103 FK Indonesia Bahas Masa Depan Pendidikan Kedokteran di Makassar
Pertemuan Forum Dekan AIPKI di Makassar, Sulawesi Selatan, membahas tantangan dan peluang pendidikan kedokteran di Indonesia, termasuk perubahan sistem ujian kompetensi dan distribusi FK yang lebih merata.

Makassar menjadi tuan rumah bagi Pertemuan Forum Dekan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) pada 17-19 Februari 2025. Sebanyak 378 peserta dari 103 Fakultas Kedokteran (FK) di seluruh Indonesia berkumpul untuk membahas pengembangan pendidikan kedokteran di negara kita.
Pentingnya Kolaborasi dalam Pendidikan Kedokteran
Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Dr. Abd Rakhim Nanda, menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan yang diberikan kepada Unismuh sebagai tuan rumah. Beliau menekankan komitmen FKIK Unismuh dalam menghasilkan tenaga medis berkualitas dan berkompetisi di tingkat global. Hal ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antar universitas dalam meningkatkan standar pendidikan kedokteran.
Ketua AIPKI, Prof. Budi Santoso, dalam sambutannya menyoroti sejumlah tantangan yang dihadapi. Salah satu isu krusial adalah transisi sistem ujian kompetensi nasional. AIPKI berkomitmen untuk memastikan mahasiswa tidak dirugikan selama masa transisi ini dan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan kelancaran sistem baru.
Tantangan dan Solusi di Sektor Pendidikan Kedokteran
Selain ujian kompetensi, forum ini juga membahas Standar Nasional Pendidikan Kedokteran Indonesia (SNPDI) yang belum disahkan. Distribusi FK di Indonesia juga menjadi perhatian utama. AIPKI merekomendasikan agar penambahan FK baru lebih terfokus di luar Pulau Jawa dan Bali untuk pemerataan akses pendidikan kedokteran. Ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya pemerataan kualitas layanan kesehatan di seluruh Indonesia.
Para peserta juga berdiskusi dengan pemangku kebijakan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Tujuannya adalah untuk menyelaraskan kebijakan pendidikan kedokteran dengan kebutuhan sistem kesehatan nasional. Kolaborasi antar kementerian sangat penting untuk memastikan keselarasan kebijakan dan tercapainya tujuan bersama.
Menciptakan Lulusan yang Kompeten dan Berdaya Saing
Selain agenda akademik, acara ini juga diramaikan dengan kegiatan sosial dan budaya, termasuk gala dinner yang menampilkan kekayaan budaya Sulawesi Selatan. Hal ini menunjukkan upaya untuk memperkaya pengalaman peserta di luar konteks akademik.
Pertemuan ini diharapkan dapat memperkuat sistem pendidikan kedokteran Indonesia dalam menghadapi tantangan global. Tujuan akhirnya adalah menghasilkan lulusan yang kompeten, berdaya saing tinggi, dan siap berkontribusi dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia. Dengan adanya forum ini, diharapkan akan tercipta sinergi dan kolaborasi yang lebih kuat antar pemangku kepentingan untuk memajukan pendidikan kedokteran di Indonesia.
Kesimpulan
Pertemuan AIPKI 2025 di Makassar menjadi momentum penting bagi pengembangan pendidikan kedokteran di Indonesia. Dengan membahas isu-isu krusial dan membangun kolaborasi, diharapkan pendidikan kedokteran Indonesia dapat terus beradaptasi dan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan masa depan. Komitmen bersama dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk mencapai tujuan ini.