Airlangga Hartarto: Pelemahan Rupiah Terkini Masih dalam Koridor Wajar
Menko Airlangga Hartarto menyatakan fluktuasi nilai tukar rupiah yang melemah masih dalam koridor wajar, didorong faktor eksternal dan diyakini akan kembali pulih.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memberikan pernyataan resmi terkait pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir. Beliau menjelaskan bahwa fluktuasi tersebut merupakan hal yang lumrah dalam dinamika pasar dan masih berada dalam batas yang dapat diterima. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Airlangga saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu.
Airlangga menekankan kekuatan fundamental ekonomi Indonesia sebagai faktor penopang utama. Beliau juga menyinggung sentimen positif dari hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Mandiri dan Bank BRI sebagai indikator optimisme pasar. "Ya kan ini harian kan, nanti kita lihat. Fundamental ekonomi kita kuat, pasar juga sudah rebound kemarin. Ekspektasi mengenai Rapat Umum Pemegang Saham Bank Mandiri dan Bank BRI juga baik outcomenya," ujar Airlangga.
Meskipun mengakui adanya faktor eksternal yang turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah, Airlangga tetap optimis. Ia menyebut beberapa faktor sentimen global sebagai penyebab pelemahan, namun tetap meyakini bahwa kondisi ini bersifat sementara. "Ya kan kita sudah melihat, tentu masih ada beberapa faktor sentimental luar," tambahnya.
Faktor Eksternal dan Dinamika Pasar
Menanggapi pertanyaan mengenai rencana pembahasan kondisi rupiah dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto, Airlangga menegaskan bahwa pergerakan naik turun nilai rupiah merupakan hal yang wajar dalam sistem ekonomi. "Kalau rupiah kan naik-turun," katanya singkat, menyiratkan keyakinan akan pemulihan nilai tukar.
Meskipun sempat mengalami pelemahan cukup tajam, mencapai titik terendah di tahun 2025 yaitu Rp16.611 per dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa (25/3), Airlangga tetap optimistis. Ia menekankan bahwa pasar keuangan akan kembali pulih. "Kan naik lagi, rebound lagi," ujarnya, menunjukkan keyakinan akan kemampuan pasar untuk memperbaiki diri.
Terkait penurunan nilai tukar yang kembali terjadi setelah sempat mengalami kenaikan, Airlangga kembali menegaskan sifat dinamis dari pergerakan nilai tukar. "Nanti rebound lagi," tegasnya, menyampaikan pesan optimisme dan keyakinan akan pemulihan.
Pemerintah, lanjut Airlangga, terus memantau perkembangan ekonomi dan menyiapkan langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah dinamika pasar global yang penuh tantangan. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Peran Bank Indonesia (BI)
Bank Indonesia (BI) memberikan penjelasan terkait pelemahan rupiah. BI menyatakan bahwa faktor global yang masih penuh ketidakpastian menjadi penyebab utama pelemahan rupiah hingga mencapai level terendah di tahun 2025. Penjelasan BI ini selaras dengan pernyataan Menko Airlangga mengenai pengaruh faktor eksternal.
BI, sebagai otoritas moneter, tentunya memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Langkah-langkah yang diambil BI untuk mengendalikan fluktuasi nilai tukar akan sangat menentukan dalam menjaga kepercayaan pasar dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Ke depan, koordinasi yang baik antara pemerintah dan BI akan sangat krusial dalam menghadapi tantangan global yang berdampak pada nilai tukar rupiah. Transparansi informasi dan komunikasi yang efektif kepada publik juga perlu ditingkatkan untuk mengurangi spekulasi dan menjaga kepercayaan masyarakat.
Secara keseluruhan, pernyataan Menko Airlangga Hartarto memberikan gambaran optimistis meskipun mengakui adanya tantangan. Pemerintah dan BI terus bekerja untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah dinamika pasar global.