Prabowo Usung Diplomasi Damai Atasi Sengketa Laut China Selatan
Presiden Prabowo Subianto tekankan pendekatan damai dan diplomasi dalam menyelesaikan sengketa Laut China Selatan, termasuk kerja sama dengan China dan negara ASEAN lainnya.
Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, baru-baru ini menyampaikan komitmennya terhadap penyelesaian damai sengketa di Laut China Selatan. Pernyataan tersebut disampaikan dalam Antalya Diplomacy Forum di Turki pada Jumat (11 April 2024). Prabowo menekankan pentingnya pendekatan diplomasi dan kerja sama untuk meredakan ketegangan antara China dan negara-negara ASEAN di wilayah tersebut. Upaya ini mencakup dialog langsung dengan Presiden China, Xi Jinping, guna mencari solusi kompromi atas klaim China di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna.
Dalam forum tersebut, Prabowo memaparkan strategi pendekatan lunak yang dijalinnya dengan Presiden Xi. "China mengklaim nelayan mereka telah berlayar di wilayah ini selama ribuan tahun, dan Indonesia juga memiliki klaim serupa. Oleh karena itu, saya bertanya kepada Presiden Xi, 'Mengapa kita tidak mengejar pengembangan bersama di wilayah ini?'" ungkap Prabowo, seperti dikutip dari keterangan resmi.
Prabowo menginisiasi kerja sama pengembangan dan implementasi kesepakatan serta aturan yang saling menguntungkan dan sesuai hukum internasional di perairan yang disengketakan. Menariknya, Presiden Xi langsung menyetujui usulan tersebut. Hal ini menunjukkan keseriusan kedua negara dalam mencari solusi damai atas sengketa yang telah berlangsung lama.
Diplomasi Bilateral dan Kerja Sama ASEAN
Tidak hanya dengan China, Prabowo juga menyoroti kemajuan diplomasi Indonesia dengan negara-negara ASEAN lainnya. Salah satu contohnya adalah penyelesaian klaim ZEE yang tumpang tindih dengan Vietnam. Masalah ini telah berlangsung selama beberapa dekade, namun akhirnya terselesaikan beberapa bulan lalu. Keberhasilan ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam menyelesaikan sengketa melalui jalur diplomasi.
Lebih lanjut, Prabowo juga menyebutkan upaya pendekatan kepada Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, untuk menyelesaikan masalah yang masih ada antara Indonesia dan Malaysia. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia secara aktif membangun hubungan bilateral yang kuat untuk menjaga stabilitas regional.
Prabowo menekankan bahwa sebagian besar konflik yang masih ada di Laut China Selatan merupakan warisan campur tangan kekuatan kolonial di Asia Tenggara. "Dan sekarang kita harus mengatasi kekacauan yang ditinggalkan oleh kekuatan kolonial," tegasnya. Pernyataan ini memberikan konteks historis penting dalam memahami akar permasalahan sengketa di Laut China Selatan.
Prioritas Perdamaian dan Kemakmuran Bersama
Presiden Prabowo secara konsisten menekankan komitmennya terhadap penyelesaian damai. Ia mengajak negara-negara untuk bekerja sama demi mencapai kemakmuran dan kemajuan bersama. "Saya percaya bahwa semua negara menginginkan kemakmuran, tujuan yang membutuhkan perdamaian," tegas Prabowo. Pernyataan ini menjadi penegasan kembali atas prioritas utama Indonesia dalam menjaga perdamaian dan stabilitas regional.
Kesimpulannya, strategi diplomasi damai yang diusung Prabowo Subianto dalam mengatasi sengketa Laut China Selatan menunjukkan komitmen Indonesia dalam menjaga perdamaian dan stabilitas regional. Kerja sama dengan China dan negara-negara ASEAN lainnya, serta penyelesaian bilateral, menjadi kunci utama dalam upaya mencapai solusi yang saling menguntungkan dan sesuai hukum internasional.