35 Doktor Baru dari Pesantren Jatim di Tahun 2025: Penguatan NU Menuju Indonesia Emas
Gubernur Jawa Timur Khofifah mengumumkan akan ada 35 doktor baru dari pesantren di Jawa Timur pada tahun 2025, sebagai upaya penguatan sumber daya manusia Nahdlatul Ulama (NU) dalam menghadapi tantangan Indonesia Emas 2045.

Khofifah umumkan kabar gembira: 35 doktor baru akan lahir dari pesantren di Jawa Timur pada tahun 2025. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa pada resepsi Harlah ke-102 Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jumat (24/1).
Acara yang dihadiri ribuan ulama dan kader NU ini menjadi saksi bisu atas komitmen peningkatan sumber daya manusia (SDM) di lingkungan pesantren. Khofifah menekankan pentingnya peran 35 doktor baru tersebut, termasuk lulusan Ma'had Aly, bagi penguatan NU Jawa Timur dalam menyambut Indonesia Emas 2045.
Bukan hanya doktor: Selain kabar baik tersebut, Khofifah juga menyampaikan berita bahwa 51 ulama muda akan lulus dari Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir pada Maret 2025. Kehadiran para ulama muda ini akan semakin memperkuat jaringan dan keilmuan NU.
Tantangan Indonesia Emas 2045: Khofifah juga menyoroti tantangan besar Indonesia dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, khususnya dalam hal pengentasan kemiskinan. Ia menyebutkan target kemiskinan di angka 2 persen, sementara angka kemiskinan saat ini masih mendekati 9 persen.
Peran NU di era modern: Khofifah berharap NU, dengan banyaknya profesional, guru besar, dan profesor di dalamnya, dapat mengambil peran penting dalam mengatasi permasalahan kemiskinan. Jawa Timur, dengan mayoritas penduduknya merupakan Nahdliyin, diharapkan dapat menjadi pionir dalam pencapaian target tersebut.
Dukungan Tokoh Penting: Peringatan Harlah ke-102 NU di Ponpes Nurul Jadid ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, termasuk Wakil Ketua PBNU KH Zoelfa Musthofa, Wakil Rais PBNU KH Anwar Iskandar, Rais PWNU Jatim KH Anwar Mansyur, dan PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudz. Kehadiran mereka semakin menegaskan komitmen bersama dalam memajukan NU dan Indonesia.
Kesimpulan: Kabar gembira tentang lahirnya 35 doktor baru dari pesantren di Jawa Timur merupakan langkah strategis dalam memperkuat kapasitas NU dalam menghadapi tantangan di masa depan. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 dan menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.