Terungkap! Ini Trivia Mengejutkan dari Hasil Autopsi Arya Daru, Diplomat Kemenlu yang Tewas Mati Lemas
RSCM akhirnya merilis hasil autopsi Arya Daru, diplomat muda Kemenlu. Temuan luka dan penyebab kematiannya terungkap, menimbulkan banyak pertanyaan.
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) akhirnya mengungkap hasil autopsi jenazah Arya Daru Pangayunan, seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri. Pengumuman ini disampaikan dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya pada Selasa, 29 Juli. Hasil pemeriksaan forensik ini diharapkan dapat memberikan titik terang mengenai penyebab kematian almarhum.
Dr. G. Yoga Tohijiwa dari RSCM menjelaskan temuan-temuan signifikan pada jenazah. Dari pemeriksaan luar, ditemukan adanya luka-luka lecet pada wajah dan leher, serta luka terbuka pada bibir. Selain itu, terdapat memar-memar pada wajah, bibir, dan anggota gerak atas kanan, disertai tanda-tanda perbendungan.
Adapun luka memar pada lengan atas kanan, Yoga Tohijiwa mengaitkannya dengan informasi dari penyidik. Diduga, luka tersebut disebabkan oleh aktivitas memanjat tembok di lantai 12 (rooftop) Kementerian Luar Negeri. Sementara itu, penyebab kematian Arya Daru disimpulkan akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran napas atas, yang berujung pada kondisi mati lemas.
Detail Luka dan Temuan Fisik
Tim forensik RSCM melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap jenazah Arya Daru. Selain luka lecet dan memar yang terlihat dari luar, pemeriksaan organ dalam juga menunjukkan beberapa anomali. Pada kedua paru-paru, ditemukan adanya sembab paru atau pembengkakan yang signifikan.
Lebih lanjut, hampir seluruh organ dalam almarhum menunjukkan pelebaran pembuluh darah. Kondisi ini disertai dengan bintik-bintik perdarahan yang tersebar. Temuan ini mengindikasikan adanya gangguan sistemik pada tubuh almarhum sebelum meninggal dunia.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap, sampel jaringan dari seluruh organ diambil. Sampel-sampel ini kemudian digunakan untuk pemeriksaan toksikologi dan histopatologi. Proses ini krusial untuk mengidentifikasi kemungkinan zat asing atau kondisi patologis yang tidak terlihat secara kasat mata.
Hasil Uji Toksikologi dan Penyebab Kematian
Pemeriksaan toksikologi awal yang dilakukan di RSCM berfokus pada penyaringan zat-zat terlarang. Menggunakan sampel urine, tim medis memeriksa keberadaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) serta alkohol. Hasil pemeriksaan ini menunjukkan negatif, mengindikasikan bahwa almarhum tidak berada di bawah pengaruh zat-zat tersebut saat kejadian.
Sementara itu, hasil pemeriksaan histopatologi mengkonfirmasi temuan luka pada bibir bagian dalam. Gambaran perdarahan pada luka tersebut sesuai dengan tanda intravitalitas luka. Ini berarti luka tersebut terjadi saat almarhum Arya Daru masih hidup, bukan setelah meninggal dunia.
Tim forensik juga menemukan gambaran kekurangan oksigen pada jaringan jantung, yang disebut jejas kekurangan oksigen akut. Pada paru-paru, selain perbendungan, ditemukan juga pembengkakan. Organ-organ dalam lainnya menunjukkan pelebaran pembuluh darah dan ekstravasasi sel darah merah, yaitu keluarnya sel darah dari pembuluh darah.
Berdasarkan seluruh pemeriksaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan adanya penyakit atau zat yang secara langsung menyebabkan gangguan pertukaran oksigen pada organ atau jaringan tubuh Arya Daru. Oleh karena itu, penyebab kematian almarhum secara medis adalah akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran napas atas, yang berujung pada mati lemas.