30% Pekerja Pabrik Nike dan Adidas di Dunia Adalah Orang Indonesia
Indonesia menjadi pusat manufaktur global, dengan 30% pekerja pabrik Nike dan Adidas berasal dari Indonesia, menunjukkan daya saing manufaktur dalam negeri yang diakui dunia.

Indonesia kini memainkan peran penting dalam industri alas kaki dan pakaian olahraga global. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, 30 persen pekerja pabrik Nike dan Adidas di seluruh dunia berasal dari Indonesia. Hal ini menunjukkan pengakuan dunia terhadap daya saing manufaktur Indonesia, sekaligus membuka peluang kerja yang lebih luas bagi pekerja Indonesia.
Febri Hendri Antoni Arif, juru bicara Kementerian Perindustrian, menyatakan bahwa kontribusi Indonesia yang mencapai hampir 30 persen dari total pekerja pabrik Adidas dan Nike secara global merupakan bukti nyata daya saing manufaktur Indonesia di mata dunia. Pernyataan ini disampaikan pada Senin lalu. Kenaikan jumlah pekerja ini juga didorong oleh pergeseran pusat produksi dari negara-negara seperti China, Vietnam, dan Kamboja ke Indonesia.
Keberhasilan Indonesia menarik alokasi produksi dari dua raksasa global ini juga berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja. Data Kementerian Perindustrian mencatat pertumbuhan jumlah pekerja di sektor alas kaki dan pakaian jadi pada tahun 2024.
Pertumbuhan Sektor Alas Kaki dan Pakaian Jadi
Pada sektor alas kaki, tercatat ada 7.644 pekerja baru yang direkrut pada tahun 2024, meningkat 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah total pekerja di sektor ini mencapai 271.774 orang. Sementara itu, pertumbuhan perekrutan di sektor pakaian jadi lebih pesat, dengan penambahan 10.013 pekerja atau meningkat 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Total pekerja di sektor ini mencapai 36.409 orang.
Kebanyakan pabrik pemasok Nike dan Adidas di Indonesia dimiliki oleh investor asing, terutama dari China, Korea Selatan, dan Taiwan. Investor-investor ini secara aktif memperluas kapasitas produksi dengan merekrut lebih banyak pekerja. Contohnya adalah Ontide dari Korea Selatan dan Korrun dari Vietnam yang terus berinvestasi di Indonesia.
Meskipun demikian, terdapat beberapa perusahaan yang mengalami penurunan jumlah pekerja. PT Pancaprima Ekabrothers misalnya, mengalami penurunan jumlah pekerja sebesar 10,9 persen. Di sisi lain, Adidas tengah menjajaki pembukaan pabrik baru di Indonesia melalui mitra lokal seperti PT Adonia dan PT Aroma.
Ekspor yang Meningkat dan Prospek Masa Depan
Kinerja ekspor alas kaki dan pakaian jadi Indonesia juga menunjukkan tren positif pada tahun 2024, mencapai US$ 11,2 miliar. Kementerian Perindustrian melihat tren positif ini sebagai peluang besar untuk memperkuat industri dalam negeri, membuka lapangan kerja baru, dan memberikan efek pengganda yang besar bagi perekonomian Indonesia.
Pemerintah berkomitmen untuk terus menciptakan iklim investasi yang kondusif, meningkatkan keterampilan tenaga kerja, dan memperkuat infrastruktur industri agar Indonesia menjadi mitra strategis dalam rantai pasokan global. Hal ini diharapkan dapat semakin meningkatkan daya saing Indonesia di pasar internasional dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.
Dengan peningkatan jumlah pekerja dan ekspor yang signifikan, Indonesia semakin memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri alas kaki dan pakaian olahraga global. Hal ini menunjukkan keberhasilan Indonesia dalam menarik investasi asing dan menciptakan lapangan kerja yang berdampak positif pada perekonomian nasional.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari upaya pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif dan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Dengan terus meningkatkan daya saing dan kualitas produk, Indonesia diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan posisinya di pasar global.