Waspada Banjir Rob! BPBD Kotim Imbau Warga Pesisir Kalimantan Tengah
BPBD Kotim mengimbau masyarakat pesisir Kalimantan Tengah untuk waspada terhadap potensi banjir rob akibat fenomena bulan purnama dan pasang air laut maksimum pada 17-21 Mei 2025.
Banjir rob kembali mengancam wilayah pesisir Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim mengimbau masyarakat, khususnya di daerah pesisir, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir rob atau air pasang laut yang diperkirakan akan terjadi pada pertengahan Mei 2025. Peringatan ini dikeluarkan menyusul informasi dari BMKG yang memprediksi sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk perairan di Kalimantan Tengah, berpotensi mengalami banjir rob.
Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam, menyatakan bahwa imbauan ini bertujuan sebagai langkah pencegahan dini. "Ini sebagai pencegahan dini supaya masyarakat bisa mengantisipasi dan waspada karena perairan pesisir kita juga termasuk yang berpotensi terjadi banjir rob," ujar Multazam di Sampit, Selasa.
Ancaman banjir rob ini dipicu oleh fenomena bulan purnama yang dapat meningkatkan ketinggian air laut maksimum. BMKG telah merilis informasi resmi yang menyebutkan 19 wilayah berpotensi mengalami banjir rob antara tanggal 7-24 Mei 2025, dan beberapa perairan di Kalimantan Tengah, termasuk Teluk Sampit, Kuala Jelai, Pantai Lunci, Kumai, dan Kuala Pembuang, termasuk dalam daftar tersebut.
Peringatan Dini Banjir Rob di Teluk Sampit
BPBD Kotim secara khusus mengingatkan masyarakat di sekitar perairan Teluk Sampit untuk meningkatkan kewaspadaan. "Perairan Teluk Sampit termasuk yang berpotensi dilanda banjir rob di wilayah kita, makanya kami kembali mengingatkan masyarakat untuk waspada dan mengantisipasi kemungkinan dampak banjir rob," tegas Multazam. Kewaspadaan ini sangat penting untuk mencegah korban jiwa dan kerugian material.
Imbauan ini bukan tanpa alasan. Pada Senin, 23 Mei 2025 lalu, banjir rob telah melanda pantai Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit. Air pasang setinggi satu meter menerjang kawasan tersebut sekitar pukul 12.10 WIB, mengakibatkan kerusakan signifikan pada rumah-rumah nelayan.
Akibat kejadian tersebut, enam rumah nelayan di Dusun Kalap, Desa Ujung Pandaran, hancur disapu banjir rob. Lima rumah hancur total karena tiangnya tercabut, sementara satu rumah mengalami kerusakan parah. Meskipun warga berhasil menyelamatkan diri, kejadian ini menjadi bukti nyata ancaman yang ditimbulkan oleh banjir rob.
Banjir rob tersebut surut sekitar pukul 17.00 WIB. Kejadian ini menjadi peringatan serius bagi masyarakat pesisir Kotim.
Antisipasi dan Pemantauan
BPBD Kotim tidak tinggal diam. Mereka akan berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan desa untuk memantau perkembangan situasi secara intensif. Selain itu, pemantauan juga dilakukan menggunakan drone untuk melihat pergerakan ketinggian permukaan air laut. Data ini akan menjadi acuan penting dalam upaya mitigasi bencana.
Tidak hanya wilayah pesisir, masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Mentaya juga diimbau untuk waspada. Sungai Mentaya berpotensi meluap saat terjadi banjir rob, sehingga meningkatkan risiko banjir dan ancaman keselamatan warga. Ancaman serangan satwa liar, seperti buaya, juga perlu diwaspadai.
Langkah-langkah antisipasi dan pemantauan yang dilakukan BPBD Kotim diharapkan dapat meminimalkan dampak negatif dari potensi banjir rob. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang namun tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Masyarakat dihimbau untuk selalu mengikuti informasi terkini dari BMKG dan BPBD Kotim untuk mengantisipasi potensi banjir rob. Kesiapsiagaan dan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam menghadapi bencana alam ini.