Taman Bendera Pusaka: Bukan Sekadar Ruang Hijau, Simbol Sejarah dan Kebanggaan Baru Jakarta
Pembangunan Taman Bendera Pusaka di Jakarta Selatan bukan hanya menambah ruang terbuka hijau, tetapi juga menjadi ikon baru sejarah dan kebanggaan bagi Ibu Kota.
Pembangunan Taman Bendera Pusaka di kawasan Barito, Jakarta Selatan, menjadi sorotan utama dalam upaya pemulihan tata ruang Ibu Kota. Proyek ini tidak hanya menambah ruang terbuka hijau (RTH) yang krusial bagi keberlanjutan lingkungan. Lebih dari itu, taman ini digadang-gadang akan menjadi ikon baru yang merepresentasikan sejarah dan kebanggaan Jakarta di mata dunia.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Pantas Nainggolan, menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan komitmen nyata. Ia menyebutnya sebagai langkah strategis untuk mewujudkan Jakarta yang hijau dan layak huni. Peletakan batu pertama atau groundbreaking Taman Bendera Pusaka telah menandai dimulainya proyek ambisius ini.
Inisiatif ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) DKI Jakarta. Tujuannya adalah menjadikan Jakarta sebagai kota global. Proyek ini diharapkan mampu mendongkrak posisi Jakarta masuk dalam 50 besar kota global pada 2029. Bahkan, diharapkan bisa mencapai 20 besar dunia dalam dua dekade mendatang.
Visi Jakarta Hijau dan Global
Pantas Nainggolan menekankan bahwa pemulihan ruang terbuka hijau adalah kunci utama. Hal ini penting untuk membangun Jakarta yang berkelanjutan di masa depan. Taman Bendera Pusaka akan menjadi simbol nyata dari komitmen tersebut. Selain itu, taman ini juga akan mengingatkan generasi mendatang pada sejarah kemerdekaan bangsa.
Menurut Pantas, selain fungsi estetika dan rekreasi, taman ini memiliki peran vital. Taman Bendera Pusaka akan berfungsi sebagai daerah resapan air. Ini sangat membantu dalam upaya mengurangi potensi banjir di wilayah sekitarnya. Integrasi fungsi ini menunjukkan pendekatan holistik dalam pembangunan kota.
Ia mengakui bahwa tidak semua pihak akan setuju dengan proyek ini. Namun, tujuan akhir dari pembangunan ini sangat jelas. Yakni, menciptakan Jakarta yang hijau, layak huni, dan membanggakan. Kota ini diharapkan dapat bersaing di kancah internasional.
Fungsi Multiguna dan Integrasi Kawasan
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Wa Ode Herlina, turut memberikan dukungannya. Ia menyambut baik pembangunan Taman Bendera Pusaka ini. Taman ini akan mengintegrasikan beberapa taman yang sudah ada sebelumnya. Integrasi ini meliputi Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuser.
Kawasan Barito sendiri sebelumnya direncanakan sebagai Taman ASEAN. Taman ini merupakan ruang terbuka hijau berskala internasional. Wa Ode Herlina menilai bahwa Taman Bendera Pusaka akan menjadi ikon baru. Taman ini diharapkan menjadi kebanggaan bagi seluruh warga DKI Jakarta.
Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (CKTRP) DKI Jakarta, Vera Refina Sari, menjelaskan lebih lanjut. Taman Bendera Pusaka tidak hanya menawarkan keindahan lanskap semata. Proyek ini juga mengelola tata air kawasan secara efektif. Hal ini sangat membantu dalam pengendalian banjir di area tersebut.
Vera menambahkan, taman ini akan memperkuat fungsi ekologis kota. Pada saat yang sama, ia juga memperhatikan nilai sejarah dan budaya lokal yang kaya. Diharapkan, taman ini akan meningkatkan interaksi sosial warga. Selain itu, taman ini juga akan mendukung berbagai aktivitas seperti olahraga, seni, dan kegiatan komunitas.
Pendanaan dan Harapan Masa Depan
Proyek pembangunan Taman Bendera Pusaka ini bukanlah sekadar renovasi biasa. Vera Refina Sari menyebutnya sebagai bentuk kelahiran kembali kawasan Barito. Kawasan ini akan bertransformasi menjadi ruang publik yang lebih hidup, inklusif, dan multifungsi. Ini menunjukkan komitmen Pemprov DKI Jakarta terhadap pengembangan kota.
Data penelusuran ANTARA mengungkapkan detail penting terkait pendanaan proyek ini. Anggaran untuk penataan kawasan ini tidak berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sebaliknya, dana yang digunakan adalah kontribusi dari pengembang. Dana ini berasal dari koefisien lantai bangunan (KLB), dengan estimasi sekitar Rp50 miliar.
Pemanfaatan dana KLB ini menunjukkan inovasi dalam pembiayaan proyek infrastruktur. Hal ini juga mengurangi beban APBD. Diharapkan, Taman Bendera Pusaka akan menjadi representasi Jakarta. Sebuah kota global yang hijau, berbudaya, dan mampu memberikan kebanggaan bagi warganya.