PPA Lombok Tengah Dampingi Empat Kasus Kekerasan Seksual Awal 2025
UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Lombok Tengah mendampingi empat kasus kekerasan seksual pada awal Januari 2025, dengan berbagai kendala termasuk intimidasi terhadap korban, sehingga PPA fokus pada pendampingan dan konseling.

Lombok Tengah, NTB - Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) memberikan pendampingan dan konseling kepada empat korban kekerasan seksual pada awal Januari 2025. Kasus ini cukup memprihatinkan, mengingat para pelaku seringkali merupakan orang terdekat korban, seperti orang tua atau tokoh masyarakat.
Kepala UPTD PPA Lombok Tengah, Baiq Indria Purnawati, mengungkapkan empat kasus yang ditangani. Salah satunya melibatkan dugaan pencabulan oleh oknum pimpinan pondok pesantren di Kecamatan Pringgarata terhadap santriwatinya. Kasus lain terjadi di Desa Krembong, Kecamatan Janapria, berupa kasus ayah tiri yang merudapaksa anak tirinya, serta dua kasus lainnya di Kecamatan Batukliang dan Jonggat.
Pihak PPA memberikan pendampingan konseling, terutama untuk memperkuat mental para korban. Hal ini penting karena sebagian besar kasus sudah ditangani kepolisian. Peran PPA lebih terfokus pada pemulihan dan dukungan psikologis bagi korban kekerasan seksual.
Namun, dalam menjalankan tugasnya, PPA menghadapi berbagai kendala. Di Kecamatan Pringgarata misalnya, terdapat dugaan intimidasi terhadap korban yang hampir menyebabkan kesepakatan damai. Hal ini menunjukkan betapa rentannya korban terhadap tekanan dan upaya untuk menutupi kasus kekerasan seksual.
Ibu Indria menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap kasus-kasus tersebut. Dugaan intimidasi terhadap korban menjadi perhatian serius bagi tim PPA. Mereka berkomitmen untuk mengawal kasus hingga tuntas dan memastikan keadilan bagi para korban.
Kasus kekerasan seksual di Lombok Tengah ini menjadi sorotan, terutama karena empat kasus terungkap dan viral di media sosial di awal tahun. Salah satu kasus bahkan diduga melibatkan lebih dari satu korban, seperti yang terjadi di Kecamatan Pringgarata. Kondisi ini menggambarkan betapa pentingnya upaya pencegahan dan perlindungan terhadap anak dan perempuan.
PPA Lombok Tengah mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan terhadap anak-anak mereka. Pencegahan dini dan edukasi publik sangat penting untuk menekan angka kekerasan seksual di daerah tersebut. Dengan meningkatkan kepedulian dan kerja sama semua pihak, diharapkan kasus serupa dapat dihindari di masa mendatang.
Penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa kekerasan seksual merupakan kejahatan serius yang harus ditindak tegas. Korban tidak seharusnya merasa sendirian dan bantuan selalu tersedia. PPA Lombok Tengah dan lembaga terkait lainnya siap memberikan dukungan dan pendampingan bagi siapa pun yang membutuhkan.