Kementrian Riset dan Pertanian Sepakat Dukung Swasembada Pangan
Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi serta Kementerian Pertanian berkolaborasi dalam riset 10 komoditas pangan utama demi mencapai swasembada pangan Indonesia.

Jakarta, 25 Februari 2024 (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Kementerian Pertanian (Kementan) resmi menjalin kerja sama untuk mendukung berbagai inisiatif riset yang krusial bagi pencapaian swasembada pangan Indonesia. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang berfokus pada riset terhadap sepuluh komoditas pertanian utama. Penandatanganan tersebut berlangsung di kantor pusat Kementerian Pertanian di Jakarta pada hari Senin (24 Februari 2024), dalam sebuah forum diskusi bertema ketahanan pangan.
Menurut siaran pers yang dikeluarkan pada Selasa (25 Februari 2024), MoU ini bertujuan untuk memfasilitasi riset pada komoditas padi, jagung, bawang putih, tebu, sapi, kedelai, pupuk, singkong, gandum, dan kentang. Komoditas-komoditas ini dipilih karena produktivitasnya masih di bawah tingkat optimal. Kerja sama ini melibatkan tim dari 30 perguruan tinggi yang memiliki fakultas pertanian.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menekankan pentingnya peningkatan sinergi antara universitas dan Kementerian Pertanian untuk mencapai tujuan swasembada pangan Indonesia. "Kampus memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan sumber daya manusia yang handal, talenta-talenta yang akan menjadi tulang punggung kemajuan teknologi. Dengan cara ini, kita dapat mengharapkan munculnya industri-industri berbasis teknologi," tegasnya.
Penguatan Industri Pangan dan Peran Perguruan Tinggi
Menteri Yuliarto juga menekankan perlunya Indonesia untuk memperkuat industri pangannya. Dalam konteks ini, ia mencatat bahwa universitas dapat berperan sebagai ujung tombak ketahanan pangan dengan fokus pada upaya peningkatan produktivitas nasional dan mendukung kebijakan hilirisasi pemerintah. Ia berharap Indonesia dapat sejajar dengan negara-negara maju, terutama dalam hal penguasaan teknologi dan jaminan ketahanan pangan.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa kontribusi perguruan tinggi dan mahasiswa sangat penting untuk memperkuat sektor pertanian Indonesia. "Kita memiliki potensi untuk menjadi pemimpin global dalam pertanian. Ini adalah keunggulan komparatif kita," tegasnya.
Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan inovasi dan teknologi pertanian yang mampu meningkatkan produktivitas komoditas pangan strategis, sehingga berkontribusi pada pencapaian swasembada pangan nasional. Riset yang dilakukan akan fokus pada peningkatan efisiensi produksi, pengembangan varietas unggul, serta pengelolaan sumber daya pertanian yang berkelanjutan.
Dengan melibatkan 30 perguruan tinggi, diharapkan akan tercipta kolaborasi yang luas dan menghasilkan temuan-temuan riset yang komprehensif. Hal ini juga akan mendorong tumbuhnya SDM pertanian yang berkualitas dan inovatif di Indonesia.
Komoditas Unggulan dan Target Swasembada
Sepuluh komoditas yang menjadi fokus riset ini merupakan komoditas pangan penting bagi Indonesia. Pemilihan komoditas ini didasarkan pada kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi ketergantungan pada impor. Riset yang dilakukan akan mencakup berbagai aspek, mulai dari pemuliaan tanaman dan ternak hingga pengelolaan pascapanen dan pemasaran.
Target utama dari kerja sama ini adalah meningkatkan produktivitas komoditas pangan tersebut, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan mengurangi impor. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional.
Kolaborasi antara Kemendikbudristek dan Kementan ini diharapkan dapat menjadi model kerja sama yang efektif antara lembaga pemerintah dan perguruan tinggi dalam mendukung pembangunan sektor pertanian dan pencapaian tujuan pembangunan nasional.
Keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada komitmen dan kerja keras semua pihak yang terlibat, termasuk para peneliti, mahasiswa, dan pemerintah. Diharapkan riset-riset yang dilakukan dapat menghasilkan solusi inovatif dan terukur untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan Indonesia.
Dengan adanya MoU ini, diharapkan Indonesia dapat semakin dekat dengan cita-cita swasembada pangan dan menjadi pemain utama di kancah pertanian global.