sangat krusial agar profesi petani tetap diminati. Harga yang stabil dan menguntungkan akan menjaga keberlanjutan sektor pertanian dan mendukung Ketahanan Pangan Nasional.
Regenerasi Petani dan Peran Penyuluh
Kebijakan yang membatasi derasnya impor, terutama untuk produk pertanian yang mampu dihasilkan di dalam negeri, juga merupakan bentuk perlindungan yang wajib dilakukan. Impor sebaiknya menjadi opsi terakhir ketika kebutuhan tidak dapat dipenuhi secara memadai oleh produksi lokal.
Innaka juga menyoroti pentingnya peran aktif penyuluh pertanian dalam memberdayakan petani secara langsung di lapangan. Pendampingan ini, bila dipadukan dengan upaya mencetak petani-petani milenial yang melek teknologi, akan memperkuat daya saing sektor pertanian Indonesia.
Regenerasi petani harus dilakukan melalui pendidikan yang lebih baik dan pelatihan berbasis teknologi. Upaya ini diharapkan dapat melahirkan generasi petani milenial yang tangguh, inovatif, dan berdaya saing tinggi di era modern.
Mencetak generasi muda yang menguasai teknik pertanian juga menjadi salah satu tugas dari setiap instansi pendidikan di Indonesia. Baik dari sekolah dasar hingga jenjang pendidikan tinggi, semua memiliki peran dalam membentuk masa depan pertanian bangsa.