Banjir Probolinggo Renggut Satu Nyawa, 10 Desa Terendam
Hujan deras di Probolinggo mengakibatkan banjir yang merenggut satu korban jiwa dan menggenangi 10 desa di tiga kecamatan, menyebabkan kerusakan infrastruktur.

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur pada Senin (10/3) sore mengakibatkan banjir yang mengakibatkan satu korban jiwa dan menggenangi 10 desa di tiga kecamatan. Korban meninggal dunia, Abd Halil (59), warga Desa Brani Wetan, Kecamatan Maron, ditemukan meninggal di areal sawah yang tergenang air. Peristiwa ini terjadi setelah korban keluar rumah pada sore hari dan tidak kunjung pulang hingga waktu berbuka puasa.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Probolinggo, R. Oemar Sjarief, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa keluarga korban panik dan mencari keberadaan Abd Halil karena hujan deras dan banjir yang menggenangi permukiman warga. Warga setempat kemudian menemukan korban dalam kondisi meninggal dunia, diduga terseret arus banjir.
Bencana banjir ini tidak hanya terjadi di Kecamatan Maron. Sebanyak 10 desa di tiga kecamatan, yaitu Krejengan, Pajarakan, dan Maron, terendam banjir. Kondisi terparah terjadi di Kecamatan Krejengan, yang mana enam desa terdampak. Meskipun demikian, Oemar Sjarief menyatakan bahwa tidak ada korban jiwa di Kecamatan Krejengan.
Banjir Probolinggo: Kerusakan Infrastruktur dan Imbauan Kewaspadaan
Banjir di Kabupaten Probolinggo menyebabkan kerusakan pada sejumlah infrastruktur, seperti jembatan penghubung antar desa dan rumah warga. BPBD Probolinggo telah melakukan asesmen lanjutan setelah pada Senin malam fokus pada evakuasi warga yang terjebak banjir ke tempat aman.
Kecamatan Krejengan menjadi wilayah yang paling parah terdampak banjir, dengan enam desa terendam. Desa-desa yang terdampak di Kecamatan Krejengan meliputi Desa Opo-opo, Desa Jatiurip, Desa Patemon, Desa Kamalkuning, Desa Tanjung Sari, dan Desa Krejengan. Sementara itu, di Kecamatan Pajarakan, tiga desa terdampak, yaitu Desa Ketompen, Desa Selogudig Wetan, dan Desa Selogudig Kulon. Di Kecamatan Maron, banjir menggenangi Desa Brani Wetan.
"Di Kecamatan Krejengan, banjir melanda enam desa," kata Oemar Sjarief. "Namun tidak ada korban jiwa dalam kejadian bencana tersebut." Ia menambahkan bahwa asesmen lanjutan dilakukan untuk menilai dampak kerusakan secara menyeluruh.
"Hari ini kami melakukan asesmen lanjutan karena pada Senin (10/3) malam fokus untuk mengevakuasi warga rentan yang terjebak banjir ke tempat yang aman di sejumlah titik," tambahnya.
Imbauan Waspada Cuaca Ekstrem
Menyikapi kejadian ini, Oemar Sjarief mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan selama cuaca ekstrem. Ia mengingatkan potensi bencana sewaktu-waktu seperti banjir dan tanah longsor. "Saya mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan selama cuaca ekstrem, karena dapat terjadi bencana sewaktu-waktu seperti banjir dan tanah longsor," ujarnya.
BPBD Probolinggo terus memantau situasi dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak banjir. Proses evakuasi dan penyaluran bantuan masih terus dilakukan untuk membantu warga yang terdampak bencana alam ini. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Selain itu, perbaikan infrastruktur yang rusak akibat banjir juga menjadi prioritas. Kerja sama antara pemerintah daerah dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk memulihkan kondisi pasca banjir dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Langkah-langkah mitigasi bencana perlu diperkuat untuk mengurangi risiko kerugian yang lebih besar.