Terungkap, Ini Alasan Sekjen ASEAN Tegaskan Komitmen Perdagangan Berbasis Aturan dengan Jepang dalam Dialog ke-17
Sekjen ASEAN tegaskan komitmen perdagangan berbasis aturan bersama Jepang, sebuah langkah penting untuk stabilitas ekonomi global di tengah ketidakpastian.
Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn, baru-baru ini menegaskan kembali komitmen kuat antara ASEAN dan Jepang terhadap sistem perdagangan yang transparan, adil, terbuka, dan berbasis aturan. Penegasan ini disampaikan dalam Dialog ke-17 antara Sekjen ASEAN dan Federasi Kamar Dagang dan Industri Jepang di ASEAN (FJCCIA) yang berlangsung di Jakarta pada Selasa, 29 Juli.
Dialog tersebut menjadi platform krusial untuk memperkuat kemitraan ekonomi kedua belah pihak. Kao Kim Hourn menyoroti pentingnya implementasi efektif dari Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif ASEAN-Jepang (AJCEP) serta Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) sebagai pilar utama. Komitmen ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan perdagangan yang stabil dan prediktif di tengah dinamika global.
Pertemuan ini tidak hanya membahas tantangan, tetapi juga peluang yang dapat diubah dari kesulitan global. Dengan fokus pada ketahanan komunitas bisnis, ASEAN dan Jepang berupaya mengubah ketidakpastian tarif global menjadi fondasi yang stabil melalui pengaturan perdagangan preferensial yang telah mapan. Hal ini menunjukkan keseriusan kedua pihak dalam menjaga pertumbuhan ekonomi regional.
Memperkuat Fondasi Perdagangan Melalui AJCEP dan RCEP
AJCEP, yang telah berlaku sejak tahun 2008, merupakan instrumen penting dalam memfasilitasi hubungan ekonomi antara ASEAN dan Jepang. Perjanjian ini dirancang untuk mengurangi hambatan tarif dan non-tarif, sehingga menciptakan arus perdagangan yang lebih lancar. Melalui AJCEP, bisnis-bisnis Jepang mendapatkan keuntungan dari pengurangan tarif yang signifikan pada sektor-sektor utama, sementara perusahaan-perusahaan ASEAN memperoleh akses yang lebih baik ke pasar Jepang yang canggih dan kompetitif.
Selain AJCEP, Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) juga menjadi kerangka kerja vital yang mendukung komitmen perdagangan berbasis aturan ini. RCEP, sebagai perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia, melibatkan 15 negara di Asia-Pasifik, termasuk seluruh anggota ASEAN dan Jepang. Implementasi RCEP memperkuat integrasi ekonomi regional dan membuka lebih banyak peluang bagi diversifikasi rantai pasok.
Kerangka kerja preferensial ini menjadi semakin berharga seiring upaya bisnis untuk mendiversifikasi rantai pasok dan mengeksplorasi peluang pasar baru. Dalam konteks dinamika perdagangan global yang terus berubah, perjanjian ini menawarkan stabilitas dan prediktabilitas yang sangat dibutuhkan. Ini juga membantu perusahaan-perusahaan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kondisi pasar global.
Peran Strategis FJCCIA dalam Kemitraan Ekonomi ASEAN-Jepang
Federasi Kamar Dagang dan Industri Jepang di ASEAN (FJCCIA) memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung kemitraan ekonomi antara ASEAN dan Jepang. Organisasi ini berfungsi sebagai mekanisme vital yang mengoordinasikan upaya bersama dan menyalurkan masukan dari komunitas bisnis Jepang di seluruh wilayah ASEAN. FJCCIA mewakili ribuan bisnis Jepang, memberikan suara kolektif dalam dialog dengan para pembuat kebijakan.
Dalam dialog yang ke-17 ini, FJCCIA mengusulkan empat pilar utama yang diyakini dapat memperkuat daya tarik bisnis ASEAN. Pilar-pilar ini dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di tengah ketidakpastian global. Usulan ini menunjukkan visi strategis FJCCIA dalam mengidentifikasi area-area kunci untuk kolaborasi masa depan.
Empat pilar yang diusulkan oleh FJCCIA adalah sebagai berikut:
- Rantai Pasokan yang Tangguh: Membangun dan memperkuat rantai pasokan yang mampu bertahan dari guncangan eksternal dan memastikan kelancaran distribusi barang dan jasa.
- Ekonomi Hijau dan Berkelanjutan: Mendorong investasi dan inovasi dalam praktik bisnis yang ramah lingkungan, mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon.
- Ekonomi Digital, Inovasi, dan Teknologi yang Berkembang: Memanfaatkan potensi teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi, menciptakan peluang baru, dan mendorong inovasi di berbagai sektor.
- ASEAN yang Inklusif: Memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi memberikan manfaat bagi semua lapisan masyarakat, mengurangi kesenjangan, dan mempromosikan pembangunan yang merata.
Peran FJCCIA dalam memajukan integrasi ekonomi, mendorong inovasi, dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan di seluruh kawasan ASEAN tidak dapat diremehkan. Kontribusi mereka sangat penting dalam membentuk kebijakan dan strategi yang mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.