Tahukah Anda? 67,6% Orang Indonesia Alami Nyeri Gigi Sensitif dan Berlubang Bersamaan, Jangan Abaikan Nyeri Gigi!
Ketua PDGI Jakarta Barat Dr. drg. Eko Fibryanto mengingatkan bahaya membiarkan nyeri gigi yang dapat menurunkan kualitas hidup. Ketahui penyebab dan cara pencegahannya!
Nyeri gigi merupakan masalah kesehatan yang seringkali dianggap remeh, namun dampaknya bisa sangat signifikan terhadap kualitas hidup seseorang. Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Jakarta Barat, Dr. drg. Eko Fibryanto, Sp.KG, Subsp.KE(K), menegaskan bahwa nyeri gigi akibat sensitivitas atau lubang dapat muncul bersamaan. Jika dibiarkan, kondisi ini berpotensi mengganggu aktivitas sehari-hari secara drastis.
Dalam sebuah kegiatan edukasi kesehatan gigi yang berlangsung di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, pada Kamis (24/7), Dokter Eko menjelaskan lebih lanjut. Ia menekankan bahwa permasalahan gigi tidak hanya memengaruhi fungsi fisik, tetapi juga aspek interaksi sosial dan kondisi emosional individu. Konsentrasi saat bekerja atau beraktivitas bisa terganggu parah akibat rasa nyeri yang tiba-tiba datang.
Pembiaran terhadap nyeri gigi dapat berujung pada komplikasi yang lebih serius. Potensi pembengkakan gusi atau pembesaran lubang gigi menjadi ancaman nyata. Dalam skenario terburuk, gigi yang bermasalah mungkin harus dicabut. Oleh karena itu, penanganan dini dan pemahaman akan penyebabnya menjadi sangat krusial.
Dampak Nyeri Gigi pada Kualitas Hidup
Masalah nyeri gigi seringkali diremehkan, padahal efeknya dapat merambat ke berbagai aspek kehidupan. Dokter Eko Fibryanto menyoroti bagaimana nyeri gigi mampu mengganggu konsentrasi seseorang. Rasa ngilu yang mendadak muncul dapat membuat fokus terpecah, bahkan menjalar hingga menyebabkan sakit kepala yang mengganggu produktivitas.
Lebih dari sekadar gangguan fisik, nyeri gigi juga memengaruhi interaksi sosial dan kondisi emosional. Seseorang yang terus-menerus merasakan nyeri cenderung menjadi gelisah dan tidak nyaman. Hal ini tentu berdampak pada kualitas interaksi dengan orang lain, serta dapat memicu stres dan kecemasan.
Jika nyeri gigi dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, dampaknya bisa semakin parah. Kondisi ini berpotensi menyebabkan pembengkakan pada gusi atau memperbesar lubang pada gigi. Pada akhirnya, skenario terburuk adalah gigi harus dicabut, yang tentu saja akan menimbulkan masalah baru dan biaya perawatan yang lebih tinggi.
Penyebab dan Pencegahan Nyeri Gigi
Menurut Dokter Eko, kebiasaan menyikat gigi yang kurang tepat menjadi pemicu utama berbagai masalah pada gigi, termasuk nyeri gigi. Banyak orang tidak menyadari bahwa teknik sikat gigi yang salah atau frekuensi yang tidak teratur dapat menyebabkan penumpukan plak dan kerusakan gigi. Hal ini pada akhirnya memicu timbulnya gigi berlubang atau sensitivitas.
Untuk pencegahan yang efektif, Dokter Eko menyarankan penggunaan pasta gigi dengan kandungan spesifik. Pasta gigi yang mengandung sodium fluorida atau natrium fluorida (NaF) sangat dianjurkan untuk mencegah gigi berlubang. Kandungan ini dikenal efektif dalam memperkuat enamel gigi dan melindunginya dari serangan bakteri.
Selain itu, untuk mengatasi masalah gigi sensitif, penting untuk memilih pasta gigi yang dilengkapi dengan potassium nitrate. Senyawa kimia ini memiliki kemampuan untuk menenangkan saraf gigi dan memblokir rasa sakit. Dengan demikian, sensasi ngilu akibat makanan atau minuman dingin/panas dapat diminimalisir secara signifikan.
Data menunjukkan bahwa 67,6 persen individu di Indonesia yang mengalami masalah gigi berlubang juga menghadapi permasalahan gigi sensitif. Statistik ini menggarisbawahi pentingnya perawatan komprehensif yang mengatasi kedua masalah tersebut secara bersamaan. Penggunaan pasta gigi yang tepat menjadi langkah awal yang vital dalam menjaga kesehatan gigi secara menyeluruh.
Pentingnya Penanganan Dini
Membiarkan nyeri gigi, meskipun awalnya terasa ringan, dapat berakibat fatal. Dokter Eko Fibryanto mengingatkan bahwa lubang gigi yang kecil sekalipun, jika tidak segera ditangani, dapat menyebabkan ngilu saat makan. Kondisi ini akan semakin memburuk seiring waktu, berujung pada sakit gigi yang parah.
Ketika sakit gigi sudah mencapai tingkat yang mengganggu, aktivitas sehari-hari akan terhambat. Tidur malam pun bisa menjadi gelisah karena rasa nyeri yang tak tertahankan. Kondisi ini jelas akan menurunkan kualitas hidup dan produktivitas seseorang secara drastis.
Oleh karena itu, sangat penting untuk tidak menunda kunjungan ke dokter gigi saat merasakan gejala nyeri atau sensitivitas. Penanganan dini dapat mencegah masalah berkembang menjadi lebih serius, menghindari prosedur yang lebih invasif seperti pencabutan gigi, dan menjaga kesehatan gigi serta mulut secara optimal.