Ternyata Ribuan Warga Mengungsi, Ini Dampak Gempa Poso Magnitudo 6.0 di Sulawesi Tengah
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan ribuan warga mengungsi akibat Dampak Gempa Poso magnitudo 6.0 di Sulawesi Tengah. Simak detail kerusakannya!
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.0 mengguncang wilayah Poso, Sulawesi Tengah, pada Kamis malam, 24 Juli. Peristiwa ini menyebabkan ribuan warga terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 2.011 individu atau 609 kepala keluarga harus meninggalkan tempat tinggalnya. Data awal ini menunjukkan skala dampak yang signifikan terhadap masyarakat setempat.
Pusat gempa berada di darat dengan kedalaman dangkal, memicu kerusakan pada sejumlah bangunan dan fasilitas umum. Hingga saat ini, proses pendataan dan verifikasi dampak masih terus dilakukan oleh pihak berwenang.
Ribuan Warga Mengungsi dan Korban Luka Ringan
Dampak Gempa Poso magnitudo 6.0 di Poso, Sulawesi Tengah, telah menyebabkan krisis pengungsian. Menurut data awal dari BNPB, sebanyak 2.011 warga dari 609 kepala keluarga telah dievakuasi dari rumah mereka.
Selain pengungsian massal, gempa ini juga mengakibatkan empat warga mengalami luka ringan. Mereka saat ini sedang mendapatkan penanganan medis yang diperlukan.
Proses pendataan korban dan pengungsi terus diperbarui. Tim di lapangan berupaya memastikan semua warga terdampak mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.
Kerusakan Bangunan dan Fasilitas Umum
Gempa Poso juga meninggalkan jejak kerusakan pada infrastruktur. BNPB melaporkan bahwa 14 unit rumah mengalami kerusakan berat, sementara 21 rumah lainnya mengalami kerusakan ringan.
Tidak hanya itu, satu fasilitas pendidikan dan satu tempat ibadah juga mengalami kerusakan struktural ringan. Bangunan-bangunan ini berlokasi di Desa Tokilo dan Tindoli, Kecamatan Pamona Tenggara, serta Desa Pendolo di Kecamatan Pamona Selatan.
Penilaian kerusakan masih terus berlangsung untuk mengidentifikasi seluruh bangunan yang terdampak. Hal ini penting untuk perencanaan rehabilitasi dan rekonstruasi ke depan.
Analisis BMKG dan Gempa Susulan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan bahwa gempa terjadi pada pukul 20.06 WIB. Episenter gempa terletak di darat, tepatnya di koordinat 2.01 derajat Lintang Selatan dan 120.78 derajat Bujur Timur, dengan kedalaman 10 kilometer.
BMKG mengklasifikasikan gempa ini sebagai gempa dangkal yang disebabkan oleh aktivitas Sesar Poso. Mekanisme gempa menunjukkan jenis sesar mendatar (strike-slip fault).
Setelah gempa utama, tercatat setidaknya 11 gempa susulan. Gempa susulan terkuat memiliki magnitudo 5.5, sedangkan yang terlemah bermagnitudo 2.4.
Intensitas Getaran dan Himbauan Ketenangan
Getaran akibat Dampak Gempa Poso dirasakan di beberapa wilayah dengan intensitas bervariasi. Poso, Kolonodale, dan Mangkutana merasakan guncangan pada skala intensitas IV hingga V Modified Mercalli Intensity (MMI), yang umumnya dirasakan oleh sebagian besar penduduk.
Palopo, Toraja, Mappadeceng, dan Bungku merasakan intensitas III hingga IV MMI, sementara Palu mengalami getaran lebih ringan pada skala II hingga III MMI. BMKG telah memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Ketenangan dan kewaspadaan sangat penting dalam menghadapi situasi pasca-gempa.