Atasi Kecemasan Anak Jelang Sekolah: Strategi TERATUR untuk Kembalikan Semangat Belajar
Psikolog berikan tips atasi kecemasan anak usai liburan panjang (post holiday blues) dengan strategi TERATUR: Terapkan jadwal, Evaluasi kebiasaan belajar, Rangsang interaksi, Aktifkan minat, Tumbuhkan positif, Ulangi rutinitas, Ringankan kecemasan.
Jakarta, 7 April 2024 (ANTARA) - Perubahan suasana hati dari liburan yang santai ke rutinitas sekolah dapat memicu kecemasan pada anak, yang sering disebut post holiday blues. Hal ini disampaikan oleh Teresa Indira Andani, M.Psi., Psikolog klinis dewasa lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Kecemasan ini tidak hanya berupa rasa malas, tetapi juga meliputi kekhawatiran akan tugas sekolah yang menumpuk atau kesulitan beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan teman-teman.
Menurut Teresa, post holiday blues lebih banyak dialami anak usia 6-12 tahun. Pada usia ini, anak mulai belajar mandiri dan ingin merasa mampu, namun perubahan mendadak dari suasana liburan ke aturan sekolah yang lebih ketat dapat membuat mereka enggan kembali ke sekolah. Hal ini disebabkan cara berpikir anak usia tersebut yang masih konkret, sehingga sulit memahami perlunya meninggalkan kesenangan liburan dan kembali ke rutinitas belajar.
Tingkat adaptasi setiap anak juga berbeda. Beberapa anak bisa kembali bersemangat dengan cepat, sementara yang lain, terutama anak yang lebih sensitif atau memiliki tantangan sosial, membutuhkan dukungan lebih besar untuk merasa nyaman kembali ke lingkungan sekolah. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan yang tepat dan penuh pengertian dari orang tua dan guru.
Strategi TERATUR Mengatasi Kecemasan Anak Jelang Sekolah
Untuk membantu anak mengatasi post holiday blues dan kembali bersemangat ke sekolah, Teresa menyarankan strategi yang ia sebut TERATUR. Strategi ini meliputi tujuh langkah penting:
- Terapkan jadwal serupa sekolah: Mulai terapkan jadwal tidur dan bangun tidur yang mirip dengan jadwal sekolah beberapa hari sebelum masuk sekolah. Hal ini membantu anak beradaptasi dengan perubahan rutinitas secara bertahap.
- Evaluasi dan ulangi kebiasaan belajar: Bantu anak mengingat kembali kebiasaan belajarnya dan ulangi beberapa aktivitas belajar ringan untuk menyegarkan ingatannya.
- Rangsang interaksi: Dorong anak untuk berinteraksi dengan teman-teman sebaya, baik secara langsung maupun melalui media sosial. Interaksi sosial dapat membantu mengurangi rasa kesepian dan meningkatkan rasa percaya diri.
- Aktifkan minat sekolah: Bicarakan hal-hal positif tentang sekolah, seperti kegiatan ekstrakurikuler yang disukai anak atau teman-teman yang dinantikannya. Ajak anak untuk memilih perlengkapan sekolah baru yang menarik.
- Tumbuhkan perasaan positif: Berikan pujian dan dukungan positif kepada anak. Sampaikan bahwa orang tua percaya anak mampu menghadapi tantangan di sekolah.
- Ulangi rutinitas pagi: Latih kembali rutinitas pagi seperti menyiapkan seragam dan sarapan, agar anak merasa lebih siap dan percaya diri saat berangkat sekolah.
- Ringankan kecemasan: Berikan ruang bagi anak untuk mengungkapkan kekhawatirannya. Dengarkan dengan empati dan berikan solusi yang tepat. Jangan meremehkan perasaan anak.
Selain strategi TERATUR, orang tua juga dapat memberikan hadiah kecil sebagai bentuk apresiasi ketika anak menunjukkan semangat kembali ke sekolah. Melibatkan anak dalam persiapan perlengkapan sekolah dan menunjukkan sikap positif terhadap aktivitas setelah liburan juga dapat meningkatkan motivasi anak.
Peran Penting Guru dalam Menciptakan Suasana Sekolah yang Menyenangkan
Teresa menekankan peran penting guru dalam menciptakan suasana sekolah yang menyenangkan di awal tahun ajaran baru. Guru dapat mengadakan kegiatan ringan atau memberi kesempatan kepada anak untuk berbagi cerita tentang liburan mereka. Pendekatan yang hangat dan bertahap dari guru akan membantu anak beradaptasi dengan lebih mudah.
Dengan menerapkan strategi TERATUR dan dukungan dari orang tua serta guru, diharapkan anak dapat kembali bersemangat belajar dan beradaptasi dengan rutinitas sekolah tanpa merasa cemas atau kehilangan semangat. Ingatlah bahwa setiap anak unik dan membutuhkan pendekatan yang berbeda, jadi penting untuk selalu sabar dan memahami kebutuhan masing-masing anak.