Tahukah Anda? Cek Kesehatan Gratis di Sekolah Harus Dibarengi Penyuluhan, Kata Eks Direktur WHO
Program Cek Kesehatan Gratis di Sekolah (CKG) akan segera bergulir secara nasional. Namun, seorang ahli kesehatan menyarankan agar program ini tidak hanya sebatas pemeriksaan fisik.
Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di sekolah akan segera dilaksanakan secara serentak di berbagai daerah di Indonesia, dimulai pada Senin, 4 Agustus 2025. Inisiatif ini bertujuan untuk mendeteksi dini gangguan kesehatan pada anak sekolah serta meningkatkan pemahaman mereka mengenai pentingnya kesehatan.
Meskipun demikian, Prof. Tjandra Yoga Aditama, mantan Direktur Penyakit Menular Badan Kesehatan Dunia (WHO) Kantor Regional Asia Tenggara periode 2018-2020, memberikan usulan penting. Ia menekankan bahwa program CKG sebaiknya tidak hanya fokus pada pemeriksaan fisik semata, tetapi juga dibarengi dengan penyuluhan kesehatan yang komprehensif.
Usulan ini disampaikan Tjandra Yoga Aditama dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu. Menurutnya, pendekatan holistik ini akan memastikan bahwa tujuan utama CKG, yaitu peningkatan kesehatan dan pemahaman siswa, dapat tercapai secara maksimal.
Pentingnya Penyuluhan dalam Cek Kesehatan Gratis di Sekolah
Prof. Tjandra Yoga Aditama menggarisbawahi bahwa penyuluhan kesehatan merupakan komponen krusial yang harus diintegrasikan dalam setiap pelaksanaan Program Cek Kesehatan Gratis di sekolah. Penyuluhan ini tidak hanya ditujukan kepada para siswa, tetapi juga kepada guru dan seluruh petugas sekolah lainnya.
Keterlibatan aktif pihak sekolah, khususnya guru, dalam kegiatan cek kesehatan ini juga sangat dianjurkan. Hal ini akan memperkuat sinergi antara program kesehatan dan lingkungan pendidikan, sehingga pesan-pesan kesehatan dapat tersampaikan dengan lebih efektif dan berkelanjutan.
Dengan adanya penyuluhan yang terstruktur, diharapkan siswa tidak hanya mengetahui kondisi kesehatannya, tetapi juga memahami cara menjaga dan meningkatkan kesehatan mereka. Pemahaman yang baik ini akan menjadi bekal penting bagi mereka untuk menerapkan gaya hidup sehat sejak dini.
Tindak Lanjut dan Peran Puskesmas dalam CKG
Salah satu aspek vital dari Program Cek Kesehatan Gratis adalah tindak lanjut terhadap hasil pemeriksaan. Bagi peserta didik yang teridentifikasi memiliki masalah kesehatan, penanganan lebih lanjut harus segera diberikan tanpa penundaan.
Prof. Tjandra Yoga Aditama menegaskan pentingnya rujukan bagi anak-anak yang memerlukan pemeriksaan lanjutan, baik ke Puskesmas terdekat maupun ke rumah sakit setempat. Proses rujukan ini memastikan bahwa setiap temuan masalah kesehatan dapat ditangani secara profesional dan tepat waktu.
Puskesmas yang berlokasi di sekitar sekolah memegang tanggung jawab besar sebagai garda terdepan implementasi pelayanan kesehatan primer. Mereka bertanggung jawab dalam menentukan penjadwalan kegiatan CKG, yang harus dikoordinasikan dengan pihak sekolah agar tidak mengganggu proses belajar mengajar.
Implementasi Cek Kesehatan Gratis di Berbagai Daerah
Sebelum pelaksanaan serentak secara nasional, beberapa daerah telah memulai inisiatif Cek Kesehatan Gratis di sekolah. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, misalnya, telah memulai kegiatan CKG pada tahun ajaran baru ini.
Kegiatan di DKI Jakarta diawali di Sekolah Rakyat Sentra Handayani, Cipayung, Jakarta Timur, pada 9 Juli 2025. Selanjutnya, program serupa juga dilaksanakan di Sekolah Rakyat Sentra Mulya Jaya, Cipayung, Jakarta Timur, serta Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Margaguna, Cilandak, Jakarta Selatan, pada 14 Juli 2025.
Adapun cakupan pemeriksaan dalam Program CKG hampir sama dengan cek kesehatan umum lainnya. Skrining meliputi pemeriksaan organ mata, telinga, serta deteksi anemia, penyakit tidak menular (PTM), dan penyakit menular. Pelaksanaan secara nasional pada 4 Agustus 2025 diharapkan dapat menjangkau lebih banyak pelajar di seluruh sekolah dan madrasah di berbagai wilayah.