315 Kasus Diabetes Melitus di Jayawijaya Sepanjang 2024, Rendahnya Kesadaran Masyarakat Jadi Kendala
Dinas Kesehatan Jayawijaya menangani 315 kasus diabetes melitus sepanjang 2024, jauh di bawah target, dengan rendahnya kesadaran masyarakat periksa kesehatan menjadi kendala utama.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, telah menangani 315 kasus diabetes melitus hingga akhir tahun 2024. Penanganan kasus ini dilakukan di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, sepanjang tahun ini. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan menjadi kendala utama dalam upaya penanganan penyakit kronis tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Jayawijaya, Theresia F Resubun, mengungkapkan bahwa jumlah kasus diabetes melitus yang ditangani masih jauh di bawah target yang telah ditetapkan. "Penyakit ini sering dianggap sepele, padahal jika tidak ditangani dengan baik dapat berakibat fatal," ujar Theresia dalam wawancara via telepon pada Senin lalu.
Meskipun jumlah kasus yang ditangani terbilang rendah, Dinkes Jayawijaya tetap berkomitmen untuk meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian diabetes melitus di wilayah tersebut. Tantangan terbesar saat ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan perawatan penyakit ini.
Rendahnya Kesadaran Masyarakat Periksa Kesehatan
Theresia menjelaskan bahwa rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri menjadi kendala utama dalam penanganan diabetes melitus di Jayawijaya. "Masyarakat yang memiliki kesadaran untuk memeriksakan diri masih sangat kurang," katanya. Padahal, fasilitas pelayanan pemeriksaan kesehatan tersedia di 37 puskesmas yang tersebar di 40 distrik di Kabupaten Jayawijaya.
Ia menambahkan bahwa meskipun pelayanan kesehatan tersedia luas, banyak masyarakat yang belum memanfaatkannya. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya informasi, keterbatasan akses, dan kurangnya pemahaman tentang pentingnya deteksi dini diabetes melitus.
Dinkes Jayawijaya berupaya mengatasi kendala ini melalui berbagai program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Upaya tersebut antara lain meliputi penyuluhan kesehatan di tingkat desa dan kampung, serta pemanfaatan media massa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Target penanganan penyakit diabetes melitus pada tahun 2024 adalah 4.953 kasus. Namun, realisasi hingga akhir tahun hanya mencapai 315 kasus atau 6,36 persen dari target. Hal ini menunjukkan masih banyaknya pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi penderita diabetes melitus di Jayawijaya.
Gejala Diabetes Melitus dan Imbauan Dinkes
Beberapa gejala umum diabetes melitus antara lain peningkatan rasa haus, peningkatan frekuensi buang air kecil, mudah lelah, penurunan berat badan secara tiba-tiba, dan penglihatan yang tiba-tiba menjadi kabur. Masyarakat diimbau untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat jika mengalami gejala-gejala tersebut.
Theresia berharap agar masyarakat lebih proaktif dalam menjaga kesehatan mereka. "Penyakit apapun, jika ditangani secara baik, maka tingkat kesembuhannya akan tinggi. Kami berharap masyarakat untuk datang ke puskesmas untuk memeriksakan diri ketika mengalami gejala diabetes," pesannya.
Dinkes Jayawijaya berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan kesehatan dan edukasi kepada masyarakat guna menekan angka penderita diabetes melitus di wilayah tersebut. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan perawatan yang tepat merupakan kunci keberhasilan dalam upaya pengendalian penyakit ini.
Dengan adanya akses yang lebih mudah ke fasilitas kesehatan dan peningkatan kesadaran masyarakat, diharapkan angka kasus diabetes melitus di Jayawijaya dapat ditekan di masa mendatang.