70 Kapal Siap Berlayar: Aktivis Indonesia Bergabung Aksi Global Tembus Blokade Gaza Israel yang Berlangsung 18 Tahun
Aktivis Indonesia melalui Sumud Nusantara bersiap bergabung dalam Global Sumud Flotilla untuk Aksi Tembus Blokade Gaza Israel yang telah berlangsung 18 tahun. Bagaimana persiapan mereka?

Aktivis Indonesia, tergabung dalam Sumud Nusantara, bersiap untuk sebuah misi kemanusiaan besar. Mereka akan bergabung dengan Global Sumud Flotilla yang bertujuan menembus blokade Israel di Gaza. Aksi ini direncanakan berlangsung pada akhir bulan Agustus mendatang.
Sebanyak 70 kapal dari 44 negara akan berpartisipasi dalam "Badai Kapal" ini. Misi ini diharapkan membawa bantuan kemanusiaan vital bagi penduduk Gaza. Blokade yang telah berlangsung selama 18 tahun ini telah menyebabkan krisis mendalam.
Presidium Aqsa Working Group (AWG), Rifa Berliana Arifin, menyatakan komitmen kuat Indonesia. Beberapa NGO nasional turut serta, seperti AWG dan International Networking for Humanitarian (INH). Mereka bertekad untuk menyalurkan bantuan langsung kepada warga Gaza.
Strategi dan Partisipasi Global dalam Misi Kemanusiaan
Rifa Berliana Arifin baru saja menghadiri pertemuan Global Sumud Flotilla di Tunisia. Pertemuan tersebut membahas latar belakang berdirinya gerakan ini secara mendalam. Mereka juga merumuskan persiapan teknis dan strategi menuju Gaza. Hal ini menunjukkan koordinasi internasional yang serius.
Pemilihan jalur laut menjadi krusial dalam misi ini. Menurut Rifa, jalur laut adalah satu-satunya alternatif yang memungkinkan secara hukum internasional. Jalur udara dan darat sangat ketat dijaga otoritas Zionis. Ini menjadi tantangan utama bagi konvoi kapal ini.
Perwakilan INH, Muhammad Husein, menyebutkan skala partisipasi yang masif. Sekitar 1.400 orang dari 44 negara akan ikut serta dalam armada kemanusiaan. Kapasitas setiap kapal terbatas, sekitar 20 orang per kapal. Beberapa negara bahkan bergabung dengan kapal negara lain.
Gerakan ini melibatkan banyak negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Amerika Serikat, dan banyak lainnya. Sumud Nusantara sendiri merupakan gabungan negara-negara Asia. Ini menunjukkan solidaritas global terhadap isu kemanusiaan di Gaza.
Melawan Blokade Ilegal dan Harapan Bantuan
Ketua MUI Pusat bidang Hubungan Luar Negeri, Sudarnoto Abdul Hakim, menegaskan ilegalitas blokade Gaza. Blokade ini melanggar hukum internasional, termasuk Konvensi Jenewa IV. Konvensi tersebut melarang hukuman kolektif terhadap warga sipil. Pernyataan ini memperkuat dasar hukum aksi flotilla.
Farid Zanzabil Al Ayubi dari AWG menyebut gerakan ini sebagai 'Badai Kapal'. Nama ini terinspirasi dari operasi Taufanul Aqsa. Mereka bertekad menembus blokade yang ada di Gaza. Tujuannya adalah memberikan bantuan makanan, minuman, dan kebutuhan pokok lainnya.
Global Sumud Flotilla bertujuan mengirimkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan. Selain itu, misi ini juga menyampaikan pesan kuat kepada dunia. Dunia tidak akan tinggal diam terhadap genosida dan blokade yang telah berlangsung lama. Ini adalah upaya untuk menyuarakan keadilan.
- Indonesia
- Malaysia
- Amerika Serikat
- Brasil
- Italia
- Maroko
- Sri Lanka
- Tunisia
- Belanda
- Kolombia
- dan puluhan lainnya.
- Indonesia
- Malaysia
- Filipina
- Maladewa
- Bangladesh
- Bhutan
- Thailand
- Sri Lanka
- Nepal
- Pakistan