Pemkot Banjarmasin Gandeng Pelaku Ekraf Atasi Darurat Sampah
Pemerintah Kota Banjarmasin berkolaborasi dengan pelaku ekonomi kreatif untuk mengatasi masalah sampah darurat pasca penutupan TPAS Basirih, dengan pelatihan pengelolaan limbah dan peningkatan kesadaran.
Banjarmasin menghadapi kondisi darurat sampah setelah Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Basirih ditutup pada 1 Februari 2025. Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengambil langkah proaktif dengan menggandeng pelaku ekonomi kreatif (ekraf), khususnya dari subsektor hotel, restoran, dan kafe, untuk mengatasi permasalahan ini. Wakil Wali Kota Banjarmasin, Hj. Ananda, menjelaskan bahwa kolaborasi ini merupakan solusi jangka panjang.
Langkah Pemkot Banjarmasin ini dipicu oleh sanksi yang diterima akibat TPAS Basirih beroperasi secara terbuka. Pemkot menyadari bahwa sektor ekraf juga berkontribusi signifikan terhadap timbunan sampah dan belum memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang memadai dalam pengelolaan limbah. Oleh karena itu, pelatihan pengelolaan limbah dan sampah diberikan kepada pelaku ekraf sebagai upaya pembinaan awal.
Hj. Ananda menekankan bahwa pelatihan ini bukan untuk menyalahkan pelaku usaha, melainkan untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan arahan yang tepat. "Kami tidak ingin langsung memberikan sanksi. Kita ingin kesadaran itu tumbuh dulu. Ketika pelaku usaha tahu dampaknya dan tahu bagaimana seharusnya mereka bertindak, barulah bisa ditegakkan aturan secara adil," ujarnya.
Pelaku Ekraf Didorong Kelola Sampah
Pelatihan yang diberikan difokuskan pada pengelolaan sampah dari sumbernya, termasuk di tempat usaha. Salah satu subsektor ekraf yang menjadi sorotan adalah industri kain Sasirangan, karena penggunaan pewarna sintetis menghasilkan limbah cair yang berpotensi mencemari lingkungan. Wakil Wali Kota Ananda mengungkapkan kekhawatirannya terkait pembuangan limbah pewarna buatan ini.
"Kalau pewarna alami sih insya Allah aman, tapi kalau pewarna buatan ini perlu perhatian khusus. Kita tidak tahu selama ini limbahnya dibuang ke mana," ungkap Hj. Ananda. Ia menambahkan bahwa Pemkot Banjarmasin percaya pelaku ekraf memiliki kepedulian lingkungan dan hanya membutuhkan informasi, arahan, dan dukungan untuk bertransformasi.
Pemkot Banjarmasin berkomitmen untuk memberikan informasi, arahan, dan ruang bagi pelaku ekraf untuk bertransformasi menuju praktik pengelolaan sampah yang lebih baik. Hal ini diharapkan dapat mengurangi dampak lingkungan dan menciptakan praktik usaha yang berkelanjutan.
Hj. Ananda menambahkan, "Kami percaya, pelaku ekonomi kreatif di Banjarmasin punya kepedulian. Yang mereka butuh sekarang adalah informasi, arahan dan ruang untuk bertransformasi. Kami hadir di sini untuk itu."
Peran Hotel, Restoran, dan Kafe
Plt Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kota Banjarmasin, Fitriah, menjelaskan bahwa restoran, hotel, dan kafe berkontribusi besar terhadap timbunan sampah di kota. Namun, masih banyak yang belum memiliki sistem pengelolaan sampah yang memadai.
Berdasarkan monitoring yang dilakukan, masih terdapat beberapa hotel yang belum memilah sampah atau mengelola limbah organik dan non-organik dengan baik. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan keterampilan praktis kepada pelaku usaha agar dapat mengelola sampah dari tempat usaha masing-masing.
"Dari monitoring yang kami lakukan, masih ada beberapa hotel yang belum memilah sampah atau belum mengelola limbah organik dan non organik dengan baik. Melalui pelatihan ini, kami ingin memberikan mereka wawasan dan keterampilan praktis agar mereka bisa mulai dari tempat usaha masing-masing," jelas Fitriah.
Dengan pelatihan ini, diharapkan pelaku ekraf dapat menerapkan praktik pengelolaan sampah yang lebih baik, mengurangi beban lingkungan, dan berkontribusi pada solusi jangka panjang permasalahan sampah di Banjarmasin.
Pemkot Banjarmasin berharap kolaborasi ini akan menghasilkan perubahan signifikan dalam pengelolaan sampah di kota, menuju lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Langkah ini juga menunjukkan komitmen Pemkot Banjarmasin dalam melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam mengatasi masalah lingkungan.