Trivia Wamentan: Hilirisasi Susu Nasional dan Pembibitan Ternak Unggul, Kunci Sukses Program Gizi Gratis
Wakil Menteri Pertanian mendorong Hilirisasi Susu Nasional dan penguatan pembibitan ternak untuk program Makan Bergizi Gratis. Akankah target produksi susu tercapai?
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono baru-baru ini melakukan kunjungan kerja penting ke Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden. Kunjungan ini berlokasi di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Minggu sore.
Dalam kesempatan tersebut, Wamentan secara tegas mendorong penguatan pembibitan ternak unggul. Ia juga menekankan pentingnya hilirisasi produksi susu nasional. Langkah strategis ini bertujuan untuk mendukung penuh program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Penguatan ekosistem pembibitan dari hulu ke hilir menjadi fondasi utama. Hal ini termasuk menjamin ketersediaan pakan berkualitas sebagai kunci produktivitas peternakan.
Penguatan Pembibitan dan Peningkatan Produksi Susu Nasional
Pembibitan sapi dan kambing perah berkualitas tinggi merupakan kunci utama. Ini akan meningkatkan produksi susu secara signifikan. Jika ternak dipelihara sesuai standar operasional yang ketat, hasil susu akan meningkat. Peternak pun bisa memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Kepala BBPTU-HPT Baturraden, Dani Kusworo, mengungkapkan bahwa balai tersebut saat ini memproduksi 7.000 liter susu per hari. Sekitar 5.500 liter didistribusikan kepada masyarakat melalui koperasi dan industri pengolahan susu. Potensi produksi susu BBPTU-HPT sebenarnya jauh lebih besar.
Balai ini menargetkan peningkatan hasil produksi susu. Saat ini rata-rata 12-15 liter per sapi perah per hari. Pihaknya telah mencoba teknologi pakan hijauan seperti silase dan mineral blok. Teknologi ini diproduksi sendiri untuk meningkatkan kualitas.
Dengan peningkatan tersebut, target produksi per ekor bisa mencapai 20 liter per hari. Jika target ini tercapai dari 450 ekor sapi perah yang dimiliki, produksi harian bisa mencapai 10.000-12.000 liter pada tahun 2026.
Peluang Pasar Susu dan Dukungan Program Gizi Gratis
Wamentan Sudaryono menilai peluang pasar susu nasional sangat besar. Terutama melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini akan menyasar anak-anak sekolah serta ibu hamil dan menyusui.
Harapannya, kebutuhan susu MBG ini dapat disuplai oleh peternak lokal. Hal ini dilakukan melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Dengan begitu, ekonomi masyarakat desa ikut tumbuh dan berkembang.
Wamentan telah bertemu dengan Pemerintah Kabupaten Banyumas dan Cilacap. Pertemuan ini bertujuan menyerap produksi susu harian BBPTU-HPT Baturraden. Produksi mencapai 7.000 liter per hari untuk memenuhi kebutuhan program MBG.
Terkait masalah harga, inovasi pengemasan yang lebih efisien dapat mengantisipasi hal tersebut. Penggunaan "bantal plastik" daripada botol dapat menjaga harga jual susu tetap terjangkau. Hal terpenting adalah anak-anak dapat minum susu.
Strategi Peningkatan Populasi Sapi Perah dan Sinergi Swasta
Wamentan Sudaryono menegaskan bahwa pengadaan sapi perah bukan dilakukan oleh pemerintah. Namun, hal ini melalui partisipasi aktif pihak swasta. Pemerintah mendorong swasta untuk mendatangkan sapi hidup ke Indonesia.
Data Kementerian Pertanian menunjukkan, hingga saat ini sudah masuk sekitar 27.000 ekor sapi. Target nasional adalah 100.000 ekor sapi perah hingga akhir 2025. Ini menunjukkan komitmen serius dalam peningkatan populasi.
Selain peningkatan produksi, BBPTU-HPT Baturraden juga akan menambah populasi sapi. Ini dilakukan melalui kerja sama dengan PT Suri Nusantara. Perusahaan ini akan mengimpor 1.000 ekor sapi dari tahun 2025 hingga 2029.
Pada tahap awal, sebanyak 250 ekor sapi akan masuk pada tahun 2025. Sisanya akan ditempatkan di kandang baru seluas 50 hektare. Kandang ini akan dibangun oleh perusahaan importir di daerah Manggala.