Akademisi China Teliti Persepsi Media Indonesia terhadap Kerja Sama RI-China
Mahasiswa dan akademisi Guangdong University of Foreign Studies meneliti pemberitaan ANTARA tentang kerja sama Indonesia-China, khususnya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, untuk memahami persepsi publik dan peran media.

Sejumlah akademisi dan mahasiswa dari Guangdong University of Foreign Studies (GDUFS), China, melakukan penelitian di Indonesia dengan fokus pada pemberitaan kerja sama bilateral antara Indonesia dan China. Penelitian ini, yang salah satunya melibatkan Lembaga Kantor Berita Nasional Antara (ANTARA), bertujuan untuk memahami persepsi publik dan peran media dalam membentuk opini terkait kerja sama tersebut. Kunjungan mereka ke Kantor Berita Antara di Jakarta menjadi bagian penting dari proses pengumpulan data.
Associate Professor Sekolah Jurnalistik dan Komunikasi GDUFS, Liu Pei, menjelaskan bahwa pemilihan ANTARA sebagai subjek penelitian didasarkan pada statusnya sebagai kantor berita nasional Indonesia. Menurut Liu, penelitian ini akan menelaah bagaimana kerja sama bilateral dapat dipertahankan dan ditingkatkan, termasuk peran media dalam memberitakan kerja sama tersebut. Ia juga menekankan pentingnya mencari titik temu antara kedua bangsa untuk membangun hubungan yang lebih baik.
Penelitian ini akan secara khusus menganalisis persepsi dan pemberitaan proyek-proyek kerja sama besar antara Indonesia dan China, seperti proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Proyek infrastruktur berskala besar ini, menurut Liu, seringkali memicu beragam respons dari berbagai pihak, termasuk media yang memberitakannya dari berbagai sudut pandang, baik positif maupun negatif. Memahami dinamika ini menjadi kunci dalam penelitian yang dilakukan oleh tim dari GDUFS.
Memahami Persepsi Global terhadap Proyek Kerja Sama
Liu Pei menjelaskan bahwa penelitian ini ingin memahami citra proyek kereta cepat China di mata dunia, termasuk Indonesia. Aspek penting lainnya yang diteliti adalah bentuk-bentuk kerja sama yang terjalin antara pemerintah China dengan media Indonesia, serta bagaimana media asing memandang proyek-proyek tersebut. Dengan memahami berbagai perspektif, diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang dampak kerja sama ini.
Penelitian ini juga akan menelaah bagaimana media, khususnya ANTARA, berperan dalam membentuk opini publik di Indonesia. Liu menekankan pentingnya peran kantor berita nasional dalam menjaga stabilitas negara dan menyebarkan informasi yang sesuai dengan kepentingan nasional kepada dunia internasional. ANTARA, sebagai salah satu sumber informasi utama di Indonesia, memiliki pengaruh signifikan dalam membentuk persepsi publik.
Selama kunjungan ke ANTARA Heritage Center (AHC), tim peneliti dari GDUFS berdiskusi dengan Direktur Pemberitaan ANTARA, Irfan Junaidi, dan perwakilan redaksi. Diskusi tersebut membahas persepsi kerja sama RI-China di mata masyarakat dan media Indonesia, serta pemberitaan terkait KCJB di berbagai platform ANTARA. Pertukaran informasi ini diharapkan dapat memperkaya data penelitian dan memberikan wawasan yang lebih mendalam.
Kerja Sama dengan Lembaga Lain di Indonesia
Selain mengunjungi ANTARA, delegasi akademisi GDUFS juga melakukan kunjungan ke beberapa lembaga lain di Indonesia. Mereka bertemu dengan perwakilan Universitas Indonesia, stasiun televisi swasta, dan lembaga riset nasional untuk mengumpulkan data dan perspektif yang lebih beragam. Langkah ini menunjukkan komitmen tim peneliti untuk mendapatkan data yang komprehensif dan representatif.
Penelitian yang dilakukan oleh akademisi GDUFS ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berharga dalam memahami dinamika kerja sama Indonesia-China, khususnya peran media dalam membentuk persepsi publik. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam meningkatkan komunikasi publik dan membangun hubungan yang lebih baik antara kedua negara.
Dengan memahami bagaimana media Indonesia memberitakan kerja sama RI-China, khususnya proyek-proyek infrastruktur besar seperti KCJB, diharapkan dapat tercipta pemahaman yang lebih baik tentang persepsi publik dan dampaknya terhadap hubungan bilateral kedua negara. Penelitian ini menjadi langkah penting dalam membangun jembatan komunikasi yang lebih efektif dan transparan.
Kesimpulannya, penelitian yang dilakukan oleh akademisi China ini memberikan perspektif yang menarik tentang bagaimana media berperan dalam membentuk opini publik terkait kerja sama internasional. Dengan melibatkan berbagai sumber informasi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif dan objektif.