42 Kasus HIV/AIDS Tercatat di Balangan, Kalsel pada 2024: Dinkes Gencar Lakukan Skrining
Dinas Kesehatan Balangan mencatat 42 kasus HIV/AIDS pada 2024, dengan 12 kasus baru, dan gencar melakukan skrining serta pengobatan gratis untuk menekan penyebaran.

Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, mencatat peningkatan kasus HIV/AIDS pada tahun 2024. Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat melaporkan total 42 kasus, termasuk 12 kasus baru yang teridentifikasi. Hal ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyebaran virus mematikan ini. Upaya penanganan yang dilakukan meliputi skrining dini, perawatan, dan pengobatan gratis bagi para penderita.
Plt. Kepala Dinkes Kabupaten Balangan, Ahmad Sauki, mengungkapkan bahwa satu pasien baru HIV/AIDS bahkan baru saja menjalani perawatan di RSUD Datu Kandang Haji pada Januari 2025. Angka ini menunjukkan pentingnya langkah-langkah preventif dan deteksi dini untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran HIV/AIDS di Balangan. Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus berupaya menekan angka kasus ini.
"Hingga akhir 2024, tercatat ada 12 kasus baru yang menambah total jumlah pasien yang terdata menjadi 42 orang," ungkap Ahmad Sauki dalam keterangannya di Paringin, Senin. Beliau juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin guna deteksi dini dan pencegahan penyebaran HIV/AIDS.
Langkah-langkah Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Balangan
Dinkes Kabupaten Balangan telah mengambil berbagai langkah strategis untuk menekan angka penyebaran HIV/AIDS. Salah satu upaya yang diprioritaskan adalah memperluas cakupan skrining HIV/AIDS. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi kasus secara dini sehingga penanganan dapat dilakukan dengan cepat dan efektif. Skrining ini tidak hanya menyasar kelompok berisiko tinggi, tetapi juga dilakukan secara rutin di berbagai sektor, termasuk perusahaan dan pekerja lepas.
Selain skrining, Dinkes Balangan juga menyediakan layanan pengobatan HIV/AIDS secara gratis bagi masyarakat. Ketersediaan pengobatan gratis ini diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap perawatan medis yang berkualitas dan terjangkau. Dengan demikian, diharapkan angka kesembuhan dan kualitas hidup para penderita HIV/AIDS dapat meningkat.
Tidak hanya itu, Dinkes Balangan juga menjalin kemitraan dengan komunitas yang terdampak HIV/AIDS. Kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, dengan melibatkan langsung komunitas yang memahami tantangan dan kebutuhan para penderita.
Perbandingan Kasus HIV/AIDS di Kalimantan Selatan
Data dari Pelaksana Tugas Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Kalsel, Husnul Hatimah, menunjukkan peningkatan kasus HIV/AIDS di Kalimantan Selatan setiap tahunnya. Pada tahun 2020 tercatat 341 kasus, meningkat menjadi 389 kasus pada 2021, 552 kasus pada 2022, dan mencapai 786 kasus pada 2023. Angka ini menunjukkan tren peningkatan yang perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah provinsi.
Dari 13 kota/kabupaten di Kalimantan Selatan, Kota Banjarmasin tercatat memiliki jumlah penderita HIV/AIDS tertinggi, sementara Kabupaten Barito Kuala (Batola) memiliki jumlah terendah. Perbedaan angka ini menunjukkan adanya disparitas dalam penyebaran HIV/AIDS di berbagai wilayah di Kalimantan Selatan, yang perlu dikaji lebih lanjut untuk menentukan strategi penanggulangan yang lebih efektif dan tertarget.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinkes Balangan patut diapresiasi. Namun, dibutuhkan kerjasama dan kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menekan angka penyebaran HIV/AIDS. Pentingnya deteksi dini dan pengobatan yang tepat waktu sangat krusial dalam upaya penanggulangan penyakit ini.