Banjir Rendam Sejumlah Desa di Boyolali Akibat Hujan Deras
Hujan deras sejak Sabtu sore menyebabkan banjir di beberapa desa di tiga kecamatan di Boyolali, Jawa Tengah, dengan ketinggian air di beberapa titik mencapai di bawah atap rumah warga.

Banjir melanda sejumlah desa di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, pada Sabtu, 09 September 2023, akibat curah hujan tinggi yang terjadi sejak Sabtu sore. Banjir tersebut merendam beberapa desa di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Sambi, Simo, dan Nogosari. Peristiwa ini menyebabkan evakuasi warga dan upaya penanggulangan bencana oleh BPBD Boyolali.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Suratno, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa hujan deras dengan intensitas tinggi melanda beberapa wilayah di Boyolali, menyebabkan luapan air di sejumlah sungai dan menggenangi pemukiman warga. Tim reaksi cepat BPBD langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan evakuasi dan penanganan.
"Terinformasikan di Pusdalop (Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana), tim penanggulangan BPBD Boyolali untuk Kecamatan Sambi, terjadi banjir luapan di Desa Senting, Desa Jagoan," ungkap Suratno. Ia menambahkan bahwa di Kecamatan Simo, banjir terjadi di Desa Pelem, sementara di Kecamatan Nogosari, banjir merendam Desa Keyongan, Desa Guli, dan Desa Ketitan. Ketinggian air di beberapa lokasi dilaporkan cukup signifikan.
Banjir di Boyolali: Desa-Desa Terdampak dan Upaya Evakuasi
Banjir yang terjadi di Boyolali mengakibatkan sejumlah desa terendam. Desa-desa yang terdampak tersebar di tiga kecamatan berbeda, menunjukkan luasnya wilayah yang terdampak oleh hujan deras tersebut. BPBD Boyolali mencatat Desa Senting dan Desa Jagoan di Kecamatan Sambi, Desa Pelem di Kecamatan Simo, serta Desa Keyongan, Desa Guli, dan Desa Ketitan di Kecamatan Nogosari terendam banjir.
Kondisi di Desa Ketitan dilaporkan cukup parah. "Di Desa Ketitan banjir luapan lumayan tinggi, sampai di bawah atap rumah warga," kata Suratno. Pernyataan ini menggambarkan dampak signifikan yang dirasakan oleh warga di desa tersebut. BPBD Boyolali langsung mengerahkan tim reaksi cepat untuk membantu warga yang terdampak.
Beruntung, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam peristiwa ini. Suratno menjelaskan bahwa ada dua orang yang sempat terjebak banjir, namun berhasil dievakuasi oleh relawan dan warga setempat. Keberhasilan evakuasi ini menunjukkan koordinasi yang baik antara BPBD, relawan, dan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Penanganan Banjir dan Kondisi Terkini
BPBD Boyolali telah membagi tim reaksi cepat ke beberapa lokasi terdampak banjir. Prioritas utama diberikan kepada Kecamatan Nogosari, mengingat kondisi di Desa Ketitan yang cukup mengkhawatirkan. Suratno sendiri turut terjun langsung ke lapangan untuk memantau situasi dan memberikan arahan. Upaya penanganan banjir dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi.
Sampai pukul 22.30 WIB, dilaporkan bahwa banjir mulai surut di beberapa titik, khususnya di Desa Jagoan. Namun, Suratno menambahkan bahwa belum ada update informasi terbaru dari tim di lapangan mengenai kondisi di desa-desa lain yang terdampak. BPBD Boyolali terus memantau perkembangan situasi dan memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh warga terdampak.
Meskipun banjir mulai surut di beberapa lokasi, kewaspadaan tetap diperlukan. BPBD Boyolali akan terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat. Langkah-langkah antisipasi dan kesiapsiagaan perlu ditingkatkan untuk menghadapi potensi bencana serupa di masa mendatang.
Berikut beberapa poin penting terkait bencana banjir di Boyolali:
- Banjir terjadi di tiga kecamatan: Sambi, Simo, dan Nogosari.
- Desa-desa yang terdampak: Senting, Jagoan, Pelem, Keyongan, Guli, dan Ketitan.
- Ketinggian air di Desa Ketitan mencapai di bawah atap rumah warga.
- Dua orang sempat terjebak, namun berhasil dievakuasi.
- BPBD Boyolali telah mengerahkan tim reaksi cepat.
- Banjir mulai surut di beberapa titik pada pukul 22.30 WIB.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, terutama di daerah yang rawan banjir. Koordinasi yang baik antara pemerintah, relawan, dan masyarakat sangat krusial dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana.