12 Hari Terapung di Laut Lepas Hingga Filipina, Penjaga Rumpon Jufri Mokodompis Akhirnya Pulang ke Manado
Setelah 12 hari terapung di laut lepas hingga perairan Filipina, Jufri Mokodompis, seorang penjaga rumpon, akhirnya dipulangkan ke Manado. Bagaimana kisah penyelamatannya?

Jufri Mokodompis (53), seorang penjaga rumpon asal Girian Indah, Kecamatan Girian, Kota Bitung, Sulawesi Utara, berhasil dipulangkan ke Manado pada Rabu (14/8) setelah mengalami insiden tak terduga. Ia ditemukan terapung di laut lepas selama 12 hari hingga mencapai perairan Filipina. Peristiwa ini menyisakan kisah haru sekaligus kelegaan bagi keluarga dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses penyelamatannya.
Kepala Bidang Operasi Zona Tengah Bakamla RI, Kolonel Tio Togap Pasaribu, menyambut langsung kedatangan Jufri di Bandara Sam Ratulangi Manado. Jufri diselamatkan oleh kapal asing berbendera Bahamas, Asia Endeavor, yang berlayar dari New Zealand menuju Tokyo. Kejadian ini menjadi perhatian serius dari berbagai pihak terkait.
Insiden bermula pada 17 Juli 2025, ketika Jufri sedang menjaga rumponnya yang berjarak sekitar 21 mil dari Pulau Lembeh, Kota Bitung. Cuaca buruk tiba-tiba melanda, menyebabkan tali rumponnya putus. Akibatnya, Jufri terapung tanpa arah hingga terbawa arus ke perairan Filipina.
Kronologi Insiden dan Penemuan Jufri
Peristiwa ini dimulai saat Jufri Mokodompis menjalankan tugasnya sebagai penjaga rumpon di perairan Bitung. Pada 17 Juli 2025, kondisi cuaca yang memburuk secara drastis menyebabkan tali pengikat rumponnya terputus. Tanpa kendali, Jufri Mokodompis terbawa arus laut yang kuat.
Selama 12 hari, Jufri berjuang bertahan hidup di tengah samudra luas. Ia terapung tanpa bekal yang memadai, menghadapi ancaman cuaca ekstrem dan kelaparan. Perjalanan tanpa arah ini membawanya jauh dari perairan Indonesia, melintasi batas negara hingga mencapai perairan Filipina.
Kabar mengenai hilangnya Jufri pertama kali diterima Bakamla RI pada 29 Juli 2025 dari pemilik rumpon, Juma Sanali. Informasi tersebut segera diteruskan ke Bakamla pusat. Koordinasi cepat pun dilakukan untuk melacak keberadaan Jufri Mokodompis.
Kapal asing Asia Endeavor berbendera Bahamas menjadi penyelamat Jufri. Kapal ini, yang sedang dalam perjalanan dari New Zealand menuju Tokyo, menemukan Jufri yang terapung di tengah laut. Penemuan ini menjadi titik terang dalam pencarian panjang.
Peran Bakamla dan Diplomasi Internasional dalam Penyelamatan
Setelah menerima laporan, Bakamla RI segera bertindak cepat. Informasi mengenai kecelakaan laut ini diteruskan kepada Bakamla pusat. Langkah awal ini krusial untuk memulai operasi pencarian dan penyelamatan yang terkoordinasi.
Bakamla kemudian berkoordinasi intensif dengan berbagai pihak internasional. Kerjasama dengan coast guard Jepang menjadi sangat penting, mengingat kapal penyelamat berlayar menuju Tokyo. Bantuan dari coast guard negara sahabat juga turut memperlancar proses ini.
Selain itu, Bakamla juga menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo. Peran KBRI sangat vital dalam memastikan penanganan Jufri Mokodompis sesuai prosedur internasional dan hak-haknya sebagai warga negara Indonesia terlindungi. KBRI Tokyo menjadi tempat penampungan sementara bagi Jufri.
Pada 9 Agustus 2025, kabar baik akhirnya datang. Bakamla menerima informasi bahwa Jufri telah diamankan di KBRI Tokyo. Proses pemulangan pun segera diatur, memastikan Jufri dapat kembali ke tanah air dengan selamat.
Momen Haru Kepulangan Jufri ke Manado
Setelah serangkaian upaya penyelamatan dan koordinasi yang panjang, Jufri Mokodompis akhirnya tiba di Bandara Sam Ratulangi Manado pada 14 Agustus 2025. Kedatangannya disambut dengan suasana haru yang menyelimuti koridor ruang tunggu bandara.
Tangis haru pecah saat Jufri terlihat keluar dari garbarata. Istri dan anaknya segera menghampiri, memeluk erat Jufri dalam momen penuh kelegaan dan kebahagiaan. Pertemuan ini menjadi puncak dari penantian panjang dan kekhawatiran yang mereka rasakan.
Dengan suara pelan, Jufri menyampaikan rasa syukurnya. "Terima kasih kepada Allah, saya bisa selamat dan bisa kembali bertemu dengan keluarga," ujarnya. Ia juga tidak lupa menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah membantunya.
Jufri Mokodompis secara khusus berterima kasih kepada Bakamla, kru kapal Asia Endeavor, Kementerian Luar Negeri, serta seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam proses penyelamatannya. Kisah ini menjadi bukti nyata solidaritas dan kerjasama dalam menghadapi bencana di laut.