Rayakan 50 Tahun Kemitraan Selandia Baru ASEAN, Status Hubungan Ditingkatkan Jadi Strategis Komprehensif
Rayakan 50 tahun Kemitraan Selandia Baru ASEAN, Wellington tegaskan komitmen tingkatkan status hubungan menjadi Strategis Komprehensif. Apa saja agenda kerja sama ke depan?
Selandia Baru secara resmi menyatakan niatnya untuk meningkatkan status kemitraan dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Langkah ini diambil seiring perayaan 50 tahun terjalinnya hubungan bilateral yang erat antara kedua belah pihak. Peningkatan status ini diharapkan mampu memperdalam kerja sama di berbagai sektor vital.
Wakil Duta Besar Selandia Baru untuk ASEAN, Ben Collins, menegaskan komitmen ini saat berkunjung ke ANTARA Heritage Center di Jakarta. Menurut Collins, peningkatan hubungan menuju Kemitraan Strategis Komprehensif menjadi prioritas utama. Ini menandai babak baru dalam dinamika regional yang semakin kompleks.
Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi di empat pilar utama: masyarakat, kemakmuran, perdamaian, dan keberlanjutan lingkungan. Selandia Baru telah menyiapkan Rencana Aksi baru untuk lima tahun ke depan. Hal ini menunjukkan keseriusan Wellington dalam kemitraan Selandia Baru ASEAN.
Pilar Kemitraan dan Agenda Ekonomi
Kemitraan Selandia Baru dengan ASEAN dibangun di atas empat pilar fundamental yang mencakup aspek masyarakat (people), kemakmuran (prosperity), perdamaian (peace), dan planet (lingkungan hidup serta keberlanjutan). Peningkatan status kemitraan ini akan memungkinkan Selandia Baru untuk memperdalam kerja sama di setiap pilar tersebut. Tujuannya adalah menciptakan dampak positif yang lebih luas bagi kedua belah pihak.
Selain memperkuat pilar-pilar tersebut, Selandia Baru juga berambisi meningkatkan hubungan ekonomi dengan negara-negara ASEAN. Hal ini akan dilakukan melalui penguatan Perjanjian Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru (ANZFTA). Perjanjian ini telah lama menjadi fondasi penting dalam perdagangan regional.
Tak hanya ANZFTA, Selandia Baru juga melihat potensi besar dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). RCEP merupakan perjanjian perdagangan bebas komprehensif yang melibatkan negara-negara anggota ASEAN dan lima mitra dagang utama. Ini termasuk Australia, China, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru sendiri.
Ben Collins menyebut RCEP sebagai "hubungan ekonomi berkualitas tinggi" yang akan terus menjadi fokus dalam agenda ekonomi. Pertemuan tingkat menteri terkait RCEP dijadwalkan berlangsung pada bulan September mendatang di Malaysia. Ini menunjukkan komitmen berkelanjutan terhadap integrasi ekonomi kawasan.
Peran Indonesia dan Dukungan Proyek Masa Depan
Dalam konteks kemitraan Selandia Baru ASEAN, Indonesia memainkan peran yang sangat krusial di kawasan. Wakil Duta Besar Collins secara khusus mengapresiasi kontribusi Indonesia, tidak hanya sebagai tuan rumah Sekretariat ASEAN. Indonesia juga diakui memiliki peran penting dalam kancah global.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, sebelumnya telah menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama berorientasi masa depan dengan Selandia Baru. Pernyataan ini disampaikan dalam Pertemuan ASEAN-New Zealand Post Ministerial Conference (PMC) di Kuala Lumpur, Malaysia, awal Juli lalu. Ini menunjukkan sinergi kuat antara kedua negara.
Menlu Sugiono juga mengapresiasi dukungan konsisten Selandia Baru terhadap ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP). Komitmen Selandia Baru terhadap Sentralitas ASEAN dalam menjaga perdamaian dan kerja sama regional sangat dihargai. Hal ini memperkuat visi bersama untuk stabilitas kawasan.
Selain itu, Indonesia berharap Selandia Baru dapat mendukung negosiasi ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang sedang berlangsung. DEFA diproyeksikan akan menghubungkan lebih dari 680 juta orang di kawasan. Perjanjian ini berpotensi membuka nilai ekonomi digital hingga 2 triliun dolar AS pada tahun 2030, menjadikannya inisiatif strategis.