Terobosan Kementan: Integrasi Penyuluh Pertanian Percepat Swasembada Pangan Nasional, Ini Alasannya!
Kementerian Pertanian melakukan integrasi penyuluh pertanian ke dalam struktur kementerian. Langkah strategis ini bertujuan mempercepat swasembada pangan nasional. Bagaimana dampaknya?

Kementerian Pertanian (Kementan) mengambil langkah signifikan dengan mengintegrasikan kelembagaan penyuluh pertanian. Kebijakan ini bertujuan mempercepat realisasi swasembada pangan di Indonesia. Ini merupakan bagian dari upaya strategis pemerintah.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Kementan, Doktor Tedy Dirhamsyah, menyatakan bahwa penyuluh akan ditarik dari struktur pemerintah daerah. Mereka akan langsung berada di bawah struktur kementerian. Sosialisasi telah dilakukan di Manokwari, Papua Barat.
Kebijakan ini merupakan implementasi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2025. Inpres tersebut mengatur tentang Pendayagunaan Penyuluh Pertanian. Tujuannya adalah mengoptimalkan peran vital para penyuluh di lapangan.
Optimalisasi Peran Penyuluh dan Sinergi Pusat-Daerah
Penarikan struktur kelembagaan penyuluh pertanian dianggap krusial. Ini akan memudahkan koordinasi dalam mempercepat pencapaian kemandirian pangan. Terutama untuk komoditas strategis seperti padi.
Sosialisasi Inpres Nomor 3 diharapkan memperkuat sinergi lintas sektor. Ini juga menjadi pembekalan bagi penyuluh. Mereka diharapkan siap menjadi ujung tombak pembangunan pertanian di wilayah masing-masing.
Tedy Dirhamsyah menekankan pentingnya kesatuan arah kebijakan. Antara pusat dan daerah harus selaras. Hal ini akan memaksimalkan pelaksanaan program pertanian nasional.
Strategi Kementan untuk Akselerasi Kedaulatan Pangan
Kementan terus berupaya meningkatkan produktivitas pertanian nasional. Cadangan beras Indonesia saat ini mencapai 4,3 juta ton. Kinerja produksi ini menjadi pijakan untuk akselerasi kedaulatan pangan.
Berbagai program strategis telah dicanangkan Kementan. Ini termasuk pencetakan sawah baru seluas 225 ribu hektare. Ada juga optimalisasi lahan rawa dan bukan rawa.
Perbaikan jaringan irigasi juga menjadi fokus utama. Optimalisasi lahan bertujuan meningkatkan indeks pertanaman. Dari satu kali tanam menjadi dua hingga tiga kali tanam.
Selain itu, Kementan mengembangkan program pompanisasi lahan kering. Targetnya mencapai satu juta hektare. Distribusi bantuan benih unggul juga dilakukan untuk peningkatan hasil panen.
Pemanfaatan Lahan Kering dan Peningkatan Produktivitas Petani
Pemanfaatan lahan kering (bukan irigasi) menjadi lahan pertanian aktif sangat penting. Konsep pengelolaan kolektif oleh kelompok tani diterapkan. Ini berdampak positif pada hasil produksi.
Program ini juga memperluas skala usaha tani. Petani diharapkan dapat melakukan lebih dari satu kali masa tanam dalam setahun. Ini akan meningkatkan pendapatan dan ketahanan pangan.