LIVE
  • Home
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Ngakak
LIVE
  • Hot News
  • Artis
  • Sains
  • Inspira
  • Sehat
  • Otomotif
  • Lifestyle
  • Sejarah
  • Travel
  • Sepakbola
  • Sport
  • Ngakak
HEADLINE HARI INI
  • {title}
  • {title}
  1. Lifestyle

ITB-Curtin Gagas Desain Awal Baterai EV: Kunci Efisiensi Daur Ulang Baterai EV Bekas

Peneliti ITB dan Curtin University tekankan pentingnya desain awal baterai kendaraan listrik untuk optimalkan proses daur ulang baterai EV, demi keberlanjutan ekosistem.

Kamis, 31 Jul 2025 21:18:00
konten ai
Peneliti ITB dan Curtin University tekankan pentingnya desain awal baterai kendaraan listrik untuk optimalkan proses daur ulang baterai EV, demi keberlanjutan ekosistem. (©Planet Merdeka)
Advertisement

Peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama dengan Curtin University Australia tengah mengembangkan sebuah pendekatan berkelanjutan untuk sistem daur ulang baterai kendaraan listrik (EV). Kolaborasi ini merupakan bagian dari program kemitraan pengetahuan Indonesia–Australia yang dikenal sebagai “KONEKSI”, bertujuan menciptakan ekosistem EV yang lebih ramah lingkungan.

Dalam sebuah diskusi yang diadakan di Jakarta pada hari Kamis, Dr. Eng. Bentang Arief Budiman, S.T., M.Eng, selaku peneliti utama ITB, mengungkapkan bahwa kunci keberlanjutan ekosistem baterai terletak pada desain awal baterai itu sendiri. Ia menekankan bahwa proses daur ulang harus sudah dipikirkan sejak tahap perancangan untuk mencapai efisiensi maksimal.

Di Indonesia, baterai EV bekas masih dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang belum memiliki sistem pengolahan memadai. Padahal, sebelum didaur ulang, baterai yang kapasitasnya menurun dapat dimanfaatkan kembali melalui proses repurposing, misalnya sebagai sistem penyimpanan energi atau sumber daya cadangan.

Advertisement

Pentingnya Desain Baterai untuk Daur Ulang Optimal

Dr. Bentang Arief Budiman menjelaskan bahwa keberlanjutan ekosistem baterai kendaraan listrik sangat bergantung pada bagaimana baterai tersebut dirancang sejak awal. Desain yang mempertimbangkan kemudahan pembongkaran akan secara signifikan meningkatkan efisiensi proses daur ulang baterai.

Pendekatan ini memungkinkan pemanfaatan kembali material berharga dari baterai bekas, yang pada gilirannya akan mengurangi kebutuhan akan penambangan bahan baku baru. Konsep repurposing juga menjadi jembatan penting sebelum daur ulang, memberikan nilai tambah pada baterai yang sudah tidak optimal untuk kendaraan.

Saat ini, penanganan baterai EV bekas di Indonesia masih menjadi tantangan besar karena statusnya sebagai limbah B3. Dengan desain yang tepat, proses daur ulang dapat menjadi solusi efektif untuk mengelola limbah ini dan mengubahnya menjadi sumber daya bernilai, bukan sekadar sampah berbahaya.

Advertisement

Nilai Ekonomi dan Tantangan Daur Ulang Baterai EV

Riset kolaborasi ITB-Curtin juga menyoroti dua jenis baterai utama yang umum digunakan di Indonesia, yaitu NCM (Nickel Cobalt Manganese) dan LFP (Lithium Iron Phosphate). Kedua jenis baterai ini memungkinkan untuk didaur ulang, namun memiliki nilai ekonomi yang berbeda secara signifikan.

Baterai jenis NCM memiliki nilai jual kembali yang lebih tinggi setelah didaur ulang karena kandungan nikel dan kobalt di dalamnya yang merupakan logam berharga. Sebaliknya, baterai LFP, meskipun lebih banyak digunakan, memiliki nilai daur ulang yang lebih rendah karena komposisi materialnya.

Proyek penelitian ini berambisi untuk menciptakan demonstrasi teknologi dan metode daur ulang baterai yang terjangkau. Target utamanya adalah mengembangkan sistem daur ulang baterai dengan biaya operasional rendah, sehingga mampu bersaing dengan harga material tambang baru dan mendorong adopsi daur ulang secara luas.

Mendorong Kebijakan Nasional untuk Keberlanjutan

Baik pihak ITB maupun Curtin University berharap bahwa hasil riset ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perumusan kebijakan nasional di Indonesia. Adanya kebijakan yang kuat sangat diperlukan untuk mengatur kewajiban industri dalam menarik kembali dan mendaur ulang baterai bekas secara sistematis.

Penerapan kebijakan semacam ini akan memastikan bahwa seluruh rantai nilai baterai kendaraan listrik, mulai dari produksi hingga akhir masa pakai, dapat dikelola secara bertanggung jawab. Hal ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai keberlanjutan lingkungan dan ekonomi dalam sektor kendaraan listrik.

Dengan adanya dukungan kebijakan, diharapkan ekosistem daur ulang baterai EV di Indonesia dapat berkembang pesat. Ini akan mengurangi ketergantungan pada bahan baku primer, meminimalkan dampak lingkungan, dan mendukung pertumbuhan industri kendaraan listrik yang berkelanjutan di masa depan.

Berita Terbaru
  • Trivia: 800 Ribu Guru Ditarget Tuntas! Ini Target Ambisius DPR untuk Sertifikasi Guru
  • Fakta Tinggi Gelombang Empat Meter: Balawista Lebak Imbau Nelayan Waspada Bahaya Laut Selatan Banten
  • Turnamen Speedboat Kaltara: Bukan Sekadar Adu Cepat, Ini Ajang Promosi Sport Tourism Unggulan!
  • Tak Sembarangan! Ini Seluk Beluk Donor ASI yang Tepat Sasaran Menurut IDAI
  • Fakta Stunting: Sulawesi Selatan Gencarkan Program Genting, Sasar 15 Ribu Anak
  • baterai kendaraan listrik
  • curtin university
  • daur ulang baterai ev
  • desain baterai
  • ekosistem ev
  • energi terbarukan
  • itb
  • keberlanjutan
  • koneksi
  • konten ai
  • limbah b3
  • #planetantara
Artikel ini ditulis oleh
Editor Redaksi Merdeka
R
Reporter Redaksi Merdeka
Disclaimer

Artikel ini ditulis ulang menggunakan artificial intelligence (AI). Jika ada kesalahan dalam konten, mohon laporkan ke redaksi.

Berita Terpopuler

Berita Terpopuler

Advertisement
Kontak Tentang Kami Redaksi Pedoman Media Siber Metodologi Riset Workstation Disclaimer Syarat & Ketentuan Privacy Kode Etik Sitemap

Copyright © 2024 merdeka.com KLY KapanLagi Youniverse All Right Reserved.