Terobosan Irigasi: Cirebon Targetkan MT3 Demi Swasembada Padi, Akankah Berhasil?
Pemerintah Kabupaten Cirebon gencar perluas musim tanam ketiga (MT3) padi melalui irigasi perpipaan dan perpompaan, optimis capai Swasembada Padi Cirebon.
Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, secara aktif mengupayakan perluasan musim tanam ketiga (MT3) padi. Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi besar untuk meningkatkan produksi pangan lokal. Perluasan ini akan diwujudkan melalui pembangunan jaringan irigasi perpipaan dan perpompaan modern. Fokus utamanya adalah mengoptimalkan sawah tadah hujan yang selama ini hanya mampu menghasilkan dua kali panen dalam setahun.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya, menegaskan pentingnya langkah ini. Ia berharap perluasan MT3 dapat signifikan menambah luas tanam padi di wilayah tersebut. Selain itu, program ini juga bertujuan menjaga keberlangsungan aktivitas ekonomi desa, memastikan petani memiliki pekerjaan sepanjang tahun dan berkontribusi pada ketahanan pangan.
Survei lapangan untuk program irigasi inovatif ini dijadwalkan selesai pada 22 Agustus mendatang. Usulan proyek ini telah secara resmi diajukan kepada Kementerian Pertanian untuk mendapatkan dukungan penuh. Dengan terlaksananya MT3, diharapkan terjadi peningkatan drastis hasil padi di Kabupaten Cirebon, yang pada akhirnya akan mendukung pencapaian swasembada pangan nasional sesuai arahan Presiden.
Strategi Peningkatan Produktivitas Pertanian
Deni Nurcahya menjelaskan bahwa kendala utama dalam pelaksanaan MT3 adalah ketiadaan pasokan air yang memadai. Oleh karena itu, survei mendalam untuk irigasi perpompaan atau perpipaan menjadi langkah krusial. Inisiatif ini dirancang khusus untuk memastikan ketersediaan air yang konsisten pada musim tanam ketiga, memungkinkan petani untuk menanam tanpa hambatan.
Program irigasi strategis ini telah diusulkan secara resmi kepada Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Selain itu, Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon juga telah menerima berbagai bantuan penting dari kementerian. Bantuan tersebut meliputi alat mesin pertanian (alsintan) modern, pengembangan jaringan usaha tani, pembangunan sumur air tanah dalam, serta instalasi irigasi perpipaan yang sebagian sudah beroperasi pada tahun anggaran 2024-2025.
Apabila program MT3 ini berhasil diimplementasikan secara menyeluruh, dampaknya akan sangat positif. Hal ini akan signifikan meningkatkan luas tanam padi di seluruh Kabupaten Cirebon. Lebih lanjut, masyarakat petani dapat terus bekerja dan berproduksi, memastikan keberlanjutan mata pencarian mereka. Peningkatan hasil padi yang substansial di Kabupaten Cirebon diharapkan mampu mewujudkan target swasembada pangan yang menjadi prioritas nasional.
Dukungan Kebijakan dan Data Pertanian Cirebon
Selain fokus pada pengembangan irigasi, Dinas Pertanian juga memberikan perhatian khusus pada pemantauan masa panen. Pemantauan ini sangat penting untuk memastikan panen dilakukan pada umur padi yang optimal, guna mencegah penurunan kualitas gabah. Kendala akses terhadap mesin combine harvester juga menjadi salah satu aspek yang terus dievaluasi demi efisiensi proses panen.
Pemerintah Kabupaten Cirebon menunjukkan optimisme tinggi dalam mencapai target swasembada padi sesuai arahan Presiden. Optimisme ini didasari oleh kombinasi strategi yang komprehensif, meliputi implementasi irigasi baru, kebijakan harga yang mendukung petani, dan kelancaran distribusi pupuk. Adanya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah sebesar Rp6.500/kg dan kemudahan penebusan pupuk bersubsidi hanya dengan KTP diharapkan dapat lebih meningkatkan produktivitas pertanian padi di daerah ini.
Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon memiliki data yang menunjukkan potensi besar sektor pertanian di wilayahnya. Tercatat ada sekitar 33 ribu kelompok tani yang aktif, dengan jumlah petani penggarap mencapai 72 ribuan orang. Luas lahan sawah produktif di Kabupaten Cirebon sendiri mencapai lebih dari 51 ribu hektare, yang saat ini mampu menghasilkan volume panen rata-rata 6 ton per hektare.
- Jumlah kelompok tani di Kabupaten Cirebon: sekitar 33 ribu.
- Jumlah petani penggarap: sekitar 72 ribu.
- Luas lahan sawah produktif: lebih dari 51 ribu hektare.
- Volume panen saat ini: 6 ton per hektare.