Prabowo-Gibran: 100 Hari Konsistensi Bangun Sepak Bola Indonesia
Pengamat sepak bola, Bung Kus, menilai pemerintahan Prabowo-Gibran konsisten melanjutkan pembangunan sepak bola Indonesia, ditandai dengan peran Erick Thohir dan fokus pada pembinaan usia muda.
Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menunjukkan komitmen nyata dalam memajukan sepak bola Indonesia selama 100 hari kepemimpinan mereka. Hal ini disampaikan oleh pengamat sepak bola Muhammad Koesnaeni, atau yang akrab disapa Bung Kus, di Jakarta, Jumat (24/1).
Bung Kus menekankan konsistensi pemerintahan Prabowo-Gibran dalam memperhatikan perkembangan sepak bola nasional. Ia melihat adanya kesinambungan kebijakan dengan pemerintahan sebelumnya yang juga memprioritaskan kemajuan olahraga ini. Keberadaan Erick Thohir sebagai MenBUMN dan Ketua Umum PSSI menjadi kunci penting dalam hal ini.
Kehadiran Erick Thohir dinilai sangat strategis. Sebagai Ketua Umum PSSI sekaligus menteri, Erick Thohir dapat berkomunikasi langsung dengan Presiden untuk membahas isu-isu krusial di dunia sepak bola Indonesia. Hal ini mempermudah pengambilan keputusan dan percepatan implementasi program.
Komitmen Presiden Prabowo terhadap sepak bola bukan hal baru. Jauh sebelum menjabat sebagai Presiden, Prabowo telah menunjukkan kepeduliannya melalui pembangunan akademi sepak bola dengan fasilitas memadai di Bekasi, Jawa Barat. Ini menunjukkan komitmen jangka panjang yang dimiliki beliau.
Meskipun perkembangan sepak bola Indonesia saat ini cukup positif, Bung Kus menyoroti pentingnya kolaborasi yang lebih luas. Ketua Umum PSSI perlu merangkul kementerian lain untuk memperkuat pembinaan usia muda, sektor yang dianggap masih lemah.
Pembinaan usia muda membutuhkan dana dan upaya besar. Oleh karena itu, PSSI perlu melibatkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), serta Kementerian Agama (Kemenag). Kolaborasi ini dapat diwujudkan melalui berbagai program, seperti menghidupkan kembali Piala Menpora, Liga Madrasah, dan Liga Siswa.
Terkait infrastruktur stadion, Bung Kus menyadari keterbatasan anggaran pemerintah. Oleh karena itu, PSSI disarankan untuk menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah dan swasta untuk mendukung pembangunan infrastruktur. Intinya, keberhasilan pengembangan sepak bola Indonesia tak hanya bergantung pada pemerintah pusat, tetapi juga membutuhkan kolaborasi yang lebih luas dan komprehensif.
Kesimpulannya, pemerintahan Prabowo-Gibran menunjukkan konsistensi dalam memajukan sepak bola Indonesia. Namun, keberhasilan jangka panjang membutuhkan sinergi yang kuat antara PSSI, pemerintah pusat, daerah, dan swasta. Pembinaan usia muda menjadi fokus utama yang perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak.