24 Jam Lahirkan Inovasi: BNI Ventures Spark Arc Ideathon Dorong Solusi Fintech Inklusif
BNI Ventures Spark Arc Ideathon sukses menjaring ide-ide inovatif dari masyarakat untuk memecahkan tantangan fintech dan perbankan. Bagaimana inovasi ini lahir?

BNI Ventures, anak perusahaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, baru-baru ini sukses menyelenggarakan Spark Arc Ideathon. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian BNI WondrX 2025 yang bertujuan utama untuk menjaring ide-ide kreatif. Kompetisi ini berfokus pada pengembangan solusi inovatif di sektor teknologi finansial (fintech), kewirausahaan, serta pemecahan masalah bisnis.
Inisiatif ini dirancang untuk membuka ruang kolaborasi yang luas dengan masyarakat umum, termasuk mahasiswa dan individu. Peserta dapat mendaftar secara individu atau dalam tim, kemudian 45 peserta terpilih dibagi menjadi kelompok dengan format tim rintisan. Setiap tim terdiri dari hustler sebagai penggerak bisnis, hipster sebagai ahli desain, dan hacker sebagai pengembang teknologi.
Setiap kelompok diberi waktu 24 jam penuh untuk melakukan brainstorming intensif, menyusun strategi komprehensif, dan mempresentasikan solusi mereka. Tantangan yang diberikan dalam Ideathon ini berasal langsung dari permasalahan nyata yang dihadapi oleh industri perbankan dan fintech di bawah BNI Group.
Membuka Ruang Kolaborasi untuk Inovasi Perbankan
CEO BNI Ventures, Eddi Danusaputro, menegaskan bahwa Spark Arc Ideathon adalah platform penting untuk kolaborasi. Menurutnya, solusi inovatif bagi industri perbankan tidak harus selalu berasal dari internal perusahaan. Banyak peluang dan "problem statement" di BNI Group yang justru dapat dipecahkan melalui ide-ide segar dari masyarakat luas.
Program ini secara spesifik dirancang untuk menjangkau berbagai kalangan, baik mahasiswa maupun masyarakat umum yang memiliki minat. Keterlibatan pihak eksternal diharapkan mampu membawa perspektif baru. Ini juga mendorong munculnya inovasi yang relevan dengan kebutuhan pasar.
Pendekatan ini menunjukkan komitmen BNI Ventures dalam mencari terobosan. Mereka percaya bahwa ide-ide terbaik seringkali lahir dari keberagaman pemikiran. Ini sejalan dengan semangat untuk terus beradaptasi dengan dinamika industri yang cepat berubah.
Inovasi 'Whatsapp Super 46' untuk Agen 46 di Wilayah 3T
Salah satu tim yang berhasil menarik perhatian dewan juri dan keluar sebagai pemenang adalah tim Sparkling. Mereka mengajukan ide brilian bernama "Whatsapp Super 46" yang dirancang khusus untuk meningkatkan performa Agen 46. Fokus utama inovasi ini adalah agen yang beroperasi di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).
Anggota tim Sparkling, Apri Haryono Hafid, menjelaskan bahwa solusi mereka sangat sederhana namun efektif. Ide ini memanfaatkan aplikasi percakapan WhatsApp yang sudah sangat akrab dan umum digunakan oleh masyarakat. Ini memungkinkan nasabah untuk melakukan verifikasi, berinteraksi, bahkan langsung mendaftar Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui platform tersebut.
Inovasi ini menjawab kebutuhan mendesak untuk meningkatkan produktivitas agen di daerah terpencil. Dengan menggunakan teknologi yang sudah familiar, hambatan aksesibilitas dan penggunaan aplikasi baru dapat diminimalisir. Ini berpotensi memperluas jangkauan layanan perbankan.
Memanfaatkan Platform Relevan untuk Inklusi Keuangan
Aisyah, anggota tim Sparkling lainnya, menambahkan bahwa ide "Whatsapp Super 46" lahir dari pemahaman mendalam akan kebutuhan riil di lapangan. Ia menyoroti fakta bahwa banyak penduduk di daerah 3T memiliki keterbatasan memori ponsel. Hal ini membuat mereka enggan mengunduh aplikasi baru yang memakan banyak ruang penyimpanan.
Oleh karena itu, pemilihan WhatsApp sebagai platform utama menjadi sangat strategis. Aplikasi ini tidak hanya relevan tetapi juga sangat mudah diakses oleh mayoritas masyarakat. Pendekatan ini memastikan bahwa solusi yang ditawarkan dapat diadopsi secara luas tanpa menimbulkan kendala teknis.
Tim Sparkling memiliki harapan besar agar gagasan mereka dapat dikembangkan lebih lanjut bersama BNI. Mereka percaya bahwa inovasi ini akan memberikan manfaat signifikan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah. Ini mendukung inklusi keuangan dan pertumbuhan ekonomi lokal secara berkelanjutan.