Pelajar Aceh Selatan Belajar Konservasi Alam di Kawasan Ekosistem Leuser
Forum Konservasi Leuser (FKL) memberikan edukasi konservasi alam kepada pelajar Aceh Selatan di Kawasan Ekosistem Leuser, mengajarkan pentingnya pelestarian lingkungan sejak dini dan memberikan pengalaman langsung menjelajahi hutan serta mempelajari peng
Forum Konservasi Leuser (FKL) melakukan edukasi konservasi lingkungan kepada para pelajar di Aceh Selatan. Kegiatan ini berlangsung pada Senin, 20 Januari 2024, di Kawasan Ekosistem Leuser, Subulussalam, Aceh. Sasarannya adalah pelajar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Aceh Selatan.
Mengapa edukasi ini penting? Menurut Manajer Edukasi FKL, Fery Irawan, menanamkan kepedulian lingkungan sejak dini sangat krusial. Para pelajar, sebagai generasi penerus, harus memahami pentingnya menjaga kelestarian alam, baik flora maupun fauna, untuk masa depan. Inisiatif ini bertujuan untuk membentuk generasi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Bagaimana edukasi dilakukan? Edukasi ini tidak hanya berupa teori. Para pelajar diajak langsung menjelajahi hutan Kawasan Ekosistem Leuser. Mereka memperoleh pengalaman langsung mengarungi sungai dan mengamati berbagai flora dan fauna di habitat aslinya. Kawasan Ekosistem Leuser sendiri memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem, termasuk Stasiun Penelitian Soraya dengan luas 500 hektare yang merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser.
Fery Irawan menekankan pentingnya pemahaman konsep konservasi sejak dini. Ia berharap para pelajar tidak hanya mengenal Kawasan Ekosistem Leuser, tetapi juga memahami prinsip-prinsip konservasi lingkungan. Dengan pengalaman langsung ini diharapkan akan tertanam kesadaran untuk menjaga kelestarian alam.
Pengalaman Pelajar Salah satu peserta, Cut Ervi Putri dari MAN 1 Aceh Selatan, mengungkapkan pengalaman positifnya. Ia mengaku mendapatkan banyak ilmu baru, mulai dari menjelajahi hutan dan sungai hingga mengenal berbagai flora dan fauna di Kawasan Ekosistem Leuser. Lebih dari sekadar pengetahuan, kegiatan ini memberikan pengalaman berharga.
Selain pembelajaran konservasi, para pelajar juga mendapatkan pengetahuan praktis, seperti pengelolaan sampah. Cut Ervi Putri mengatakan, di Stasiun Penelitian Soraya, mereka belajar memilah sampah organik dan non-organik, sebuah kebiasaan yang berbeda dari praktik di rumah mereka. Pengalaman ini memberikan pemahaman baru tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
Secara keseluruhan, program edukasi ini berhasil menggabungkan teori dan praktik, memberikan pengalaman berharga bagi para pelajar dalam memahami dan mencintai lingkungan. Harapannya, para pelajar ini akan menjadi agen perubahan dalam upaya pelestarian alam di masa mendatang.