Benjolan Payudara Belum Tentu Kanker: Dokter Jelaskan Pentingnya Biopsi
Dokter ungkap benjolan di payudara belum tentu kanker ganas dan pentingnya biopsi sebelum memutuskan tindakan operasi pengangkatan.
Jakarta, 22 April 2024 - Sebuah kabar yang melegakan datang dari dunia medis. Dokter Spesialis Penyakit Dalam sekaligus Konsultan Hematologi-Onkologi Medik, dr. Andhika Rahman, Sp.PD-KHOM, menjelaskan bahwa benjolan di payudara tidak selalu mengindikasikan kanker ganas. Hal ini disampaikannya dalam wawancara di Jakarta, Selasa lalu. Penemuan ini memberikan harapan baru bagi banyak wanita yang khawatir dengan benjolan di payudara mereka.
Dokter Andhika menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat. "Jadi tidak semua benjolan berarti keganasan (kanker) dan tidak semua keganasan harus berakhir awal dengan operasi lebih dahulu," ujarnya. Beliau menjelaskan bahwa langkah pertama yang krusial adalah melakukan biopsi. Biopsi inilah yang akan menentukan apakah benjolan tersebut memang merupakan kanker payudara atau bukan.
Dengan demikian, penting untuk menghilangkan rasa takut dan panik yang berlebihan saat menemukan benjolan di payudara. Proses diagnosis yang tepat akan menentukan langkah pengobatan selanjutnya, sehingga pasien dapat menerima penanganan yang sesuai dan terhindar dari tindakan medis yang tidak perlu.
Mengenal Lebih Jauh Proses Diagnosis Kanker Payudara
Setelah biopsi dilakukan dan hasilnya menunjukkan adanya kanker payudara, pemeriksaan lebih lanjut akan menentukan jenis kanker yang diderita. "Lewat pemeriksaan yang tepat, akan diketahui jenis kanker yang diderita sehingga dapat ditentukan pengobatan hormonal atau radiasi usai dilakukan operasi bila memang diperlukan," jelas dr. Andhika. Pemeriksaan ini juga akan menentukan apakah dibutuhkan kemoterapi, radiasi, atau terapi hormonal tambahan.
Lebih lanjut, dr. Andhika menjelaskan bahwa tidak semua penderita kanker payudara memerlukan mastektomi radikal (pengangkatan payudara). Ukuran dan jenis kanker akan memengaruhi keputusan tindakan medis. "Dengan biopsi dan pemeriksaan awal mampu menurunkan massa atau ukuran kanker, sehingga hal ini pun berperan pada tindakan yang akan dilakukan. Kita mendapatkan massa yang lebih kecil. Jadi operasi yang dilakukan juga tidak harus mengangkat semuanya," tambahnya.
Meskipun demikian, dr. Andhika mengakui bahwa beberapa dokter mungkin menyarankan mastektomi. Namun, beliau menyarankan agar pasien bersikap kritis dan mempertimbangkan pilihan untuk mempertahankan payudara mereka. Keputusan ini harus didasarkan pada hasil pemeriksaan dan diskusi yang menyeluruh dengan dokter.
Rekomendasi Pemeriksaan untuk Deteksi Dini
Bagi wanita berusia di atas 40 tahun, dr. Andhika merekomendasikan pemeriksaan USG dan mamografi untuk memastikan tingkat keganasan kanker. Pemeriksaan ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi payudara dan membantu menentukan langkah selanjutnya. Setelah dipastikan kanker ganas, biopsi akan dilakukan untuk menentukan jenis kanker dan pengobatan yang tepat.
"Jadi sebagai seorang pasien, tentu dia punya hak untuk sabar dulu. Tidak perlu dilakukan operasi dulu," tegas dr. Andhika. Pernyataan ini menekankan pentingnya konsultasi dan diskusi dengan dokter sebelum mengambil keputusan terkait tindakan medis, terutama operasi pengangkatan payudara.
Kesimpulannya, penemuan benjolan di payudara tidak serta merta menandakan kanker ganas. Biopsi merupakan langkah penting dalam proses diagnosis, dan keputusan pengobatan harus didasarkan pada hasil pemeriksaan yang komprehensif. Konsultasi dengan dokter spesialis sangat dianjurkan untuk mendapatkan informasi dan penanganan yang tepat.