Kerja Sama Tingkatkan Riset Pertanian, Indonesia Kejar Swasembada Pangan
Mentri Pertanian dan Mentri Pendidikan Tinggi berkolaborasi untuk meningkatkan riset pertanian guna mencapai swasembada pangan di Indonesia, dengan fokus pada peningkatan produktivitas komoditas pangan.

Jakarta, 24 Februari 2024 - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Menteri Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Brian Yuliarto sepakat bekerja sama untuk meningkatkan riset di sektor pertanian. Langkah kolaboratif ini bertujuan untuk mempercepat terwujudnya swasembada pangan di Indonesia.
Kesepakatan tersebut tercapai setelah pertemuan yang membahas isu swasembada pangan pada Senin lalu di Jakarta. Sulaiman menjelaskan bahwa kerja sama ini akan mendorong riset untuk meningkatkan produktivitas komoditas pangan, yang akan dilakukan oleh berbagai universitas di Indonesia. "Komoditas pertanian yang produktivitasnya rendah akan diteliti. Universitas akan membentuk tim untuk menelitinya secara terus menerus," jelasnya.
Menteri Sulaiman menambahkan bahwa setiap universitas yang ditunjuk nantinya akan memiliki fokus riset masing-masing. Sebagai contoh, IPB University akan fokus pada riset komoditas beras, Universitas Hasanuddin (Unhas) pada jagung, dan Universitas Gadah Mada (UGM) pada kedelai. Anggaran riset akan bersumber dari Kementerian Pertanian, Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, serta masing-masing universitas.
Universitas sebagai Pilar Swasembada Pangan
Sementara itu, Menteri Yuliarto menekankan peran penting universitas sebagai ujung tombak pengembangan komoditas pertanian. Beliau menyatakan keyakinan bahwa universitas dapat membantu Indonesia mencapai tujuan swasembada pangan. Kementeriannya, lanjut Yuliarto, bertanggung jawab untuk menghasilkan sumber daya manusia yang andal dan mampu mendukung kemajuan teknologi di sektor pertanian.
Pentingnya pengembangan riset di sektor pertanian ditekankan oleh kedua menteri. Mereka mengakui bahwa produktivitas beberapa komoditas pangan di Indonesia masih rendah dibandingkan negara lain seperti Belanda, Jerman, dan Amerika Serikat. "Misalnya, kentang, produktivitasnya 20 ton per hektar di Indonesia. Jika dibandingkan dengan negara lain seperti Belanda, lahannya kecil tetapi mencapai 40 ton per hektar," papar Yuliarto.
Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan terobosan signifikan dalam peningkatan produktivitas pertanian Indonesia. Dengan dukungan riset yang terarah dan kolaborasi antar kementerian serta perguruan tinggi, Indonesia optimistis dapat mencapai swasembada pangan dalam waktu dekat.
Universitas-universitas yang terlibat akan berperan aktif dalam melakukan penelitian komprehensif, mulai dari aspek pembibitan, teknik budidaya, hingga pengolahan pascapanen. Hasil riset diharapkan dapat menghasilkan varietas unggul, metode budidaya yang efisien, dan teknologi pengolahan yang mampu meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian.
Rincian Fokus Riset Per Universitas
- IPB University: Riset komoditas beras
- Universitas Hasanuddin (Unhas): Riset komoditas jagung
- Universitas Gadah Mada (UGM): Riset komoditas kedelai
Dengan adanya fokus riset yang spesifik di setiap universitas, diharapkan hasil penelitian akan lebih terarah dan efektif dalam meningkatkan produktivitas komoditas pertanian di Indonesia. Kolaborasi ini menandai langkah penting Indonesia dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Selain fokus pada tiga komoditas utama tersebut, kerjasama ini juga akan membuka peluang riset pada komoditas pertanian lainnya yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Hal ini akan memperkuat ketahanan pangan Indonesia secara menyeluruh dan mengurangi ketergantungan pada impor.