87,81 Hektare Lahan di Riau Terbakar, BNPB Pastikan Penanganan Terus Dilakukan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan kebakaran lahan seluas 87,81 hektare di Riau, dan penanganan masih terus dilakukan oleh tim gabungan.

Kebakaran lahan yang terjadi di delapan wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Riau telah menghanguskan sedikitnya 87,81 hektare lahan mineral. Hal ini dikonfirmasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada periode Januari hingga April 2024. Kejadian ini menimbulkan keprihatinan mengingat dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat Riau.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan bahwa hingga tanggal 30 April 2024, luas lahan yang terbakar mencapai 87,81 hektare. Lahan tersebut tersebar di Kabupaten Bengkalis, Siak, Kepulauan Meranti, Indragiri Hilir, Kampar, Pelalawan, Kota Dumai, dan Pekanbaru. Tim gabungan terus bekerja keras untuk mengatasi kebakaran ini.
Penanganan kebakaran lahan melibatkan tim gabungan dari pemerintah daerah, TNI, Polri, dan Manggala Agni Kementerian Kehutanan. Tim tersebut tidak hanya berupaya memadamkan api, tetapi juga memantau titik panas (hotspot) untuk mencegah meluasnya kebakaran ke wilayah lain di Riau yang rawan terbakar.
Penanganan Kebakaran Lahan di Riau
BNPB, sebagai koordinator Desk Karhutla, melaporkan bahwa Provinsi Riau mengalami 374 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dalam satu dekade terakhir (2014-2024). Angka ini setara dengan 41,75 persen dari total bencana di Riau dan menempati urutan kedua setelah banjir. Jumlah kasus karhutla di Riau mencapai puncaknya pada tahun 2023 dengan 176 kasus, namun mengalami penurunan drastis pada tahun 2024 menjadi 10 kejadian.
Untuk mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan selama musim kemarau yang diprediksi puncaknya terjadi pada bulan Juni-Juli, Gubernur Riau dan sejumlah bupati/wali kota telah menetapkan status tanggap darurat karhutla. Langkah ini dinilai penting untuk mempercepat dan mengoptimalkan distribusi sumber daya, baik tenaga, anggaran, maupun teknis penanggulangan karhutla di Provinsi Riau.
Kepala BNPB, Suharyanto, dalam rapat koordinasi kesiapsiagaan karhutla nasional di Pekanbaru pada tanggal 29 April 2024, menekankan pentingnya kesiapsiagaan bersama untuk meminimalkan risiko bencana hidrometeorologi kering selama musim kemarau. "Kesiapsiagaan menjadi tugas yang dilakukan secara bersama-sama demi meminimalkan risiko dari potensi bencana hidrometeorologi kering selama menghadapi musim kemarau tahun ini," tegasnya.
Langkah-langkah yang Dilakukan:
- Pemadaman api oleh tim gabungan.
- Pemantauan hotspot untuk mencegah perluasan kebakaran.
- Penetapan status tanggap darurat karhutla.
- Koordinasi antar instansi terkait.
Meskipun terjadi penurunan kasus karhutla di tahun 2024, kewaspadaan tetap diperlukan. Penetapan status tanggap darurat dan upaya pencegahan yang proaktif diharapkan dapat menekan angka kebakaran lahan dan melindungi lingkungan di Provinsi Riau.