Sulut Dorong Peningkatan Produksi Kelapa untuk Penuhi Kebutuhan Lokal
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara berupaya meningkatkan produksi kelapa untuk memenuhi kebutuhan industri lokal dan mendorong ekspor produk turunannya.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tengah gencar mendorong peningkatan produksi kelapa. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan industri pengolahan kelapa di daerah yang masih bergantung pada pasokan dari luar daerah. Wakil Gubernur Sulut, Victor Mailangkay, mengungkapkan bahwa produksi kelapa saat ini belum mencukupi kebutuhan industri lokal. "Produksi kelapa saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan industri olahan, sehingga masih mendatangkan dari luar," kata Wagub di Manado, Sabtu (3/5).
Provinsi Sulut memiliki areal perkebunan kelapa yang luas, mencapai 264.677 hektare. Luas lahan tersebut mampu menghasilkan 266.053 ton kelapa dengan tingkat produktivitas 1.248 kilogram per hektare. Jumlah petani kelapa di Sulut diperkirakan sebanyak 198.434 orang, menggarap lahan seluas 213.059 hektare yang produktif. Sementara, lahan seluas 22.376 hektare masih berupa tanaman yang belum menghasilkan atau tanaman yang sudah tua dan rusak.
Upaya peningkatan produksi kelapa ini menjadi penting mengingat potensi ekonomi yang besar dari komoditas tersebut. Data Dinas Perkebunan Provinsi Sulut menunjukkan bahwa nilai ekspor produk turunan kelapa pada tahun 2024 mencapai angka yang fantastis, yaitu Rp2.554.955.777.882, atau setara dengan 89,49 persen dari total nilai ekspor Sulut. Hal ini menunjukkan kontribusi signifikan kelapa terhadap perekonomian daerah.
Potensi Besar Kelapa Sulut dan Upaya Peningkatan Produksi
Provinsi Sulawesi Utara memiliki potensi besar dalam pengembangan industri kelapa. Produk turunan kelapa yang diekspor pada tahun 2024 didominasi oleh minyak kelapa (67,36 persen), disusul kelapa parut dan bungkil kelapa (masing-masing 12,54 persen). Produk lain seperti air kelapa, minyak kelapa mentah, santan kelapa, tepung kelapa, dan tempurung kelapa juga turut diekspor, meskipun dalam jumlah yang lebih kecil.
Untuk meningkatkan produksi, pemerintah provinsi telah melakukan berbagai upaya, termasuk peremajaan tanaman kelapa melalui dana APBN dan APBD. Sejak tahun 2021 hingga 2024, program peremajaan telah dilakukan di lahan seluas satu hektare dengan penanaman sebanyak 300.100 bibit kelapa. Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kelapa di Sulut.
Selain peremajaan, perlu adanya peningkatan teknologi budidaya dan pengelolaan pasca panen untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk. Hal ini penting untuk meningkatkan daya saing produk kelapa Sulut di pasar lokal maupun internasional.
Koordinasi Antar Pemangku Kepentingan
Wakil Gubernur Sulut menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah provinsi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait dalam upaya peningkatan produksi kelapa. "Pemerintah provinsi bersama para pemangku kepentingan harus berkoordinasi terkait peningkatan produksi kelapa di Bumi Nyiur Melambai ini," ajak Wagub. Koordinasi yang baik akan memastikan program peningkatan produksi kelapa berjalan efektif dan berkelanjutan.
Kerjasama yang erat antara pemerintah, petani, industri pengolahan, dan lembaga terkait sangat krusial. Hal ini mencakup penyediaan bibit unggul, pelatihan bagi petani, akses terhadap teknologi modern, serta pengembangan pasar yang terintegrasi. Dengan demikian, peningkatan produksi kelapa di Sulut dapat terwujud dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.
Peningkatan produksi kelapa tidak hanya akan memenuhi kebutuhan industri lokal, tetapi juga akan meningkatkan pendapatan petani dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Ekspor produk turunan kelapa yang tinggi menunjukkan potensi besar Sulut dalam industri ini. Oleh karena itu, upaya peningkatan produksi dan kualitas kelapa perlu terus ditingkatkan secara berkelanjutan.
Ke depan, perlu adanya inovasi dan strategi pemasaran yang tepat sasaran untuk meningkatkan nilai tambah produk kelapa. Pengembangan produk turunan kelapa yang inovatif dan bernilai tinggi juga perlu dipertimbangkan untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing di pasar global. Dengan sinergi dan komitmen bersama, Sulut dapat menjadi sentra produksi kelapa yang unggul dan berdaya saing.